23⚠(SSRIs)

2K 142 18
                                    

GA VOTE GA UP!
KELEAS MAU AKU UP CEPAT TAPI MALES VOTE DUH MAKIN CINTEH NIH AQO😘




Dentingan sendok yang beradu dengan piring begitu menggema ditengah kesunyian disekitar. Makanan yang begitu menggugah selera sepertinya sudah lama menanti Harin untuk kembali. Harin yang duduk berhadapan dengan orang yang sudah lama ia rindukan memakan dengan lahap makanan yang tersaji tak beraturan diatas piringnya.

"Kai, sepertinya Harin sudah lama tak diberi makan lihatlah kelakuannya sekarang" Celoteh mama Jung yang terdengar seperti candaan untuk Harin, namun tidak semua orang dapat diajak bercanda bukan?

Kai yang sedang mengunyah dengan hikmat makanannya terhenti seketika. Rahangnya mengeras dengan jari jari yang mulai mengeratkan pegangan pada sendok. Kenapa ucapan mama Jung terdengar seperti hina'an untuknya?

"Maksud mama?" Ujar Kai yang sedikit tersinggung. Pasalnya perkataan mama Jung seperti mengatakan bahwa selama ini Kai tidak pernah menafkahi Harin.

Mama Jung terkekeh ditengah kecanggungan itu "Hei kenapa kau serius sekali? Hahaha ibu hanya berpikir bahwa Harin sangat merindukan masakan ibu. Itu saja"

Kai tersenyum canggung, ia melirik Harin yang terdiam sedari tadi. Mungkin Harin sudah tahu apa yang dimaksud Kai tadi. Siapa lagi yang lebih mengerti Kai dari pada Harin? Jangan katakan sungwon.

"Tante, Byuli pengen rendangnya lagi" Celoteh gadis kecil yang duduk disebalah mama Jung. Matanya yang sipit membuat dia terlihat sangat menggemaskan saat merengek

"Hm? Byuli kan udah mamam banyak, nanti gemuk loh mau?" Timpal mama Jung sembari membersihkan sisa makanan yang berserakan di sekitar mulut anak itu

"Hanbyul, mamam rendang banyak banyak nggak baik loh buat kesehatan. Mau nanti Hanbyul dicuntik?" Hanbin yang sedari tadi hanya menyimak kini bersuara. Ia gemas melihat tingkah adik sematawayangnya yang sangat menyukai rendang buatan ibunya Harin. Hanbin juga tidak ingin berbohong kalau masakan mama Jung memang yang terbaik.

"Nggak mau! Habyul mau rendang lagi

"Sudah sudah biarkan saja, kapan lagi kalian makan bersama kami disini jadi biarkana saja. Lagi pula Hanbyul juga sudah tante anggap sebagai anak tante sendiri" Ujar mama Jung menengahi. Hanbin menghela nafas, tidak akan habisnya jika dia berdebat dengan perempuan, ia pasti akan selalu kalah.

"Tuh bang dengelin kata tante" Hanbyul memeletkan lidahnya. Ia merasa senang karena ada yang selalu membelanya jika berdebat dengan Abang satu satunya itu.

Seakan tidak terjadi apa pun, Kai masih tetap fokus pada makanan yang ia punya, benar benar seperti menutup telinga pada percakapan calon mertuanya dan juga... Orang tidak dikenal yang duduk disampingnya itu.

.......................................

Malam tiba, semuanya terlihat tenang seakan larut dalam gelapnya malam. Suara binatang malam yang saling bersahutan pun sepertinya selalu mendominasi jika malam tiba. Entahlah sepertinya mereka ingin memberitahukan pada alam bahwa mereka itu ada.

Tumpukan buku yang begitu rapi tertata diatas sebuah meja dan berbagai alat tulis lainnya seperti selalu menemani seorang Harin kala malam tiba. Tidak ada Handphone ataupun laptop. Hanya buku.

Perlahan lembar demi lembar terbuka oleh jari kasarnya, membaca satu persatu kata yang akan ia pelajari. Lihatlah, bahkan ketika dia sedang berlibur, ia harus selalu belajar agar saat seseorang memintanya mengerjakan sesuatu, ia bisa menyelesaikannya.

Baginya tidak ada libur setiap waktunya.

Lembaran ke empat telah selesai ia baca, ia berniat melanjutkannya ke lembaran selanjutnya tetapi ia teringat sesuatu yang lupa ia kerjakan. Ia menutup kembali buku tebalnya, kemudia berjalan keluar menuju kamar seseorang.

Hard with You⚠ | Kai ExoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang