VII

6.2K 720 37
                                    

Kling

Prilly yang baru saja selesai mengerjakan PR Matematikanya kemudian mencari ponselnya ketika benda pipih itu berbunyi.

Ternyata ada pesan baru masuk di aplikasi Whatsapp nya.

Hai. Save nomor Abang ya. -Nathan

"Oh, Bang Nathan.." gumam Prilly setelah membuka pesan tersebut. Ia pun menyimpan nomor Nathan dalam kontak yang ia beri nama Bang Nathan.

Setelah itu, Prilly pun mengetikkan balasan.

Oke, Bang.

Gadis itu kemudian menata buku dan alat tulisnya untuk ia masukkan ke dalam tas hingga matanya terpaku pada jendela kamarnya. Prilly bangkit berdiri untuk sekedar berjalan mendekati jendela tersebut. Dari situ ia bisa melihat kediaman Dirgantara yang berada tepat di samping rumahnya.

Masa kecil yang ia habiskan bersama Alya dan keluarganya membuat Prilly hafal betul seluk beluk rumah Alya dan dari jendela kamarnya ia juga bisa melihat kamar Alya yang bersebelahan dengan kamar Ali. Kedua kamar tersebut masih diterangi nyala lampu, pertanda kedu penghuni masih terjaga. Namun Prilly tak bisa melihat apa yang mereka berdua lakukan karena jendela mereka berdua diberi gorden tipis.

"Bang Ali lagi ngapain ya?" gumam Prilly tanpa sadar. Sebentar kemudian ia menyesal. Kenapa ia harus menanyakan Ali?

Tapi hari ini ia tak bertemu Ali sama sekali. Aneh. Padahal biasanya lelaki itu tak pernah absen ke kantin. Tapi hari ini, dua kali jam istirahat, tidak sama sekali Prilly bertemu dengannya. Apakah ia memang se sibuk itu?

Prilly juga merasa tidak enak setelah hari terakhir mereka bertemu. Ataukah, memang Ali menjauhinya?

Semoga tidak, batin Prilly menenangkan dirinya sendiri.

***

Pagi ini SMA 06 Jakarta terlihat begitu sibuk. Siswa-siswi seliweran kesana-kemari penuh antusias. Beberapa masih mengenakan seragam rapi namun sebagian mengenakan baju bebas. Ada yang menggunakan pakaian cheerleaders dan beberapa siswa mengenakan pakaian basket kebanggaan mereka.

Dalam rangka menyambut ulang tahun sekolah yang ke-60, SMA 06 mengadakan pertandingan basket persahabatan dengan SMA 75, SMA yang cukup unggul di bidang basket. Setiap tahunnya dalam kejuaraan basket tingkat SMA, SMA 06 dan SMA 75 selalu bersaing dengan ketat dan selalu bergantian mendapat posisi juara dan runner up.

Momen pertandingan kedua tim basket ini selalu ditunggu-tunggu oleh kedua pihak sekolah, terlebih para siswi yang tak sabar melihat bintang-bintang lapangan yang terlihat cool dengan jersey basket mereka. Siapa tau mereka bisa di notice, dan kalau beruntung, jodoh. Siapa tau!

Meski para penonton terlihat membaur, lain hal nya dengan para pemain yang bak ada dalam perang dingin. Apalagi dua tahun terakhir ini, SMA 06 selalu memegang juara pertama dalam kejuaraan basket tahunan tingkat SMA di Jakarta. Saat ini, tim basket SMA 06 memang sedang berada di masa kejayaan, terlebih Ali sebagai kaptennya. Ali sangat ahli me manage dan menyemangati teman se-tim nya sehingga mereka selalu kompak, ditambah lagi, Nathan yang merupakan salah satu sahabat Ali juga merupakan bagian pemain inti tim basket SMA 06.

Berjalan beriringan dengan Nathan, Ali yang menenteng tas basketnya berusaha tak risih dengan tatapan perempuan-perempuan yang dilewatinya. Saat ini, mereka sudah mulai memasuki lapangan indoor sekolah mereka.

Acara dimulai oleh cuap-cuap MC kemudian ada pula sedikit sambutan dari Kepala Sekolah SMA 06 dalam rangka menyambut tim basket dan cheerleader SMA 75.

UnrighteousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang