31⚠

1.1K 77 21
                                    

Ada yang kangen? Xixixi



Harin menghembuskan nafas lega saat bel tanda selesainya pelajaran pertama berbunyi. Ia segera merapikan buku-buku yang terbuka diatas mejanya agar ia bisa segera memberikan bekal Kai yang ia bawa. Ya, Harin terlambat karena ia bersikeras membuatkan Kai bekal.

Ia melirik pintu kelasnya yang nampak lenggang. Semua siswa sudah keluar untuk berburu makanan di Kantin, hanya ia sendiri disini menunggu Kai yang berkata bahwa ia akan menemuinya.

Apa ia lupa?

Harin mengendikan bahunya, ia melangkah menuju kelas Kai. Kedua tangannya setia membawa kotak bekal yang akan disantap oleh Kai. Ia tersenyum geli saat mengingat betapa menggemaskannya Kai saat ia merasa menyesal harus meninggalkan Harin dirumah karena ia harus segera berangkat sekolah.

"Chanyeol!"

Yang dipanggil pun menoleh dan menampakan cengiran khas miliknya. Harin mendongak agar bisa berbicara leluasa dengan remaja tampan itu.

"Chan, kamu liat Kai?"
Mata Harin menerawang kedalam kelas, dan ia tidak menemukan Kai sama sekali. Ia kembali menatap Chanyeol "Kai dimana?".

"Tadi dia buru-buru pergi katanya dipanggil Bu Yuri, tapi nggak tau deh" Chanyeol mengendikan bahunya tak yakin. Ia tidak bisa percaya terhadap kata-kata Kai, karena jika A yang dikatakannya bisa bermakna B baginya.

"Ruang dance?" Tanya Harin berusaha meyakinkan diri.

"Bisa jadi, Kkamjong kan murid kesayangan Bu Yuri" Cicit Chanyeol

Harin tersenyum lalu ia pergi dan memutuskan untuk menuju ruang dance. Kebetulan sekali mungkin Kai sedang lelah karena sedang latihan, pikirnya. Dengan senyum yang terus bertengger dibibirnya, Harin melangkah dengan penuh percaya diri menuju Kai.

Sesaat kemudian matanya memincing. Ia memperhatikan pemuda tampan nan tinggi sedang berdiri mematung didepan ruangan yang ditujunya. Ia menerka-nerka apa yang sedang pemuda itu lakukan.

"Sehun, sedang apa?" Bisiknya tepat dibelakang Sehun. Ia terkikik geli saat mendapati respon Sehun yang berlebihan. "Kenapa mengintip seperti itu? Ayo masuk"
Ajak Harin.

Sehun menahan tangan Harin yang akan menggapai gagang pintu, ia tidak boleh membiarkan Harin melihatnya. Harin mengernyit bingung tetapi tetap menurut. Samar-samar ia mulai mendengar suara seseorang dari dalam.

"Siapa didalam?" Bisik Harin.
Sehun hanya diam, ia tidak menoleh dan tidak berniat merespon walau hanya melirik Harin. Ia tidak yakin, tapi ia harus tau apa yang terjadi dengan kedua orang didalam sana.

"Kai, kamu nggak bisa kayak gini. Ini anak kamu dan kamu harus harus tanggung jawab!" Teriak seseorang dari dalam.

Sehun dan Harin melirik satu sama lain. Mereka mengenali suara ini dan nama itu adalah orang yang Harin cari.

"Gue nggak bisa tanggung jawab saat gue aja nggak yakin kalau itu anak gue! Jenn please, gue nggak mau bermasalah sama Harin lagi. Gue nggak pernah melewati batasan yang gue buat" Tegas Kai. Ia marah sekaligus bingung dengan apa yang terjadi. Ia merasa ia tidak harus bertanggung jawab karena ini bukan kesalahannya.

"Konyol! Kamu bilang nggak pernah melewati batas? Semua orang tahu kalau kamu itu player Kai, semua orang tahu!" Timpal Jennie marah "Apa perempuan bodoh itu masih tutup mata pada semua kasalahanmu? Apa ia bahkan tidak tahu bahwa kau pernah menginap di Rumahku? Cih, kurasa tidak".

"Tutup mulut kotormu itu sialan!"

"Wah, kau sepertinya tidak berkaca, kau bahkan tidak mau mengakui kesalahanmu!"

Sementara itu, tenggorokan Harin tercekat. Ia bahkan tidak tahu harus pergi atau terus mendengarkan percakapan kotor seperti ini. Ia menutup bibirnya dengan rapat dengan kedua tangannya. Kotak bekal yang ia genggam bahkan sudah tertidur dilantai kotor yang ia injak.

Sehun tersentak saat benda ber-ruang itu beradu dengan lantai. Ia menoleh dan mendapati Harin yang seperti tertampar dengan apa yang ia dengar.

"Harin, ayo pergi" Ajak Sehun dengan hati-hati. Ia tidak ingin memperburuk keadaan bunga yang sudah sangat layu. Ia tidak ingin menyakitinya lebih dalam.

"Sehun, bisa kamu bersihkan ini? Aku lupa aku harus membantu Aci memeriksa tugas anak-anak. Aku mohon"

Sehun mengangguk ragu, suara Harin begitu pilu. Ingin rasanya ia memeluk tubuh rapuh itu kedalam pelukannya, namun ia tidak akan pernah bisa menyentuhnya.

"Terimakasih"

Harin segera meninggalkan Sehun yang masih menatap kepergiannya. Melihat tubuh rapuh itu menjauh semakin membuat Sehun ingin melindunginya.

***

"Jadi bang June nggak mau tanggung jawab?"
Sungwon menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya. Kenapa semua orang sekarang menjadi sangat pengecut? Batinnya. Sungwon membuang ke sembarang arah bungkusan permen karet yang ia kunyah.

Rasa permen ini kenapa manis sekali astaga.

"Aku akan tanggung jawab jika Jennie membiarkan aku melakukannya. Aku bahkan tidak tahu apa yang dipikirkan perempuan itu. Dia selalu mengatakan ini dan itu, dan itu membuat kepalaku rasanya ingin pecah" Timpal June yang tak terima disalahkan.

"Abang tau tidak yang kak Jennie incar itu siapa?"

June mengangguk yakin. Dia tahu siapa yang sedang ia hadapi sekarang. Dia adalah seseorang yang selalu June segani. June bahkan tau apa resiko yang akan ia hadapi jika berurusan dengannya

"Jadi abang tau dong kalau aku adiknya bang Kai?" Sungwoon membuang permen karet yang ia kunyah. Harin benar, Sungwon hanya akan menikmati rasa manis dari permen karet itu saja lalu akan segera membuangnya setelah rasanya menjadi hambar. "Karena abang udah tau, aku kasih abang kesempatan buat jujur sama bang Kai. Kalau sampai besol kak Jennie masih berusaha merayu bang Kai, aku enggak akan tinggal diam" Jelas Sungwon.

Sungwon menyeringai, walaupun ia terlihat tidak perduli, ia tidak bisa membiarkan hubungan yang sudah rapuh menjadi semakin hancur. Ia sangat menyayangi kedua kakaknya itu lebih dari apa pun. Sungwon beranjak, ia meninggalkan June yang masih terlihat linglung ditempatnya.

Apakah ini sebuah peringatan atau ancaman?

***

TBC...

Oke gugel, bagaimana cara menampol onlen orang?

Hard with You⚠ | Kai ExoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang