tujuh

75 12 2
                                    

Hai-hai makasih dah lanjut baca
Tinggalin votmennya ya gays

Teater yang tadi penuh kini telah kosong, acara show telah berakhir namun mereka berdua masih di dalam teater. Betrand dengan rela meminjamkan pudaknya untuk sanggahan kepala Tami, dari tadi dia memperhatikan gadis itu yang berusaha menahan ngatuk, sebelum kepala Tami jatuh ke pundak laki-laki paruh baya yang ada di samping mereka, akhirnya dia menahan kepala Tami dan meletakan di pundaknya.

Betrand belum berniat membangunkan Tami sepertinya dia sangat kelelahan, namun dia tidak menolak keinginannya untuk memadang wajah Tami dari dekat, sedakat mungkin, yah ... secara kepala mereka hanya berjarak beberapa senti.

Betrand tidak bisa mendeskipsikan wajah Tami dengan kata. Intinya dia sangat cantik walau dengan cahaya lampu teater yang temeram namun wajah gadis itu seolah bercahaya dan yah ... Betrand akhirnya mengutuk dirinya sendiri karna tak bisa memalingkan matanya dan gadis itu pun akhirnya bangun.

"Acaranya sudah selesai?" tanya Tami masih setengah sadar. Dia mengangkat kepalanya dari pundak Betrand dan sesaat Betrand merasa kehilangan.

"Hmm ..."

"Ooh ... maaf aku ketiduran?"

"Tidak apa-apa."

"Makasih."

"Untuk?"

"Pundakmu."

"Ooh ya ...ya ..."

"......" mereka berdua diam

"Ayok ... ikut aku." Kata Betrand beberapa detik menit kemudian.

"Kemana?" Tanya Tami binggung.

"Udah ayok ikut saja." Betrand menarik tangan Tami, Tami pun tidak sempat komplain dan mengikuti Betrand.

Betrand membawa Tami di Zouk Club Dan Zouk Beach Club, Tami baru tau kalau ternyata ada Zouk Club di dalam Cuise Genting Dream, yah ... secara karena Tami memang belum sempat berkeliling Cruise itu.

Ruang itu di penuhi dengan orang yang sedang have fun menikmati malam mereka dengan para Dj handal dibawah lampu laser yang menyilaukan mata.

"Ayo kita ke situ." Ajak Betrand sambil menujuk di samping zouk, disitu ada tempat bermain biliar dan glow bowling. Tami ikut saja dengan patuh.

"Kamu tau main biliar?" Tanya Betrand

"Tidak."

"Bagaimana dengan bowling."

"Ah kalau itu sepertinya aku bisa." sahut Tami antusias.

"Ooh ... ok cetak skor sebanyak-banyaknya, coba kalahkan aku." tantang Betrand

"Siapa takut."

Tami lebih dulu menggelindingkan bola dan sayangnya Tami hanya menjatuhkan dua bowling.

"Ahh ... kok cuma dua?" kata Tami kecewa.

"Hahhaha ...  seharusnya kamu lebih belajar lagi bagaimana tekniknya."

Ketika giliran Betrand, dia menjatuhkan semua bowling yang tersusun rapi dan mencetak skor.

"Yes ... berhasil!!!" seru Betrand dengan semangat.

Saat Tami mencoba lagi, bolanya malah bergelinding ke arah lain dan tak satu pun bowling yang jatuh.

"Yahh ... gak seru," keluh Tami dengan kecewa "Ya sudahlah, aku nggak main lagi."

"Jangan gitu dong kamukan udah menerima tantangan ku," ujar Betrand, "Kapan terakhir kamu main bowling?"

"Waktu aku SMA."

Terjebak Dalam Mimpi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang