Happy reading😊😊Betrand sangat frustrasi dengan berakhirnya hubungannya dengan Tami. Maka dalam keadaan seperti ini, satu-satunya tempat pelariannya adalah membenamkan diri dengan pekerjaanya.
Dia tidak mengenal malam atau pun pagi yang dia tau adalah bekerja terus-menerus, bahkan dia mengerjakan sesuatu yang tidak perlu di kerjakan. Tidak ada kata berhenti untuknya karena dia takut jika sedikit saja dia berhenti, bayangan Tami akan memenuhi kepalanya menyiksa batinnya dan dia akan kembali bersedih ria lagi.
Bahkan kariawannya bolak-balik mengitipnya di ruangnya tapi tidak ada seorang pun berani menganggunya atau sekadar mengingatkannya untuk beristrahat.
Saat dia megikuti rapat pun dia membentak semua yang berkumpul di situ, dia tidak peduli kalau yang mengikuti rapat itu banyak yang lebih tua darinya.
“Ada apa dengan angka-angka itu?” sergahnya pada menejernya sedang mempresentasikan laporan bulanan di depan.
“Tidak seharusnya begitu. Revisi ulang.” Bentaknya.
“Salahnya di mana?” desas-desus semua yang sedang mengikuti rapat.
“Jangan tanya saya cari sendiri, serahkan pada saya yang benarnya malam ini.” Kata Betrand dingin dan meninggalkan mereka semua dengan kesal.
“Siapa yang membuat buruk hati pak Betrand?” tanya sekretarisnya.
“Huh ... kalau aku tau, aku akan menjambak rambut orang itu, beraninya dia merusak suasana hati Boss kita tercinta, gara-gara dia perkerjaan kita semua jadi terhambat begini.” jawab temannya lesu.
***
“Kamu di mana?” tanya Clarine pada Betrand di telpon. Dari sekretaris Betrand dia mendengar bahwa Betrand tidak pernah meniggalkan ruang kerjanya.
“Aku masih di hotel.” jawab Betrand, terdengar suara parau Betrand dari telpon.
“Kamu gila? ini sudah jam tiga dini hari, kenapa kamu masih di sana jam segini?”
“Aku lelah.” Bisik Betrand dari telpon.
“Kamu sedang di ruang kerjamu?” Tanya Clarine panik.“Hmm ...” gumam Betrand lalu mematikan sembungan telpon itu.
“Hallo Betrand,” panggil Calrine.
“Betrand,” panggilnya lagi tapi Betrand tidak menyahut.
“Sial.” Desis Clarine.
Dengan cepat Clarine mengambil kunci mobilnya dan jaket yang tergantung di belekang pintu kamarnya dan langsung bergegas menuju Trans Garnet Hotel.
Clarine membuka ruang kerja Betrand tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu dan langsung membelalakan mata melihat Betrand yang berpenampilan awutan-awutan.Betrand sedang duduk bersandar di kursinya matanya menerawang jauh dan bukan hanya itu Betrand tengah menikmati red wine.
Clarine berjalan menghampiri Betrand “Ada apa dengan mu?” Tanya Clarine kuatir.
“Kamu mau minum dengan ku?” tawar Betrand santai sambil mengancungkan gelas wine itu di depan Clarine.
“Ada apa denganmu? Matamu sangat kelelahan kenapa tidak pulang dan istrahat?”
“Ada kabar baik untukmu.” Ujar Betrand tanpa menghiraukan pertanyaan Clarine.
“Kabar baik apa?"
“Ayo menikah, kita menikah secepatnya.”
kata Betrand sambil berdiri mendekati Clarine.“Apa?!” Clarine sangat terkejut dengan perkataan Betrand barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Dalam Mimpi
RomanceCerita ini sudah tamat penulis belum menyempurnakan tulisannya masih ada penulisan yang salah dan tanda baca yg tidak sesuai. Harap di maklumi. Terimakasih pada pembaca yang menghargai karya pertama saya dengan meninggalkan komen dan vote Entah apa...