Ternyata tukang gojek itu sweet juga ya, baru kenal aja udah dikasih helm couple
***
Hari kedua ujian tidaklah buruk, karena mata pelajaran kali ini adalah bahasa inggris dan sastra, dan Lia begitu menyukai kedua mata pelajaran tersebut. Ia merasa bahagia karena dapat menjawab semua pertanyaan dengan mudah.
Yeji yang berada disebelahnya menekukkan wajahnya sebal. "Nggak adil, ih. Lo kok bisa jago bahasa inggris sih, Ya? Sedangkan gue sama sekali nggak ngerti tuh. Padahal kan kita tiap hari makannya sama, sama-sama makan nasi gitu loh. Tapi kenapa lo bisa jadi pinter banget?"
Lia menatap Yeji dengan lucu. "Setiap orang kan berbeda, Yeji. Pola pikir, logika, cara nangkap, semuanya beda. Kalau sama berarti kita bukan orang."
"Tapi gue juga pengin jago bahasa inggris."
"Ya belajar."
"Ajarin gue!!!" rengek Yeji sambil menggoyangkan tubuh Lia.
"Iya-iya, nanti aku ajarin," balas Lia cepat sebelum kepalanya bertambah pusing. "Kapan-kapan."
Senyum yang tadinya terbit di wajah Yeji hilang seketika. "Lo kok gitu sih sama gue, Lia? Belajar darimana kek gini?"
"Dari Soobin."
"Dasar pemberi ajaran sesat," umpat Yeji.
"Ya udah, ayok pulang."
Dengan wajah cemberut Yeji menarik lengan Lia menuju gerbang sekolah. Tetapi ketika mereka ingin keluar tiba-tiba Yeonjun menarik kuncir rambut Yeji.
"Aduduh," ringis Yeji.
"Hah? Apa lo bilang? Adudu? Adudu kepala kotak itu? Yang warnanya ijo, iya?" tanya Yeonjun.
Yeji merapatkan bibirnya. "Emang adudu! Lo kan adudunya?! Pala lo kotak soalnya."
Yeonjun manggut-manggut menerima ucapan Yeji. Lalu ia melirik Lia sambil tersenyum. "Gue disuruh ngantar pacarnya bos nih."
Kening Lia bergelombang. "Hah?"
Belum sempat mengerti keadaan, Lia sudah ditarik Yeonjun menuju tempat tongkrongan Soobin, meninggalkan Yeji sendiri.
"Woiiii!! Lia jangan dibawa lagi ih!!!" teriak Yeji tak terima. "Dasar tukang pencuri Lia!"
Yeonjun mengabaikan Yeji dan tetap menarik Lia.
"Mau bawa aku kemana sih?" tanya Lia.
"Ke pangeran lo dong."
Lia bergidik ngeri membayangkan Soobin adalah seorang pangeran. "Najis."
Yeonjun terkekeh membayangkan hal yang sama seperti Lia. "Sama, gue juga mikir gitu."
"Soobin mah nggak cocok jadi pangeran. Cocokan gue kan ya," Yeonjun menaik-naikkan alisnya ke atas mencoba menggoda Lia.
"Apa sih, jijik banget. Nggak ada bedanya sama Soobin."
"Gue kan sohib terbaek dia, jadi kami kembar dong."
"Terserah."
Beberapa menit berjalan ke tempat tongkrongan Soobin, Yeonjun melepaskan tarikan lengannya dari lengan Lia. Ia masuk ke dalam diikuti Lia.
Dalam hati Lia berpikir bahwa Yeonjun tidak berani memegang tangannya di depan Soobin karena takut kena marah.
"Bos oh, bos. Gue udah bawa putri kesayangan lo, ratu lo, princess lo, cinta lo, segalanya lo," sahut Yeonjun kuat, sehingga seisi ruangan dapat mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M OK | Choi Soobin [END]
Fanfiction[Privat acak; follow sebelum membaca] Mari kita liat seberapa bisa lo nahan emosi ngebaca ini. ^^ Pernahkan kalian merasakan sakit yang hebat? Pernahkah kalian menduga akan menerima hidup yang kelam? Pernahkah kalian dihadapkan oleh sesuatu yang tid...