X

5.8K 744 30
                                    

Prilly masih ada di sana.

Gadis itu berdiri tegak dengan sikap hormat bendera. Tak peduli terik matahari yang memaksa matanya menyipit. Dahinya sudah basah oleh keringat. Bibirnya memucat, mungkin karena sedari tadi ia belum makan dan minum.

Pandangan siswa-siswi yang berseliweran karena jam istirahat belum habis tak sedikitpun membuatnya tidak nyaman.

Prilly memejamkan matanya sejenak untuk menghindari sinar matahari yang menyilaukan. Ketika gadis itu membuka matanya, sinar matahari tak lagi terasa menusuk karena seseorang berdiri di hadapannya.

"Prill.."

"Abang? Ngapain?"

"Kamu yang ngapain."

Ali menatap iba Prilly. Ia menggunakan satu tangannya untuk menyeka keringat di dahi Prilly. Begitu lembut sampai Prilly memejamkan matanya ketika punggung tangan Ali menyentuh pipinya.

"Prilly lagi dihukum."

"Abang udah tau. Tadi Alya cerita."

"Terus ngapain Abang kesini?"

Kriiiinggg

Terdengar bel tanda istirahat usai.

"Udah bel, Abang nggak masuk kelas?"

Ali menggeleng.

"Kamu dari tadi belum makan minum?"

Sekarang giliran Prilly yang menggeleng.

"Ck. Jangan bodoh, Prill." sambil berkata seperti itu, Ali membuka tutup botol air mineral yang tadi ia bawa dan menyodorkannya pada Prilly yang masih setia dengan posisi hormat bendera nya.

"Nggak usah. Prilly nggak haus." tolak Prilly pelan. Bohong.

"Hei, mana ada orang berdiri panas-panas dari jam sebelas tapi nggak kehausan." balas Ali lembut, berusaha sabar menghadapi adik kelasnya itu.

"Ada. Prilly."

Ali memilih tak membalas ucapan Prilly namun dengan lembut ia meraih dagu Prilly dan mendekatkan botol air mineral yang ia bawa ke bibir Prilly.

"Nggak usah jual mahal. Abang nggak suka."

Akhirnya karena sudah dipaksa seperti itu dan karena sejujurnya Prilly juga sudah sangat haus, gadis itu pun meraih botol yang dipegang Ali kemudian menenggak sampai setengah isi botol.

"Makasih.."

Ali pun menerima kembali botol yang tersisa setengah isinya tersebut kemudian menutupnya.

"Katanya sih, nggak haus.." sindir Ali sambil menahan senyumnya.

"Abaang."

"Hahaha.."

"Yaudah, sekarang kamu makan."

Prilly terbelalak.

"Hah? Nggak. Prilly ini lagi dihukum, Bang. Kok malah Abang suruh makan?"

"Karena dari tadi kamu belum makan."

"Nanti aja. Prilly makan habis hukuman ini selesai."

"Habis pulang sekolah?" tanya Ali meyakinkan.

Prilly mengangguk, ia memandang lurus ke depan, tak lagi melihat Ali.

"Tapi pulang sekolah masih dua jam lagi, Prill."

"Udah lah, Abang masuk kelas aja. Bel udah bunyi dari tadi. Nanti Abang dicari guru kelas Abang."

"Nggak sebelum kamu makan."

UnrighteousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang