14⚠ Kelompok

2.4K 163 0
                                    

Mari bertepuk tangan untuk diri sendiri👏. Terimakasih yang udah baca dan udah buat cerita ini nembus 1k reads lebih. Wahhh terimakasih guys. Support kalian dengan memberikan vote adalah yang sangat berarti bagi author.

Jinja gomapda💕💕

Happy reading😊

...............

Sinar mentari pagi menembus tirai besar yang tergantung di depan jendela. Cahaya yang seakan memaksa masuk dengan susah payah membuat gadis itu melenguh pelan.

Perlahan kedua matanya terbuka menyambut kehadiran sinar mentari yang menjadi alarmnya dipagi hari. Dengan kesadaran yang masih belum sepenuhnya kembali, ia menilisik setiap sudut dari ruangan itu.

Sungguh berbeda. Ruangan ini sangat berbeda dengan ruangan yang selalu menjadi ruang tidurnya selama ini. Ruangan ini didominasi warna putih dengan berbagai poster yang tertempel disetiap sisi dinding. Ranjang yang besar, dengan selimut yang berwarna putih nan hangat. Dan lemari kaca yang dipenuhi sepatu didalamnya.

Ia tersadar. Ia sedang tak berada dikamarnya, melainkan kamar seorang laki laki yang mengubah hidupnya selama ini. Dengan cepat ia bangkit lalu berniat keluar dari ruangan itu sebelum suara pintu terbuka menghentikannya.

Ia memalingkan wajahnya menatap tanpa ekspresi seseorang yang baru saja keluar dari dalam sebuah ruang dengan hanya menggunakan handuk yang dililit dipinggangnya.

Otot otot yang terpampang jelas dihadapannya mampu menghipnotis harin sejenak. Tatapannya tak teralihkan dari tubuh atletis seseorang didepannya. Otot lengan bahkan abs di perutnya terukir dengan sangat jelas.

Harin terdiam. Mengamati setiap inci dari tubuh laki laki itu. Benar benar seperti sebuah ukiran yang menakjubkan. Tanpa sadar ia menggigit bibir bawahnya mencoba menahan sesuatu yang terus menggelitik hatinya

Dengan langkah pelan namun mengintimidasi, laki laki itu mendekati harin yang sedang termenung "kau suka melihatnya hm?" suaranya yang begitu tegas dengan seringaian yang terukir dibibirnya mampu mengembalikan kesadaran harin.

"a-aku akan pergi" dengan sedikit tarikan mampu membuat gadis itu jatuh kedalam dekapan laki laki didepannya "a-apa yang kau lakukan?"

Dengan jarak yang begitu dekat, deru nafas dan denyutan jantung terdengar jelas antara keduannya. Wajah harin kini berubah menjadi sangat merah. Sedangkan kai berusaha menahan sesuatu yang terus mengganggu hatinya. Jantungnya berdesir dengan kencang. Ia bahkan merasa aneh dengan dirinya sendiri ketika menatap manik mata dihadapannya

"keluar" kai menhempaskan dan mendorong pelan tubuh gadis itu hingga mundur beberapa langkah.

Ia memalingkan wajahnya yang mulai berubah menjadi merah. Kemana ia harus menyembunyikan wajahnya jika ia ketahuan.

Tanpa mengatakan sepatah kata pun harin berjalan keluar dengan sedikit berlari meninggalkan kai yang tengah membatu ditempat

....................................

"sehun, lo kenapa?" pemuda itu tidak bergeming. Menatap lurus tanpa ekspresi. Sudah sangat lama ia hanya duduk diam tanpa bicara dan tanpa mengalihkan pandangannya kearah lain.

"ck. Yaudah kalo nggak mau ngomong. Bodo amat bodo amat" chanyeol menyerah. Ia sedikit tersulut emosi melihat tingkah sehun pagi ini. Ia terus terusan mengoceh sedangkan sehun hanya diam tanpa merespon apa pun perkataannya

Seseorang datang dengan angkuhnya berjalan memasuki pintu. Rahang tegasnya seakan menghionotis orang orang dalam ruangan itu. Mata elang yang dimilikinya menatap remeh pada kedua pemuda didepannya.

Seakan tahu siapa yang baru saja memasuki pintu, chanyeol melambaikan tangannya lalu berjabat tangan dengannya "baru datang lo" ujarnya lalu bersalaman seperti laki laki pada umumnya "woe hun lo kenapa sih? Perasaan dari tadi lo galau mulu dah" chanyeol menepuk pelan pundak sehun lalu setelahnya duduk disebelahnya

Sehun memejamkan matanya sebentar lalu menoleh kepada chanyeol. namun belum sempat matanya menatap bayangan chanyeol, ia lebih dulu menangkap bayangan laki laki yang membuat ia geram seharian ini.

Seringain kecil terukir di bibir kai yang membuat sehun geram. Ia tersenyum kecil lalu beranjak keluar dari ruangan itu "gue harap lo masih ingat sama kata kata gue kemarin" desis kai, sehun menoleh lalu mendekatkan wajahnya ditelinga kai "semoga aja" sehun tersenyum lalu menghilang dibalik pintu

"fuck"

Chanyeol menatap bingung tingah kedua sahabatnya. Ia mencoba memahami kondisi disekitarnya namun semakin membuatnya kebingungan

.............

"oh iya pak. baik" harin mengangguk hormat mematuhi ucapan sang guru. Ia membungkuk hormat sebelum keluar dari ruangan tersebut lalu keluar untuk mencari seseorang

Ia berjalan menyusuri koridor sekolah yang terlihat ramai oleh siswa siswi yang berlalu lalang. Ia melirik jam tangannya sejenak berharap menemukan orang yang ia cari sebelum bel berbunyi.

Matanya terus mencari sosok yang ditugaskan bersamanya untuk membagikan formulir kepada teman sekelasnya.

Ia tersenyum simpul setelah melihat sosok yang ia cari keluar dari arah lapangan futsal indoor disekolahnya. Ia melambaikan tangannya kearah orang itu berharap agar orang itu dapat menemukan keberadaannya.

"Sehun!" Teriaknya. Seakan menyadari seseorang memanggilnya, sehun mengedarkan pandangannya keseluruh tempat.

Sesaat mata keduanya bertemu, namun Sehun memilih untuk pergi tanpa membalas lambaian ataupun senyum harin. Alis Harin mengerut, ia menyadari sikap Sehun berubah terhadapnya sejak ia melihat Sehun di parkiran kemarin

Harin menepis semua kebingungan dan pertanyaannya. Ia memutuskan untuk mengejar langkah Sehun yang begitu lebar baginya.

Dasar tiang. Batin harin.

"oy sehun!" Pekik Harin begitu sampai di depan Sehun. Harin mengatur nafasnya sejenak sebelum mulai mengomeli Sehun "aku panggil dari tadi kok nggak didengerin. Capek nih...hosh... hosh"

Sehun diam. Tidak merespon apa pun yang dikatakan harin. Seperti batu yang akan tetap diam walaupun disakiti berulang kali.

Harin yang melihat tidak ada respon apa pun dari Sehun mulai geram. Cukup Kai yang tidak pernah mendengarnya, jangan sehun lagi.

"Hufft... Kita dapat tugas dari pak guru buat bagiin ini" Ucapnya memberikan beberapa lembar kertas pada Sehun. "Itu tugas matematika yang harus kita kerjain berkelompok" Lanjutnya lalu pergi meninggalkan Sehun yang masih membatu.

Namun, ia teringat sesuatu yang ingin ia tanyakan pada Sehun. Lantas ia berbalik menuju ke arah sehun kembali. Sehun menatapnya datar tanpa ekspresi yang ia tunjukan. Jujur Harin sidikit risih melihat tingkah sehun pagi ini

"kata pak kita berdua sekelompok" ucapnya lalu pergi meninggalkan sehun yang menatapnya penuh arti.

Harin rasa ini bukan waktu yang pas untuk menanyakan hal sepeti itu.


--------------------
Tbc

See you guys

Maaf telat up soalnya author sibuk sama ujian ujian hidup yang datang silih berganti

Ggggg.

Luv luv istri Cy💕

Hard with You⚠ | Kai ExoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang