"Abang tadi pulang sama Prilly?" tanya Alya yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar Ali. Ia berangsur lompat ke kasur kakaknya yang dibalut sprei bertema Barcelona, klub sepak bola kesayangan Ali.
Ali yang sedang memperbaiki senar gitar nya pun menjawab tanpa menoleh.
"Iya."
"Bukannya jas hujan Abang ada di motor Alya?"
"Tadi Abang sama Prilly neduh di halte."
"Terus?"
"Terus Nathan lewat. Dia nawarin tumpangan."
"Terus?"
"Abang suruh Prilly pulang sama Nathan aja."
"Hah?" Alya tampak bangkit dan berjalan mendekati Ali yang duduk di lantai beralaskan karpet.
"Iya."
"Abang nunggu hujan reda."
"Berarti Prilly berdua doang sama Bang Nathan."
"Iya, bawel."
"Ih, Abaang." rengek Alya menggoyangkan lengan Ali. Ali menatapnya jengah.
"Kenapa sih?"
"Jujur, Abang tau kan kalo Alya suka sama Bang Nathan?"
"Tau."
"Terus kenapa Abang biarin merek berdua pergi bareng?"
"Alya, ini Prilly loh! Sahabat masa kecil kamu. Masa sama dia aja kamu cemburu?" Ali menggeleng lemah tak habis pikir dengan ucapan Alya barusan.
Alya menghela nafas kasar.
"Bang, Alya tuh nggak bodoh ya. Alya tau tadi tatapan Bang Nathan ke Prilly waktu di kantin itu kayak apa! Ada sesuatu yang lain!"
"Alya, Alya. Omongan kamu udah kayak kamu ahli membaca gerak tubuh seseorang aja!" Ali berjalan untuk meletakkan gitar nya yang sudah benar kemudian merebahkan dirinya di kasur, memandang langit-langit kamarnya.
Alya menoleh pada Ali tak terima.
"Tapi Bang Nathan nggak pernah liatin Alya kayak gitu. Bang Nathan nggak pernah tawarin Alya buat dibeliin makanan kayak dia ke Prilly tadi waktu istirahat!" Alya ikut duduk di kasur Ali dan menatap Ali yang kini duduk dan menyandarkan punggung nya di sandaran kasur.
"Ya mungkin karena Abang selalu beliin kamu makan, makanya Nathan nggak nawarin."
"Bang Nathan juga nggak pernah nawarin Alya buat pulang bareng, sekalipun itu hujan." kini mata Alya sudah mulai berkaca-kaca.
"Ssst. Kesayangan Abang kok cengeng sih. Udah gede gini masih hobi nangis, hm?" Ali mendekatkan dirinya pada Alya kemudian mengusap pipi adiknya yang mulai dibasahi air mata.
"Alya iri sama Prilly, Bang. Prilly baru dateng ke kehidupan Bang Nathan, tapi dia bisa dapet apa yang Alya harap-harapin sejak dua taun yang lalu." isak Alya yang menenggelamkan wajahnya di dada Ali.
"Kok kamu ngomong gitu sih, Al? Kan kamu juga belum tau perasaan mereka buat satu sama lain itu kayak gimana."
Ali mengelus pucuk kepala Alya.
"Jangan kayak gini dong. Sampe kapan kamu mau kayak anak kecil terus?"
Tiba-tiba Alya menjauhkan badannya dari Ali.
"Jadi maksud Abang, selama ini Alya kayak anak kecil, gitu?" protes Alya yang kembali menangis.
"Bukan gitu, Al--"
"Emang gitu, kan? Dari dulu, dari Alya masih kecil, memang selalu Prilly. Selalu Prilly yang Abang bela in!"
"Alya! Abang belum selesai ngomong!"
![](https://img.wattpad.com/cover/168051137-288-k120015.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Unrighteous
Fiksi Penggemar"Prilly itu punya Abang." #2 - aliprilly (10/10/2019) #1 - ggs (05/11/2021) #94 - fanfiction (26/11/2018) #4 - aliandoprilly (17/10/2019) #3 - aliando (16/08/19) #37 - prilly (14/08/19)