Bunuh cinta ini kalau hanya dijadikan Moba
***
Tangan Lia bergetar, ia mengambil ponselnya dan menelepon Yeji. "Yeji, aku butuh kamu."
"Lo kenapa Lia?" tanya Yeji di sebrang sana.
"Aku sendiri, Yeji. Tolong dateng kesini," pinta Lia sambil terisak.
"Sendiri gimana? Maksud lo apa?"
"Tolong Yeji, aku sendiri. Disini gelap."
"Gu-gue nggak bisa, Ya. Gue lagi di luar kota. Mama gue ngajak pesta tadi," balas Yeji ikut panik seperti Lia.
Yeji dapat mendengar tangisan Lia semakin keras. "Ya! Lia! Lo kenapa? Lo emang lagi dimana? Lia! Lo kenapa sih? Lia, jangan bikin gue panik! Lia! Ya!" panggilan Yeji tidak dijawab Lia, yang Yeji dengar hanya suara isak tangis Lia, sedetik kemudian teleponnya sudah terputus.
Lia terus menangis, tidak ada orang lewat disini. Tadi Lia sudah berjalan jauh dari tempat Soobin membawanya, dan sekarang Lia tidak tahu sedang berada dimana.
Lia ingin menelepon Sho Hye, tetapi tiba-tiba saja ponselnya mati karena habis baterai. "MAMAAAAA," teriak Lia, ia begitu ketakutan, tempat ini begitu sepi dan menyeramkan, entah sudah jam berapa sekarang Lia tidak tahu.
"Aku takut."
***
Sekarang sudah pukul sepuluh, gym terlihat ramai dengan banyaknya pria maupun wanita yang melatih otot tubuh mereka, tempat ini dominan dengan mahasiswi atau mahasiswa karena mereka lebih memiliki kebebasan daripada anak sekolah. Berbeda lagi dengan Soobin dan teman-temannya, mereka memiliki kebebasan yang hampir sama seperti seekor burung.
Kapanpun mereka pulang, itu terserah mereka. Tidak ada yang bisa memerintah atau membantah kemauan mereka. Moto hidup mereka adalah terbang itu seperti burung yang bebas dan bersama. Maka jika satu diantara mereka jatuh ke dalam lubang, maka semua harus ikut jatuh dan merasakan sakit yang sama.
"Bin, Lia mana?" tanya Taehyun baru sadar kalau Soobin belum mengantar Lia sama sekali.
Soobin terhenyak, ia lupa bahwa Lia ada disini. Ia melepaskan pelukannya dengan Jihyo dan berjalan cepat menuju ruang depan.
Ruangan ini begitu sepi, sebenarnya ini adalah pintu belakang gym atau ruang tamu di rumah Jihyo, memang Soobin sengaja meninggalkan Lia disini karena mengira aman.
Soobin mengacak rambutnya, ia membuka pintu dan mengedarkan pandangannya. "LIA! LO DIMANA?"
Hening. Tidak ada yang menjawab tentunya, ini hanya gang kecil yang tidak satu pun orang lewat.
Soobin kembali masuk ke dalam, ia melihat ada satu alat berat jatuh di pinggir lantai. Soobin mengampiri dan memperhatikannya, ada sebercak darah di lantai tersebut. Apa iya ini darah Lia?
Soobin mengusap wajahnya. Kalau benar ini darah Lia, mengapa Lia tidak menemui dirinya saja? Mengapa harus langsung pergi? Tanpa pamit pula, kalau beginikan namanya merepotkan Soobin.
"Nggak ada, Bin?" tanya Taehyun lagi, ia ikut mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan.
"Seperti yang lo liat," jawab Soobin pasrah.
"Lo sih, udah tau bawa si Lia. Malah bercinta sama si Jihyo."
"Ck, diem lo!"
Soobin berjalan meninggalkan Taehyun, ia kembali ke tempat duduknya semula bersama Jihyo. Sekarang ia merasa sedikit pusing memikirkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M OK | Choi Soobin [END]
Fanfiction[Privat acak; follow sebelum membaca] Mari kita liat seberapa bisa lo nahan emosi ngebaca ini. ^^ Pernahkan kalian merasakan sakit yang hebat? Pernahkah kalian menduga akan menerima hidup yang kelam? Pernahkah kalian dihadapkan oleh sesuatu yang tid...