empat puluh

30 3 2
                                    

Satu minggu kemudian.

Betrand

Aku ada urusan di singapura selama seminggu, sekembaliku nanti, kita harus bertemu jangan menghindariku terus. Kuharap kamu mau.

Loph you❤

Tami sudah hampir seminggu membaca pesan itu. Matanya masih terpaku menatap benda persegi itu, sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Octami ... Tami ... Hei Jesica Octami ..." panggil Ririn di balik tirai itu.

"TAMI!!" teriak Ririn dan Tami pun langsung tersentak.

"Jangan melamun, sebentar lagi giliranmu. Kamu siap-siap ok?"

Tami mengangguk dan tersenyum lalu menyimpan handphonenya kembali

Panggung catwalk pecah di sambut riuh tepuk tangan para penonton, semua ammenggeleng-gelengkan kepala melihat para model terkenal memamerkan 30 gaun pengantin yang sangat indah yang di desain oleh Tami.

Acara itu sangat sukses apa lagi ketika salah satu gaun pengantin yang di buat Tami dari bulu burung merak tampil di catwalk, kabarnya gaun itu berukuran 10x7 meter dengan 20 ribu helai bulu burung merak dan di bandrol degan harga 11 miliar. Sungguh fantastis sampai semua merasa terpukau.

Pada saat semua model selesai berpose, di atas panggung catwalk, mereka pun berbaris memberi jalan pada Tami. Tami berjalan di tengah-tengah mereka berpose, dan memberi salam pada para penonton dengan menundukkan kepala beberapa kali.

Tidak hanya itu, Gio datang dan naik kepanggung dan memberi buket yang sangat besar pada Tami, Tami mengambil buket itu dangan senyum lebar lalu Gio memeluk Tami sekilas tak lupa dia juga mencim pipi kanan-kiri Tami.

"Terimakasih." ucap Tami.

Setelah acara selesai, Tami masih di wawancarai oleh awak media dengan beberapa model lainnya. Banyak apresiasi positif yang di berikan pada Tami, karya memikat hati banyak orang.

"Sekses Tam." seru Ririn kegirangan dia tidak banyangkan acaranya selancar ini.
"Nih jempolku buat kamu." Ririn mengacungkan jempolnya.

"Ini karena ada kamu, juga kalau aku sendri mah ... ini semua gak ada pa-apanya." bala Tami.

Gio menghampiri mereka berdua. "Hai ..." sapa Ririn, "Kmu bilang ada yang pengen kamu kenalin ke kita siapa sih?" tanya Ririn.

"Hmm ... penasaran amat, bentar aku panggil dulu dia lagi ngobrol sama seseorang."

Gio pergi sebentar sedangkan Ririn dan Tami saling bertatapan bingung lalu Ririn mengakat kedua bahunya "Kita lihat saja."

Lalu Gio kembali bersama seorang gadis berparas cantik tubuhnya kurus dan dan tinggi.

"Kenalin Sthephanie pacarku dan Sthepahanie kenalin ini teman-temanku ini Ririn dan ini Tami."

Ririn dan Tami menyalam Sthephanie sambil menyambut nama mereka masing-masing.

"Jadi ini Gi? satu bulan di Tokyo pulang-pulang kamu bawa gebetan." Canda Ririn.

"Yah mau Gimana lagi, sahabatmu gak mau nerima aku." sendir Gio. Tami hanya membalas dengan senyum menyesal.

"Tidak apa-apa, sekarang aku ketemu Sthephanie yang punya bisnis fashion juga." Gio merangkul bagu Sthephanie.

"Oh ya?" sahut Tami.

"saya pengusaha di bidang Fashion juga tapi tidak desainer sepertimu, padahal aku sangat ingin merancang busana sehebat dirimu." Kata sthephanie.

"Ohh ... Tidak terlalu hebat seperti yang kamu pikirkan." Tami merendah.

Terjebak Dalam Mimpi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang