"Menanti kehadiranmu sama saja seperti menantikan hujan di padang gurun." Lia -2019
***
Tanpa membuang waktu, Lia segera menggeser tombol hijau lalu meletakkan ponsel tersebut ke telinganya. "Hallo? Dengan siapa dimana?" jawab Lia dengan polos, ia sudah lelah.
Kening Lia berkerut ketika tidak mendapati balasan apapun, yang terdengar di ujung telepon hanya suara hembusan angin, selebihnya hanya keheningan.
"Hallo, anda siapa tuan?" ujar Lia lagi, tetapi tetap tidak ada balasan dari si penelepon.
Tangan Lia terangkat untuk menggarut kepala belakangnya. Dalam situasi seperti ini Lia sungguh merasa bingung. Ingin mematikan tetapi tangan Lia terasa kaku dan dirinya merasa tidak perlu mematikan telepon itu terlebih dahulu.
Tubuh Lia tergerak mendekati makam Sho Hye, ia kembali bercerita serta bergurau dengan Mamanya tanpa mematikan ponsel tersebut. Dan tentu saja otomatis telepon tadi belum dimatikan. Lia membiarkan hal tersebut, ia tidak terlalu peduli sebenarnya
Lia menyandungkan lagu Dream Glow milik BTS dengan parau, tetapi senyum di wajahnya tidak pernah luntur. Untuk kali ini saja Lia ingin merasa nyaman dan tenang, bersama Mamanya tentu saja.
Satu jam tak terasa hingga membuat Lia terkantuk. Matanya bahkan sudah menyipit karena sudah tidak sadar dengan keadaan. Mulutnya menguap terus-menerus seolah menuntut drinya untuk segera pulang. Tetapi untuk sekadar bangkit saja rasanya Lia terlalu malas. Jadilah dirinya yang memilih untuk tertidur di samping makam Sho Hye. Dengan kedinginan yang terus merayap di sekitar, tetapi tidak mengusik Lia sama sekali. Bahkan rasanya nyaman, mungkin karena ia terlalu merindukan Sho Hye.
***
"Lia lo ngapa tidur disini?"
Lia tersentak dari tidurnya, dengan mata merah ia mendongak dan melihat keadaan sekitar. Sudah gelap. Astaga, jam berapa ini?
Lia kembali menguap, ngantuk. Tubuhnya juga terasa menggigil. Ia tidur sampai malam di kuburan. Sungguh hebat jika Yeji mengetahui hal tersebut.
"Lia, lo nggak apa-apa?"
Lia menoleh ke sumber suara, ia mengangguk ketika mengetahui siapa orang itu.
Mark menumpu tangan Lia dan membersihkannya dengan sapu tangan. Kini sungguh tubuh Lia sudah dikerubungi oleh tanah.
"Lo kenapa bisa tidur di kuburan sih?" tanya Mark, dilihat dari raut wajahnya ia sungguh khawatir.
Lia hanya bergumam kecil tanpa menjawab lebih. Kepala Lia terasa sakit dan tulang-tulangnya kaku. Tanpa banyak tanya lagi, Mark memapah tubuh Lia dengan merangkulkan tangan Lia di pundaknya dan membawanya keluar dari tempat pemakaman.
Mark bawa mobil. Sehingga Lia tidak perlu merasa khawatir jika dirinya oleng dan jatuh dan tertabrak truk dan mati dan masuk surga. Ia tidak perlu mengkhawatirkan hal tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M OK | Choi Soobin [END]
Fanfic[Privat acak; follow sebelum membaca] Mari kita liat seberapa bisa lo nahan emosi ngebaca ini. ^^ Pernahkan kalian merasakan sakit yang hebat? Pernahkah kalian menduga akan menerima hidup yang kelam? Pernahkah kalian dihadapkan oleh sesuatu yang tid...