Vote dan voment banyaks banyaks kalo mau cepet update. Okay???🔥🔥🔥🔥
***
Aku merasakan hal yang tidak mendingin dari hatiku, yaitu kamu, satu-satunya yang masih tersisa dalam hidupku. -Lia, 2019
***
"Bin makan dulu kamu ini, jangan stress banget."
Soobin menutup wajahnya dengan kedua tangan, ia terus merasa kacau belakangan ini.
"Kamu boleh mikirin Lia, tapi jangan setiap detik juga, kesehatan kamu juga penting."
Soobin berdecak. "Udah deh, Ma. Soobin mau tidur ngantuk."
Shin Ryi--Mama Soobin--nampak kecewa, raut wajahnya jelas menunjuk kesedihan. "Ya udah Mama buat makanannya disini ya, nanti kamu makan. Inget!"
Setelah itu Shin Ryi pergi meninggalkan Soobin. Ini sudah seminggu sejak Lia menghilang tanpa jejak, dan hal tersebut terus membuat batin Soobin tertekan. Masalahnya ia merasa Lia menghilang karena dirinya, hatinya terus menyalahkan dirinya atas kepergian Lia.
Soobin tau Shin Ryi khawatir, tetapi keadaannya benar-benar tidak pas, hatinya terus bergejolak karena Lia.
Soobin menarik selimut lalu mulai memejamkan mata, dia tidak pernah tidur setiap malam. Malahan Soobin terus bergadang untuk mencari Lia. Tetapi pada akhirnya Soobin memilih menyerah, ia tidak mendapat langkah kemajuan.
"Maaf, Ya. Gue nggak bisa nemuin lo."
***
Yeji mengacak rambutnya frustasi, lagi-lagi air mata yang berusaha ia tahan sedari pagi tidak bisa ia tahan. Ia menangis dalam kehancuran, sahabatnya telah pergi.
Pada akhirnya Yeji sadar, sahabatnya memang sudah pergi, sahabatnya memang sudah meninggalkannya, sahabatnya yang selalu setia dengannya telah menghilang.
"Liaa lo kemana?" isak Yeji.
Tiba-tiba hujan turun, menimpa tubuh Yeji yang tengah duduk di salah satu bangku taman. Ia terus sesenggukan karena belum menemukan Lia.
Yeji memperhatikan taman sekitarnya yang terus ditimpa hujan deras. Yeji jadi teringat saat dirinya dan Lia sedang piknik, suasananya sama seperti ini. Saat itu Yeji sedang merasa bosan dan Lia mengajaknya piknik. Dan berkat itu Yeji jadi kena marah oleh Papanya karena mereka tidak pulang semalaman, tetapi Yeji tidak marah pada Lia, ia malah bersyukur karena Lia berhasil membuat Papanya peduli. Yeji bahagia kala itu, bersama Lia, dan tentu karena Lia.
Tangan Yeji gemetar, badannya menggigil, dan sebenarnya Yeji gampang sakit, ia tidak suka dingin. Tetapi Yeji tidak peduli, pikirannya terus mengambang.
Tiba-tiba Yeji merasa tidak ada lagi air hujan yang menimpa tubuhnya. Yeji mendongak.
"Lo nggak harus ujan-ujanan juga kan?"
Yeji bungkam, ia menatap payung kuning yang menaunginya lalu bergantian menatap Yeonjun.
"Jangan terlalu mikiran Lia napa sih, lo kan juga harus mikirin diri lo sendiri," ucap Yeonjun. Ia ikut duduk di sebelah Yeji.
"Lo nggak ngerti! Lia itu sahabat gue dari sd, udah seharusnya gue khawatir gini sama dia. Cuma dia yang bener-bener peduliin gue," jawab Yeji parau.
"Enggak cuma dia yang peduli sama lo."
"Enggak! Cuma Lia yang peduli sama gue! Lo harus tau itu! Di dunia ini nggak ada orang yang aslinya beneran baik, selalu ada niatan jahat yang keselip di setiap orang. Gue udah banyak nemu kayak mereka, gue sakit. Dan cuma Lia orang yang gue liat nggak kayak gitu, dia beneran baik, beneran tulus. Gue sayang sama dia," Yeji kembali menangis, ia menatap air hujan yang jatuh mengenai kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M OK | Choi Soobin [END]
Fanfiction[Privat acak; follow sebelum membaca] Mari kita liat seberapa bisa lo nahan emosi ngebaca ini. ^^ Pernahkan kalian merasakan sakit yang hebat? Pernahkah kalian menduga akan menerima hidup yang kelam? Pernahkah kalian dihadapkan oleh sesuatu yang tid...