tiga

110 13 0
                                    

Hai-hai aku senag banget kalain dah lanjutin baca ceritaku
Aku bakal usahain update tiap hari tunggu bagian berikutnya juga ya....
************************************

"Dan kamu masih belum percaya?" gumam Tami setengah berbisik pada lelaki yang berdiri tepat di belakangnya.

"Ba-bagaimana mungkin?" tanya Betrand dengan terbata-bata matanya masih terbelalak lebar.

"Lalu kenapa kita masih berada di sini? Ayo kita cari dua orang anak kecil seperti yang di katakan Nenek tadi."

***
Setelah menyadarkan diri kalau mereka memang tidak salah lihat, mereka berdua memutuskan untuk mencari anak kecil yang di katakan oleh Nenek yang mereka jumpai di tengah tangga, di situ ada jalan setapak dan mereka berjalan di situ. Tami berjalan di depan dan Betrand berjalan mengikuti dari belakang tanpa berkata sepatah kata pun. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing, apa yang akan terjadi setelah ini.

"Ayo kejar kupu-kupunya." Dari kejauhan terdengar suara anak kecil.

"Dia terbang terlalu tinggi ..." Sahut suara yang lain.

Mendengar suara itu spontan langkah Tami dan Betrand berhenti.

"Dari mana asal suara itu?" Tanya Tami pada Betrand.

"Sepertinya dari arah depan, ayo kita terus jalan." sahut Betrand

Di tengah jalan setapak yang mereka jalani ada dua orang anak kecil yang sedang bermain, anak perempuan itu kira-kira berumur 7 tahun dan anak laki-lakinya beumur kira- kira 9 tahun.

Mereka bekejar-kejaran mengejar kupu-kupu yang sedang hinggap di kelopak bunga matahari. Kupu - kupu itu seolah tergangganggu dengan ulah anak kecil yang mengejar mereka, maka kupu -kupu itu pun terbang dari satu kelopak bunga ke kelopak lain berusaha melarikan diri dari kejahilan dua anak kecil itu.

"Ayolah ... jangan lari terus aku tidak akan melukaimu." Kata anak perempuan yang sangat manis itu.

"Lihat kupu-kupunya hinggap di
tanganku." Seru anak laki-laki yang terlihat lebih sulung.

"Wah ... lihatlah dia sangat cantik warnanya begitu indah." Kata anak perempuan itu mengagumi keindahan kupu-kupu itu sambil menjulurkan jari telunjuknya untuk mengelus sayap kupu-kupu itu, tapi kupu-kupu itu keburu terbang lagi.

"Yah ... dia terbang."

"Ayo kita kejar lagi!"

Melihat dua orang anak kecil yang sangat asyik bermain itu, Tami dan Betrand pun menghampiri mereka.

"Adek ..." sapa Tami dengan lembut
Kedua anak itu pun spontan menoleh melihat mereka berdua.

"Wah ... ada Kakak cantik" seru anak perempuan itu.

"Dek apa Kakak boleh tanya sesuatu?" kata Tami dengan tersenyum hangat.

"Pasti mau tanya jalan pulang." Tebak anak laki-laki itu.

"Kok kalian tau?" tanya Betrand heran.

"Ayo ikut kami." Ajak anak perempuan yang berambut coklat dan berlesung pipi itu sambil menarik tangan Tami
ban berlari-lari kecil mereka terus menuntun Tami dan Betrand.

Tami dan Betrand terus mengikuti dua anak kecil itu tanpa banyak tanya. Dari kejauhan mereka melihat pelangi yang membias, biasan pelangi itu terlihat sangat panjang busurnya dari langit sampai menyentuh tanah.

"Kakak melihat pelangi itu?" tanya anak perempuan sambil menujuk pelangi itu.

"Ia." Jawab Tami.

"Pelangi itu akan membawa Kakak dan abang pulang, jadi pergilah menuju pelangi itu berdirilah tepat pada cahanyanya dan tepat saat itu kalian akan pergi dari tempat ini." Jelas anak laki-laki itu.

Walau pun penjelasan kedua anak itu masih abstrak di pikiran Betrand dan Tami tapi mereka berdua mengikuti apa yang di katakan oleh dua anak kecil itu, sambil menuju ke arah pelangi itu, ada sesuatu yang terbesit di pikiran Betrand.

"Hmm ... jika kita benar-benar kembali kekehidupan nyata, apa kita akan bertemu kembali?" tanya Betrand pada Tami.

Jauh dari lubuk hati Betrand, bertemu dengan seorang gadis cantik seperti Tami itu bukanlah hal yang ingin di lupakannya cepat atau lambat.

"Entahlah ..." Tidak ada jawaban yang lebih tepat lagi untuk menjawab pertanyaan lelaki yang berjalan di sebelahnya.

"Aku akan mencarimu?" Kata Betrand tiba-tiba setelah mereka sampai di cahaya pelangi itu. Spontan Tami pun terkejut dengan tekat lelaki itu, apa maksud dia mengatakan itu?

"Dan kamu harus mengenaliku." lanjut
Betrand bersungguh-sungguh.

GELAP

Tepat setelah Betrand mengatakan ucapnya yang terakhir mereka tiba-tiba menghilang dan gelap seperti sebuah kisah yang tak terlupakan berhenti saat itu.

***

Seorang perawat sedang mengganti tabung infus yang sudah habis, setelah mengecek keadaan pasien yang sudah lama koma itu dia pun bersiap untuk kebali ke rumahnya.

Dia telah merawat putra tunggal pak Harianto selama 5 tahun. Dia datang ke rumah mewah itu 3 kali seminggu atau jika ada panggilan mendadak dari ibu Emma untuk mengecek keadaan anak muda itu.  Kadang juga, dia datang bersama dokter pribadi keluarga itu tapi keadaan anak itu sama saja terbaring lemas di tempat tidur tanpa kemajuan sedikit pun.

Hari ini dia merawat pasiennya sendirian, pemilik rumah mewah itu tidak ada di rumah mereka sedang menghadiri acara penting. Setelah memastikan semua baik-baik saja, tiba-tiba perawat itu melihat sesuatu yang aneh.

Jari pasien itu terlihat bergerak-gerak tapi perawat itu tidak mempercayai penglihatannya. tidak mungkin, pikirnya. Namun dia melihat dengan seksama lagi kali ini bukan hanya jari pasien itu yang bergerak tapi matanya juga perlahan-lahan terbuka, dengan sangat terkejut dia langsung menelpon ibu Emma.

"Ha-Hallo Bu," suara perawat itu terdengar panik bagaimana tidak, dia melihat keajaiban dengan mata kepalanya sendiri.

"Ia Sus ada apa?" sahut bu Emma di telpon

"Ibu lagi di mana?"

"Saya lagi di mobil ada acara sebentar, ada apa ya suster?" Bu Emma juga merasa ada yang aneh dengan perawat itu tidak biasanya dia sepanik itu.

"Bu apa ibu boleh pulang balik saja?"

"Kenapa? Ada apa?" Bu Emma juga ikut panik.

Mendengar percakapan Emma dengan perawat mereka, Harianto langsung menghentikan mobil.

"Ada apa Ma?" Tanya  Harianto heran.

"Bu, Betrand ..." lanjut perawat itu dengan terbata-bata.

"Kenapa Betrand? Ada apa dengannya?" suara Bu Emma pun mulai panik tiba-tiba firasatnya mulai buruk. di tambah lagi perawat itu tidak bicara dengan jelas.

"Hallo Suster, hallo tolong bicara dengan jelas, ada apa dengan Betrand?"

"Betrand bu, tiba-tiba dia ... dia bangun." Mendengar kalimat terakhir perawat itu, Emma langsung lemas dadanya terasa mau meledak karna bahagia, berharap pendengarannya tidak salah dan dengan sisa-sisa tenaganya dia berkata pada suaminya

"Pa ayo cepat kita pulang."

"Ma ada apa?" suaminya ikutan panik juga

"Betrand bangun Pa." Mendengar itu pak Harianto pun memutar balik mobil tanpa berkata apa-apa lagi karena memang tidak ada kata yang mampu menggungkapkan kebahagiaannya, dia tidak salah menaruh keyakinan bahwa putra tunggal pewaris kekayaanya akan bangun dan benar saja sekarang Betrand telah bagun dari tidur panjangnya.

Bagaimana kelanjutaanya.....
Aku bakal lanjut lagi besok klo kalian tinggalkan komentar dan vote nya
I love you😊

Terjebak Dalam Mimpi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang