15⚠ Kelompok (2)

2.2K 162 4
                                    

Jangan takut ngasih kritik dan saran ya manteman. Disini kita semua sama sama belajar♡

.......................

"Kamu selesaikan bagian yang ini, dan aku yang ini" Dengan telaten Harin menyiapkan semua peralatan dan materi yang akan ia kerjakan bersama Sehun. Ia membagi tugas tersebut agar adil jika dikerjakan berdua.

Sehun tak bergeming. Ia menatap lurus tak terarah. Fakta yang ia ketahui telah membuatnya frustasi. Setelah sekian lama, akhirnya dia bisa merasakan kembali indahnya jatuh cinta. Namun sepertinya cintanya kali ini tak akan terbalaskan.

"Kau disini?" Harin melambaikan tangannya kearah Sehun agar pemuda itu tidak tenggelam dalam pikirannya sendiri

"Hm?"

"Jika kau tidak enak badan, seharusnya kau pulang biar aku saja yang menyelesaikannya" Harin menghela nafasnya. Ia benar benar tidak suka mengerjakan tugas dengan orang yang pemalas.

"Hm? Tidak tidak aku baik baik saja. Ayo selesaikan" Sehun mengambil pulpen kemudian mencatat semua yang dijelaskan Harin. Ia mencoba menepis semua fikiran yang mengganggunya agar bisa segera pergi dari hadapan Harin.

"Dimana pacarmu? Apa dia tidak akan marah kalau kau bersama ku?" Harin menghentikan aktifitasnya. Ia menatap lekat Sehun di depannya. Ia tersenyum tipis namun mampu membuat Sehun terbang ke Angkasa.

"Dia sedang berkencan dengan pacarnya. Jadi ayo selesaikan ini sebelum dia datang"

Sehun mengernyit, otaknya terlalu dangkal untuk mencerna setiap kata yang diucapkan gadis di hadapannya. Pacar? Bukankah Harin pacarnya? "Tunggu, maksudmu pacar itu apa? Kamu kan.... "

"Harin!" Suasana serius yang sedang menghinggapi sepasang remaja tersebut seketika hilang entah kemana ketika seseorang membuka pintu kelas dengan begitu kasar.

Langkahnya yang berat dan tergesa membuatnya semakin mendominasi suasana dalan kelas itu. Rahangnya mengeras bersamaan dengan suara gertakan yang berasal dari dalam mulutnya.

"Sepertinya aku sudah menyuruhmu untuk pulang tadi. Lalu sekarang kau ada disini? Bersamanya? Cih!"

Kai dengan kasar menarik tangan Harin kemudian menyeretnya keluar dari kelas itu. Sehun menatapnya tak percaya, bagaimana bisa seorang gadis diperlakukan seperti itu oleh seorang laki laki? .

"Lepas!" tegasnya kemudian menarik lengan Harin. Sehun menatap nyalang kearah Kai yang juga menatapnya dengan tatapan membunuh. Ketahuilah jika yang ia tatap orang lain dan bukan Sehun sudah dipastikan orang itu akan langsung tewas ditempat.

"Sepertinya kau menyukai Harin. Kau terlihat begitu menyedihkan jika kau menyukai pacar orang lain" Kai tersenyum remeh. Ia benar benar akan meledak jika sehun terus menantangnya seperti ini.

"Lalu bagaimana denganmu? Kau bahkan terlihat lebih menyedihkan. Harin pacarmu bukan? Tapi kau malah berpergian kesana kemari dengan wanita lain. Lalu siapa yang sebenarnya menyedihkan disini?" Sehun mendorong bahu Kai tanpa henti dengan telunjuknya. Ia bahkan tidak takut dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Harin menelan kasar salivanya. Ia berdiri diantara Sehun dan Kai lalu mencoba memisahkan mereka berdua. "Sudahlah. Ayo kita pulang" Lerainya.

Keduanya tidak merespon. Kai semakin menatap tajam kearah Sehun. Sehun sepertinya tidak takut sama sekali dengan gertakan Kai. Harin membereskan semua isi tasnya lalu menarik Kai keluar dari kelas tersebut.

"Biar aku saja yang menyelesaikannya" Ujar Harin melirik Sehun lalu menarik lengan Kai keluar dari kelas itu.

..............

Brak!

Harin memejamkan matanya. Ia begitu takut melihat Kai sekarang. Bahkan langkah kakinya begitu berat untuk sekedar pergi dari hadapannya.

"Aku sudah bilang jangan dekat dengan Sehun lagi!" Sarkas Kai. Ia mencengkram dagu Harin dengan begitu kuat hingga terdengar ringisan dari bibirnya.

"Kau sepertinya tidak pernah mendengankan ucapanku. Apa aku harus membuatmu mendengarnya hm?" Kai semakin mengeratkan cengkramannya, wajah Harin semakin terangkat hingga air matanya sudah tidak bisa ia tahan lagi.

"A-aku minta ma-af"

"Sudah kuperingatkan berulang ulang jangan pernah berani main belakang dengan laki laki lain" Kai melepas cengkramannya kemudia beralih meninggalkan Kai "Ini terakhir kalinya aku memperingatimu. Jangan buat aku kecewa" Ujarnya lalu meninggalkan Harin yang tengah terduduk lemas ditempatnya

Harin menggigit bibir bawahnya berharap bisa menahan isakannya agar tak terdengar oleh siapapun. Ia menutupi wajahnya dengan kedua tangannya sambil sesekali menghapus air matanya

"Kakak kenapa?"

Jeno yang baru saja memasuki rumah terkejut dengan keadaan Harin. Rambut tergerai begitu saja dengan tidak rapi, seragam yang sudah tidak terlihat seperti seragam dan beberapa luka lebam yang nampak dari wajah Harin.

Jeno semakin khawatir ketika ia melihat kakak perempuannya menangis. Pertama kali dalam hidupnya ia melihat saudarinya menangis dihadapannya.

"Kakak kenapa?! Jawab!" Harin tidak menjawab, tangisnya semakin menjadi ketika melihat Jeno yang begitu khawatir kepadanya.

Hal yang paling harin tidak inginkan di dunia adalah saat seperti ini, ketika Jeno melihatnya menangis. Ia tidak ingin salah satu keluarganya mengetahui keadaannya yang seperti ini.

Jeno merengkuh tubuh Harin, ia mengusap lembut rambut harin yang tergerai. Hatinya bagai tercabik melihat perempuan yang sangat ia sayangi setelah ibunya menangis seperti ini "Kakak kenapa nggak pernah cerita sama Jeno? Kenapa kakak nahan ini sendiri? Aku mohon jangan seperti ini"

Runtuh sudah pertahanan Jeno. Ia menangis, bagaimana pun ia juga tak tahan jika harus menyaksikan kehidupan sebenarnya dari kakak perempuannya. Dan sekarang ia mengerti kenapa ia jarang melihat kakaknya tersenyum saat disini.

"Ayo kita pulang ke rumah mama"









Tbc
See you💋

Hard with You⚠ | Kai ExoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang