10

5.2K 605 43
                                    

Pagi ini Lia datang cepat, ia memiliki tugas yang diambil dari beberapa buku. Semalam Lia tidak sempat untuk berkunjung ke toko buku, jadilah ia berencana mengerjakan tugasnya di perpustakaan sekolah saja.

"Ini kartu perpus saya," Lia menunjukkan kartu khusus masuk perputakaan disekolahnya.

"Wah, kamu sering datang kesini ya?"

"Iya, Pak. Saya suka baca buku disini."

"Keren ya, jarang banget anak remaja sekarang mau baca buku."

Lia tersenyum. "Iya, Pak."

Bapak itu ikut tersenyum dan mengembalikan kartu perpus yang diberi Lia tadi.

Lia dipersilakan masuk, dengan senang hati, ia berjalan masuk ke dalam.

Lia mulai mencari buku teknologi, ia diberi tugas mempelajari cara membuat berbagai macam teknologi. Ketika melihat seluruh buku yang terlalu banyak, Lia bingung ingin memilih yang mana.

Ditengah pencarian buku, Lia merasa ada yang memanggil namanya, tetapi Lia pikir itu hanya suara samar, maka ia mengabaikannya dan kembali fokus mencari.

"Lia!"

Kini Lia tidak salah dengar, suara itu tepat di belakang tubuhnya.

"Liaaa!"

Refleks Lia menjerit.

"Lo kenapa?"

Orang-orang langsung menatap Lia seolah menyuruh Lia untuk diam.

Lia melirik orang yang memanggilnya tadi, orang itu ternyata teman Soobin, tidak lain dan tidak bukan adalah Taehyun.

"Temen si Soobin doyan bener deh ngejut-ngejutin aku," umpat Lia dalam hati.

"Lia! Lo kenapa sih?" tegur Taehyun lagi.

"Eh? Enggak."

Lia melanjutkan aktivitas sebelumnya dan mengabaikan Taehyun. Lia membuka satu persatu isi buku, memilih mana yang benar-benar cocok untuk ia pelajari.

"Eumm, ini cocok nggak ya?"

Lia menggeleng sendiri, ia rasa buku itu tidak cocok untuk Bu Lay.

Lama mencari tetapi Lia belum juga menemukan buku yang serasi dengan ciri-ciri buku yang diucapkan Bu Lay kemarin.

"Lo nyari buku ini?" Taehyun menyodorkan salah satu buku. Lia sedikit terkejut, ia pikir Taehyun sudah pergi meninggalkan dirinya.

Lia menatap buku yang disodorkan Taehyun untuknya. Buku tersebut berwarna biru muda dan terdapat judul merah di sampulnya. "Kayaknya, iya deh," Lia mengambil buku itu dan memeriksanya.

Benar saja, bukunya sama seperti ciri-ciri yang dikatakan oleh Bu Lay. "Gimana kamu bisa tau?"

"Iya, Ibu itu juga suka nyuruh nyari buku gitu di kelas lain."

Lia berohria. "Makasih ya."

Taehyun mengangguk. "Makasihnya jangan ke gue, itu si Soobin yang nitipin biar dikasih ke lo."

Sudah Lia duga, apa yang berhubungan dengan temannya pasti adalah perintah Soobin.

"Bilangin makasih ya," Lia keluar dari perpus, sebelumnya ia sudah mencatat buku apa yang telah ia pinjam.

***

"Lo udah siap?"

"Udah dong."

"Darimana lo dapet bukunya?"

"Dari perpus."

"Secepat itu nemuin buku yang sama persis kayak ciri-ciri yang Bu Lay bilang?"

"Ya kamu liat sendiri gimana? Udah jelas-jelas bukunya di depan mata kamu."

Yeji membasahkan bibir luarnya, ia masih tidak yakin dengan perkataan Lia.

"Dari Soobin ya?"

Lia menghela nafas. "Nggak tau."

Lia memilih duduk di kursinya, terlalu banyak pertanyaan membuatnya pusing.

"Kok nggak tau sih? Emang cara lo dapetin bukunya gimana?"

"Dicarilah, Yeji. Pakai usaha."

"Tapi nggak mungkin langsung dapet gitu."

"Mungkin aja, buktinya sekarang ada kan."

"Nggak! Pasti di kasih orang?"

Lia mencoba sabar. Lagian perjuangan yang telah ia keluarkan untuk mencari buku tadi tidak dikatakan usaha? Ia sengaja datang pagi-pagi buta hanya untuk mencari buku tersebut, dan itu tidak dikatakan usaha? Dasar Yeji yang aneh!

Ditengah-tengah perdebatan Lia dan Yeji, tiba-tiba saja koridor depan kelas mereka sudah dipenuhi oleh para siswa-siswi.

Karena merasa penasaran Yeji menarik tangan Lia untuk melihat kejadian apa yang tengah berlangsung.

"Ck, kamu yang penasaran, tapi malah ikut narik aku," celetuk Lia pasrah ketika tangannya ditarik paksa oleh Yeji.

"Woi, woi woi! Geser dulu dikit, gue sama Lia mau lihat."

Orang-orang tidak mendengarkan Yeji karena terlalu fokus oleh kejadian di depan.

"Apasih, ada apa?"

"Geserrrrr dulu!"

"Woi! Denger nggak sih?"

"Tuli beneran lo semua, iya."

"Minggir! Gue kagak nampak."

Yeji heboh sendiri membuat Lia melepaskan genggaman tangan Yeji, Lia langsung menyerudup masuk ke celah-celah tubuh teman sekelasnya.

"Heh! Lo kan yang ngasih coklat ke Soobin? Berani banget lo ya, udah tau si Soobin pacar gue. Pintar banget lo ngedeketin dia, pakek nguntit-nguntit segala lagi. Jadi cewek itu jangan gatel, tolong!"

Dia Mina, sahabat kecil Lia. Hal inilah yang membuat Lia membenci sahabat kecilnya itu, sifatnya yang seperti psycopath.

Cewek yang tadi di sindir kini sudah menjadi tumpukan sampah, Mina menuangkan seluruh isi tong makanan sisa ke tubuhnya.

Tidak ada yang menolong, bahkan mereka menertawai cewek itu. Kejadian seperti ini tidak hanya dilakukan sekali dua kali, tetapi sudah ribuan kali, bukan hanya Mina saja yang melakukan, tetapi banyak orang yang suka pembulyan untuk mendapatkan apa yang mereka mau atau hanya sebagai hiburan.

Cewek itu menangis keras, bahkan sudah bersujud meminta ampun ke Mina, tetapi dia malah semakin disoraki oleh para penonton.

Lia juga tidak bisa apa-apa, ia pergi kembali ke kelasnya untuk mengerjakan tugas. Ia sudah lelah dengan segala pembulyan yang tidak pernah terhenti di sekolahnya. Selalu saja ada bahan yang dijadikan untuk membuly, tidak pernah tidak ada.

"Bego banget sih tuh cewek, mau banget digituin sama si Mina," opini Chaeryeong yang sudah duduk di samping Lia.

Yeji mengangguk setuju. "Si Mina ajapun, kalau gue udah gue lawan tuh. Apa coba yang ditakutin sama si Mina, modal dengkul doang."

"Hooh, gue aja ngerasa aneh, si Mina sok berkuasa di sekolah, jijik gue liatnya. Nggak sadar diri."

Yeji tertawa. "Lo jijik, gue apalagi."

Chaeryeong ikut tertawa. "Beraninya sama yang lemah. Tiba datang yang lebih hebat dari dia, malah sembunyi-sembunyi."

Lagi-lagi Yeji menggangguk menyetujuinya. "Bener banget, gila tuh cewek kalau takut sama dia."

"Kalau lo, Ya. Gimana pendapat lo tentang si Mina?"

Lia melirik Yeji dan Chaeryeong bergantian. "Aku juga jijik sama dia, tapi jangan digosipin, dosa."

Yeji menyeringai. "Dosa sekali-sekali kan nggak langsung bikin masuk neraka. Jadi gapapalah ya."

Lia menggeleng sambil tersenyum. "Terserah! Aku nggak ikutan dosa pokoknya."

***

Yeji udah nggak polos ternyata😆 kebanyakan dosyahhh😮 jangan dibagi-bagiin ke Lia dosanya, tolong!

Jangan lupa vote, tolong!😙😙

I'M OK | Choi Soobin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang