18⚠

2.8K 145 30
                                    

Maaf ya aku telat upnya soalnya 2 minggu ini author sakit:(
Udah sakit secara jasmani tambah lagi secara rohani:( tau ah author lagi baver gegara bakal ditinggal wamil:(

Btw happy reading:)


...........................................................




Pagi hari yang cerah memang saat yang bagus untuk beraktivitas seperti mandi, membersihkan rumah, dan segala pekerjaan rumah lainnya

Harin menyeka peluh keringat di dahinya kemudian memijat lengannya yang terasa sakit akibat terlalu banyak berkerja. Ia beralih ke kaki kakinya, yang terlalu banyak mencoba untuk berlari dari kenyataan. Tidak, bukan melebih lebihkan tetapi itulah kebenarannya. Harin terlalu bodoh untuk bisa lari dari kenyataan hidupnya sehingga ia hanya seperti berlari dalam sebuah labirin yang tak terlihat

"Biar aku yang melakukannya, punggungmu juga akan ikut sakit jika kau melakukannya seperti tadi"

Harin mendongak, menatap Kai yang baru saja datang entah dari mana. Ia tersenyum kikuk ketika menyadari perkataan Kai.

"Tidak perlu. Ini tidak terlalu sakit" Ujarnya. Harin terus saja memijat kakinya sendiri tanpa lagi memperhatikan Kai yang berdiri disampingnya duduk.

Kai berdecak, kemudian berdiri di hadapan Harin lalu meraih pundaknya untuk memperbaiki posisi duduknya "Kau ini menyebalkan sekali" Ujarnya

Dengan pelan, Kai memijat kaki mungil milik Harin. Dalam hati Kai tersenyum, selain pintar mengurus rumah, Harin juga pandai dalam mengurus diri sendiri

Lain hal dengan Kai, Harin hanya bisa tersenyum kikuk mendapat perlakuan seperti itu dari Kai. Tidak biasanya, apalagi sekarang laki laki itu sedang memijat kakinya. Sungguh bukan Kai, pikir Harin.

"Kau tidak ingin menanyakan sesuatu padaku?" Ucap Kai tiba tiba. Harin menatap Kai tidak mengerti. Pertanyaan apa yang harus ia tanyakan saat tidak punya pertanyaan?

"Apa?" Ucap Harin bingung

"Aku yakin kau sudah melihat berkas yang ada di atas meja belajarku" Ujar Kai tanpa melirik Harin sedikitpun. Raut wajahnya berubah, terlihat sedikit berbeda dari sebelumnya

"Iya aku melihatnya. Tapi aku tidak membukanya. Apa ada sesuatu yang tidak aku ketahui?" Tanya Harin penasaran. Melihat raut wajah yang jarang Kai perlihatkan padanya membuat Harin sedikit tidak enak

"Hm? Bukan apa apa, lupakan saja" Kai tersenyum lalu pergi meninggalkan Harin yang menatapnya dengan penuh tanda tanya

"Aneh"

..........

"Aku balik ke rumah ya kak" Harin tersenyum memperhatikan sungwon yang sibuk dengan beberapa tumpukan baju yang akan ia bawa pulang

"Hati hati ya. Kau tidak ingin menunggu Kai terlebih dahulu sebelum kembali?" Harin mengambil beberapa helai baju lalu membantu Sungwon merapikannya ke dalam tas

"Tidak papa kak. Lagi pula dia tidak pernah pulang sebelum jam 12 malam kan?" Sungwon terkekeh dengan ucapannya sendiri. Ia benar benar hafal betul kelakuan saudaranya satu itu

"Hehehe"

"Kak" Jeno tersenyum lalu masuk dan menyerahkan sekotak bekal yang sudah disiapkan Harin untuk Sungwon "Harus banget ya sampai dibuatkan bekal seperti itu?" Ucapnya jengah menatap Harin yang begitu peduli terhadap Sungwon

"Heh. Kalau tidak suka ya tidak usah diliat. Keluar sana, gitu aja kok repot" Harin kembali terkekeh. Kedua saudara kandung dan saudara iparnya ini tidak pernah akur ketika bertemu

"Gue cuma nanya Won nggak usah ngegas gitu dong" Jeno memukul pelan kepala Sungwon hingga membuat sang empu berdecak sebal atas kelakuannya

"Woe lu kenapa sih nyari masalah mulu sama gue?" Jeno yang sudah kabur tidak memperdulikan teriakan Sungwon yang menggelegar hingga membuat Harin harus menutup telinganya saking kerasnya teriakannya

"Maaf kak hehehe" Ujar sungwon yang tersenyum kikuk menatap Harin. Harin hanya tersenyum lalu menepuk pelan bahu Sungwon kemudian keluar dari kamar Sungwon

Saat sedang memperhatikan langkahnya dengan sesekali bersenandung, sebuah suara menghentikan langkah Harin. Ia menengok kemudian melihat Kai tersenyum kecil kepadanya

Senyummu itulah yang membuatku bertahan dengan segala luka yang ku dapat. -Jung Harin

"Kau dari kamar Sungwon?" Tanya Kai yang kemudian mendekati Harin

"Hm. Tapi aku hanya membantunya mengemas pakaiannya" Ujar Harin sedikit takut jika Kai akan meledak

"Kenapa? Aku tidak akan memarahimu tenanglah" Harin tersenyum lega menatap Kai yang tersenyum padanya

"Kau sudah pulang?"

"Sudah. Kau tidak senang aku pulang?" Harin terlonjak. Ia tidak tahu harus menjawab apa atas pertanyaan Kai sekarang "Kenapa dengan wajahmu?" Kai terkekeh memperhatikan wajah Harin yang begitu lucu ketika sedang ketakutan

"Hm? Ada apa dengan wajahku?" Harin membulatkan matanya, kedua tangannya ia gunakan untuk memeriksa wajahnya. Dengan bodohnya ia memeriksa wajahnya seperti itu.

"Lupakan. Aku hanya bercanda, kenapa ekspresimu sangat berlebihan?" Tawanya pecah, Kai benar benar akan mati konyol jika terus terusan melihat perilaku seperti ini dari Harin

"Hei katakan, ada apa dengan wajahku?" Tawa Kai membuat Harin semakin tidak terkendali. Ia benar benar cemas sekarang. Ada apa dengan wajahnya? Apakah ada sesuatu yang menempel? Atau ada sesuatu yang menjijikan di wajahnya?

Kai menahan kedua pergelangan tangan Harin lalu mendekatkan wajahnya kemudian tersenyum penuh arti "Dengar. Tidak ada apa pun diwajahmu, aku hanya bercanda tadi. Jadi berhentilah merasa cemas" Mata harin yang sedari tadi membola kini semakin besar. Pipinya bahkan sudah berubah menjadi sangat merah, bayangkan saja jarak wajah keduanya hampir tidak ada.

Harin melepas kedua tangannya kemudian tersenyum kikuk "A-aku harus pergi"

......................

Tbc

Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Author tidak bisa menahan air mata ini lagi 😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Author tidak bisa menahan air mata ini lagi 😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭

Hard with You⚠ | Kai ExoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang