2

8.5K 958 200
                                    

"Lia! Gimana lo semalem? Selamat?"

"Apaansih. Emangnya semalem aku ngapain?" Lia meletakkan tasnya ke kursi. Saat datang tadi, teman-teman Lia langsung menyerbunya dengan beribu pertanyaan.

"Lo kan semalem dibawa kabur sama si Soobin. Ngapain aja kalian?"

"Apanya sih. Ya nggak ngapa-ngapainlah."

Yeji menatap Lia dengan cemas. "Lo.... nggak di grepe sama dia kan?"

Bibir Lia terbuka. "Enggak, nggak bakalan terima aku kalau digituin."

Yeji dan yang lainnya mengusap dada legah. Semalam mereka ingin kembali masuk dan menyusul Lia, tetapi teman-teman Soobin menghadang mereka.

"Maafin kita ya, Lia."

"Enggak apa-apa. Aku juga kan baik-baik aja."

Bel masuk telah berbunyi. Semua murid bergegas masuk ke dalam kelas masing-masing.

Sekarang ada kelas renang, Lia mulai khawatir kalau guru mereka akan datang.

"Woi, dengerin gue dulu! Pak Hyun hari ini lagi sakit."

Sorak sorai terdengar, mereka bersorak bahagia karena guru yang selalu memaksa mereka agar pandai berenang sedang sakit sekarang.

"Woi, diem dulu! Tapi bapak itu bilang kalau kita tetap praktek berenang. Yang ngawasin nanti guru senior kita."

Bisik-bisik mulai terdengar.

"Wahhh kita diajar sama Pak Kim?" sahut Yuna bahagia.

Lia dan yang lain memutar bola matanya malas. Pak Kim adalah guru olahraga muda yang tampan, dan Yuna menyukainya walau beda umur terpaut hampir sepuluh tahun.

"Jadi ganti bajunya sekarang!" titah ketua kelas mereka.

Mereka semua mulai bergerak menuju kolam renang dan mengambil baju mereka di loker.

Lia cemberut, ia tidak bisa berenang. Bagaimana kalau sedang praktek nanti Pak Kim akan memarahinya dan menyuruhnya untuk tetap berada di kolam sampai ia bisa?

Lia meremas bajunya dengan pasrah.

"Kenapa lo, Ya?" tanya Yeji bingung.

"Aku takut, nanti kalau aku tenggelam kayak kemarin gimana?

"Enggak masalah, kan ada gue. Nanti gue langsung kasih lo pertolongan pertama."

Lia terkekeh. "Terserah."

Mereka berganti baju dengan waktu yang lama, apalagi Yuna, ia mesti berdandan terlebih dahulu agar tetap cantik di mata Pak Kim.

"Lama banget sih lo semua," celetuk anak cowok.

Mereka semua menuju kolam renang, disana sudah ada Pak Kim.

Pak Kim menyuruh untuk berbaris agar mudah diabsen. Lia memilih baris di urutan paling belakang.

Saat sudah selesai diabsen, Lia berusaha tetap tenang, ia mencoba menguatkan dirinya agar bisa berenang walau hanya dalam jarak pendek.

"Lia! Si Soobin tuh," tunjuk Yeji pada lima orang cowok yang baru datang dari pintu masuk.

Lia menatap mereka horror, tidak bisa dibayangkan bahwa jantung Lia hampir copot sekarang. Belum lagi sebentar lagi gilirannya untuk masuk ke kolam.

"Aduhhh, gimana ini, Yeji?"

Lia cemas, bahkan terlihat dari wajahnya ia sangat cemas. Kaki yang tidak teralas apa-apa ia usap-usap di lantai yang berair.

Yeji ikut cemas, masalahnya Soobin dan teman-temannya sekarang berjalan menghampiri mereka dan duduk tepat di sebelah kursi Pak Kim.

"Ngapain coba mereka. Bolos gitu kenapa nggak dimarahi Pak Kim," Lia mulai mencibir.

Kini giliran Yeji, dan berikutnya adalah Lia. Lia menarik napasnya dalam-dalam, tidak ada waktu untuk memikirkan kedatangan Soobin. Yang ia pikirkan adalah bagaimana caranya bertahan lama di dalam air.

"Choi Jisu," Pak Kim menyebut nama Lia, Lia mulai gencar.

Lia berjalan mendekat ke kolam, ia mulai mengambil aba-aba untuk melompat.

Byurrr

Lia melompat dengan gerakan yang salah, di dalam airpun Lia tidak dapat menggerakkan tubuhnya, ia seolah-olah keram.

"Si Lia keram lagi," semua orang berbisik di ujung sana. Yeji ingin melompat membantu Lia tetapi Pak Kim langsung menatap Yeji tajam.

"Aduhh pacar lo tuh, Yun!" Yeji mengumpat pada Yuna.

Lia tidak tau harus apa, ia berusaha menggerak-gerakkan tubuhnya untuk meminta tolong.

Hingga diakhir usahanya, ada yang menariknya keluar dari kolam. "Kalau lo nggak bisa berenang ngapain ikut kelas renang, bego."

Soobin mengangkat tubuh Lia ketepian. Seluruh teman Lia langsung mendekat mengerubungi Lia dan Soobin.

Lia terbatuk-batuk, ia masih ada kekuatan sendiri untuk menopang tubuhnya.

Pak Kim mendekat. "Kamu nggak bisa berenang?"

Lia menunduk. "I-iya Pak."

"Jadi kenapa ikut kelas renang?" bukan Pak Kim yang bertanya tetapi Soobin.

Lia melirik Soobin. "Biar aku bisa renang."

Alis Soobin terangkat satu. "Aneh lo."

Pak Kim memahami maksud Lia, ia pun menyuruh Lia berganti pakaian dan memberi pesan agar tidak mengikuti kelas renang lagi.

Lia kecewa sekaligus legah. Kecewa karena tidak ada yang mau mendukungnya agar bisa pandai berenang dan legah karena ia tidak lagi harus masuk ke kolam yang membuatnya ingin mati.

Lia beranjak meninggalkan mereka semua, ia berjalan menuju loker.

"Heh! Jangan pergi dulu," Soobin menghadang jalan Lia.

"Apalagi sih?"

"Lo udah bikin seragam gue basah karena nyelametin lo."

"Jadi maksudnya apa?"

"Balasan lo ke gue apa?"

Lia merenggut. "Aku nggak ngerti."

"Nggak tau hutang budi lo ya?"

"Aku nggak ngerti dan nggak mau ngerti! Aku mau ganti baju," Lia memilih jalan di sebelah Soobin. Ia sudah merasa kedinginan sedaritadi.

Ketika Lia melangkah ke depan, Soobin malah melangkah ke samping hingga kepala Lia membentur dada bidang Soobin. Tentu saja Soobin tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut, ia langsung mengaitkan kedua tangannya di balik punggung Lia.

"Ihhhh lepasinnnnnn!" Lia terus berontak dari pelukan Soobin, sedangkan Soobin menyengir lebar sambil mengeratkan pelukannya.

Hingga beberapa menit Soobin memeluk Lia, akhirnya ia melepaskan dan menunjukkan ekspresi bahagianya pada Lia.

"Itu mungkin jadi balasan lo karena gue udah nyelamatin lo."

Soobin kembali menatap Lia yang kini mengusap seluruh tubuhnya berusaha menghilangkan bekas pelukan Soobin.

Soobin terkekeh. "Semenjijikkan itukah gue?"

Lia tidak menjawab, ia pergi meninggalkan Soobin dengan kesal. Soobin sendiri membiarkan Lia pergi, ia melihat kepergian Lia dengan tersenyum miring.

***

Lia gabole gituuuu:*

Soobin kan ganteng, jadi jangan di ketusin🙅🙅

I'M OK | Choi Soobin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang