22⚠

2.2K 126 18
                                    

Votenya dong:) tau ga sih vote dari kalian tuh bikin aku pengen cepet up lagi:) tapi ya seterah kelen hehehe. Jangan lupa komentarnya gan

Tandai typonya gan


".⊙"








"Tidak bisakah kamu memberitahu kekasihmu itu yang sebenarnya?"

Pertanyaan simpel yang begitu sulit dijawab terus saja menghantui pikiran pemuda bermarga Kim itu. Bukannya apa, hanya saja ia terlalu lemah untuk melihat reaksi kekasihnya jika ia memberitahu yang sebenarnya. Ba-bagaimana jika ia dijauhi setelah pengakuannya?

Dokter itu tidak akan tahu apa yang Kai rasakan saat ini.

Ting nong

Kai tersentak kaget dengan semua lamunanya yang hilang seketika. Ia melirik Harin yang tengah menunggu di depan pintu yang tertutup rapat. Ia mendekat, kemudian menekan bell yang sebelumnya sudah dibunyikan oleh Harin

"Apa kau sudah mengab.. "

Pintu terbuka, memperlihatkan sosok anak kecil dengan mata sipit cantiknya yang membuat Harin dan juga Kai gemas melihatnya. Kai memperhatikan gadis kecil itu, wajahnya sungguh imut. Ia membayangkan, bagaimana jika mereka menikah nanti? Apakah  wajahnya purinya akan selucu ini? Apakah akan secantik ibunya?

Segera Kai menepis pikiran halunya itu, gila saja, dia dan Harin saja masih SMA bahkan belum melakukan ujian akhir, hahaha.

"Kakak kakak ciapa?" Gadis itu berucap lucu dengan mulut yang masih penuh dengan makanan. Coklat yang menempel disekitar mulut kecilnya menambah sisi imut dari gadis itu

Harin menyerit bingung, bukankah yang seharusnya bertanya seperti itu adalah dirinya? "Adek, tante yang punya rumah dimana?" Harin mensejajarkan tinggi badannya dengan gadis itu lalu melirik ke arah celah pintu yang terbuka

"Tante? Di dalam lumah kak" Ujar gadis itu cadel. Lucu sekali, pikir Harin.

Seseorang datang dari dalam rumah, menghampiri mereka yang sedang diwawancarai oleh anak kecil itu. Kai melirik orang itu. Tak asing, bahkan hampir setiap hari ia melihatnya. Kai berbecih pelan sebelum berjalan mendekati harin untuk melindungi miliknya dari pemuda yang dipikirnya sangat berbahaya untuk hubungannya

"Hanbyul, siapa yang datang?"

............

"Bagaimana sekolahmu? Mamih dengar kau sering keluyuran dengan teman temanmu yang tidak jelas itu" Ujar seorang wanita parubaya disebrang meja. Wanita itu membenarkan posisi kaca matanya sebelum mengalihkan perhatiannya pada seorang pemuda yang duduk tegap dihadapannya.

Pemuda itu berdecak pelan. Sudah seringkali ia memberitahu nama semua teman temannya satu persatu tetapi tetap saja mamihnya selalu tidak perduli "Mereka punya nama masing masing mih"

Wanita yang disebut mamih itu menatap pemuda itu dengan sebelah alis terangkat. Matanya menyorotkan rasa tidak peduli pada apa pun yang berkaitan dengan teman teman anaknya "Ck, terserah"

Kembali sunyi, ibu dan anak yang hanya sebatas saling menanyai kabar itu kembali terdiam dengan segala kesibukan masing masing. Sehun yang sibuk dengan ponselnya dan si mamih yang sibuk dengan tumpukan berkas yang menemani makanan didepannya

"Makanlah! Mamih harus kembali ke Kantor, ada urusan mendadak"

Dengan secepat kilat wanita itu membereskan semua berkas berkas yang berada di atas meja. Sehun tersenyum kecut. Ga dirumah, ga diluar mamihnya selalu saja sibuk dengan berkas dan pekerjaannya. Sunguh menyedihkan, batin Sehun.

Hard with You⚠ | Kai ExoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang