dua puluh tujuh

33 3 0
                                    

Happy reading

enjoy

“Kita sudah sampai.” Kata Betrand setelah mereka sampai di di tepi sungai kecil. Tami tidak tau apakah itu sungi buatan atau sungai alami karena bentuk sungai itu sangat unik.

Betrand duduk di rumput hijau tempatnya tadi berdiri, dia melihat Tami yang sedang bingung.

“Ayo duduk di sini.” ajak Betrand sambil menepuk-nepuk rumput di sebelahnya.

“Kenapa di sini gelap sekali?” tanya Tami setelah menyadari tidak ada penerangan di sekitar mereka.

“Tidak apa-apa biar hanya aku yang kamu lihat.” jawab Betrand santai

Tami pun duduk bergabung besama Betrand dan mengambil kerikil yang ada di sekitarnya dan melempar jauh di sungai itu.

“Kenapa kita harus datang ke sini? Ku kira ada yang ingin kamu tunjukan.”  Ucap Tami sedikit kecewa.

“Sebenarnya ada hanya saja kamu belum melihatnya.”

“Apa?” tanya Tami penasaran.

Betrand berdiri dari tempatnya “Tunggu sabentar.” ucapanya dan dia beejalan menuj rumput yang agak lebat. Betrand  menggoyangkan rumput itu dan dari sana  keluarlah kunang-kunang berterbangan mereka mengeluarkan cahaya mereka seperti lampu tumbler di kamar tidur Tami.

“Betrand” pekik Tami kegirangan dia pun berdiri dari tempatnya dan menghampiri Betrand

“Lihat mereka sangat cantik.” seru Tami sambil mengguncangkan lengan Betrand karena senang “Wah ... mereka sangat cantik.” Lanjutanya kegirangan.

Betrand melihat tangan Tami yang terus di guncangkan lengannya, Betrand merasa sangat nyaman ada kehangatan mengalir dari sentuhan Tami ke sekujur tubuhnya.

Tami sadar Betrand menatap tangannya dan dengan cepat dia melepaskan cengkramannya dari lengan Betrand dan merapikan rambutnya yang jatuh ke wajahnya duh gila, kok aku jadi salah tingkah begini?? bisik Tami dalam hati.

“Kamu suka?” tanya Betrand setelah mengendalikan kegugupannya.

“Suka, Betrand, trimakasih sudah membawa ku ke sini, ini adalah kali pertamanya melihat kunang-kunang secara langsung.” ujarnya dengan mata berbinar-binar “mereka sangat indah.” Tami masih terkagum-kagum melihat kunang-kunang yang menghiasi kegelap itu.

Melihat reaksi Tami jantung Betrand jadi berdebar-debar karena bahagia.
Betrand mendekati Tami yang masih terbengong-bengong menyaksikan keindahan di depan matanya.

“Tami,” panggil Betrand.

“Hmm?” guaman Tami sambil menoleh pada Betrand.

“Tami, aku sengaja mengajak mu ke sini karena ada yang ingin aku katakan.” Betrand berhenti sejenak dan mengambil nafas dalam dan menghembuskannya kembali.

“Aku sudah putus dangan Clarine.” Ungkap Betrand

Spontan Tami membelalakan mata kaget dan berkata dengan gugup, “Kenapa bisa? a ... apa karena  aku?”

“Bukan Tami, jangan menyalahkan diri mu, berakhirnya hubungan ku dengan Clarine itu karena aku, karena kami tidak sejalan lagi. Dan ketidak nyamanan ku dengan hubungan kami, sudah kurasakan jauh sebelum bertemu dengan mu, jadi hal itu sama sekali tidak ada sangkut-pautnya dengan mu.”

“Tami, aku tau aku bukanlah seseorang yang selama ini kamu tunggu tapi masih bisakah aku berharap, adakah sedikit ruang di hati mu untuk ku?”

Tami tidak bisa menahan getar di hatinya di sungguh terpana dengan kalimat Betrand.

Terjebak Dalam Mimpi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang