XXIV

6.2K 754 82
                                    

2 tahun kemudian

Lelaki itu memandang kertas yang terbentang di hadapannya dengan puas. Tak salah lagi, mahasiswa favoritnya selama empat tahun belakangan ini memang tak pernah mengecewakan.

"Bagus sekali, Ali. Kerja yang sangat bagus!" puji sang profesor.

"Apa itu artinya tugas akhir saya sudah selesai, Prof?"

"Ya, tentu saja. Kau sudah bisa ikut wisuda akhir bulan ini."

"Terimakasih banyak, Prof. Arigatou gozaimasu!" ucap lelaki itu dengan senyum puas. Setelah berpamitan pada sang profesor, ia keluar ruangan dengan perasaan gembira yang membuncah.

Lelaki itu adalah Zefalio Dirgantara. Di tahun keempatnya, ia berhasil menyelesaikan studinya dengan gelar cumlaude karena IPK yang diraihnya cukup tinggi.

Meraih ponsel yang berada di saku celananya, lelaki itu menelepon sosok ibu yang sudah sangat dirindukannya. Terakhir mereka bertemu adalah setahun yang lalu kala keluarganya datang mengunjunginya di Tokyo.

Tak terasa air mata lelaki itu menetes kala mendengar salam di ujung sana.

"Halo, Bang? Kenapa baru telepon Mama sekarang? Mama kangen lho,"

"Ma, Ali lulus, Ma! Bulan ini Ali wisuda!"

***

Perempuan itu menenggelamkan wajahnya di kedua tangan yang ia lipat di atas meja. Kepalanya terasa berat setelah mendapat tugas jaga malam sebagai tugas prakteknya di semester ini. Saat ini ia sedang berada di kantin Rumah Sakit tempat ia menjalankan tugasnya.

"Sayangnya Abang capek ya?" perempuan itu berjengkit kaget kala seorang lelaki yang juga memakai jas berwarna putih menempelkan kaleng softdrink dingin di lehernya.

"Abang, kageeett!" gerutu manja keluar dari bibir perempuan yang tak lain adalah Prillyka Maury itu. Sedangkan lelaki yang kini duduk di hadapannya adalah Nathanael Lazuar yang kini sudah menggenggam gelar Dokter nya.

"Abang lagi istirahat?"tanya Prilly.

Nathan mengangguk. "Iya, Abang langsung cari kamu kemana-mana, eh taunya disini deh si mahasiswi!"

"Iya tau, yang udah jadi dokter!" cibir Prilly. Nathan tertawa dan mengacak pelan rambut Prilly.

Tak terasa Prilly kini sudah menjadi junior nya di salah satu Rumah Sakit di Yogyakarta. Satu tahun yang lalu, Prilly berhasil masuk di kedokteran UGM sedangkan tahun ini, Nathan berhasil meraih gelar dokter dan langsung diterima di salah satu Rumah Sakit di Yogyakarta. Bertepatan dengan itu, Prilly juga diwajibkan untuk melakukan tugas jaga pasien membantu Rumah Sakit sekaligus memenuhi tugas kuliahnya dan dengan senang hati Nathan menawarkan Prilly untul tugas jaga pasien di rumah sakit tempat ia bekerja.

Diterima di UGM membuat Prilly dan Ella memutuskan untuk pindah ke Yogyakarta. Untuk sementara, mereka hanya tinggal di sebuah kontrakan sederhana namun cukup luas untuk mereka berdua. Ella pun kini menjadi karyawati di sebuah konveksi karena ia memang memiliki kemampuan untuk menjahit. Memang cukup berat bagi Ella untuk menanggung beban ekonomi, apalagi Prilly yang juga sedang berkuliah, tapi untung saja mereka masih mendapat tunjangan dari kantor tempat almarhum Papa Prilly bekerja dulu.

Berbeda dengan Nathan yang sudah sukses menyelesaikan kuliah, Aldi harus sedikit kesulitan dalam menyelesaikan skripsinya. Maklum anak teknik, begitu katanya. Aldi yang memilih untuk meneliti mata air harus menerima beberapa kendala karena beberapa bulan terakhir wilayah Yogyakarta dan sekitarnya diguyur hujan, sehingga mata air yang harusnya diteliti oleh Aldi harus tercemar air hujan.

UnrighteousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang