38

3.2K 435 25
                                    

Perasaan gue aja atau enggak, kenapa lo jadi nganggap gue serius?

***

"Duh ini gimana nih?"

Lia membetulkan resleting tasnya dengan benar, memang segala barangnya telah rusak, ia butuh membeli yang baru. Tetapi karena uangnya sudah menipis karena tidak ada masukan, belum lagi kemarin ia membeli ponsel baru karena ponsel lamanya sudah dicuri.

"Nggak bisa," keluh Lia mulai menyerah.

Lia yang sudah kecapekan, lebih memilih membuka ponsel dan mencari tas murah di olshopnya. Ia menscroll atas-bawah agar menemukan tas yang cocok ia pakai.

Tetapi saat fokus mencari tiba-tiba ada pesan masuk dari nomor tak dikenal. Lia sedikit meremang melihatnya, karena belakangan ini ia merasa tidak nyaman, perasaan selalu menerka-nerka selalu muncul di benaknya. Apa yang akan terjadi dengannya di kemudian hari? Ia takut hal jahat akan terjadi padanya.

Lia menepis segala pemikiran jahat dalam pikirannya, ia harus berpikir positif, ya! Harus!

xxxxxx180072
Ini gue

Apasih, emangnya Lia mengenalnya?

Siapa?

Ck, lo lupa?

Maaf, ini siapa?

Gue yang kemaren ngirim lo pesan juga

Nggak inget

Lia benar-benar tidak mengingat dan mengenalnya. Lagian Lia sudah ganti nomer karena ponselnya telah dicuri, lalu jika pengirim itu pernah mengirim pesan ke Lia sebelumnya, darimana ia tahu nomer barunya? Seharusnya ia memberi pesan ke nomer lama. Kemarin Soobin memberinya pesan mungkin karena ia sudah mempreteli ponsel baru Lia sehingga ia sudah tahu nomer baru Lia. Tetapi ini siapa? Mengapa ia tahu?

Lama Lia menunggu balasan dari si pengirim, tetapi pesan yang ditunggu tidak kunjung datang. Lia memilih mengabaikan dan kembali fokus mencari tas yang akan ia beli. Mungkin saja itu salah sambung.

xxxxxx180072
Kalau lo mau tau nyokap lo mati karena apa, hubungi gue

Kening Lia berkerut, ia tidak mengerti dengan isi pesan tersebut. Dia siapa? Dia yang kemarin memberinya pesan seperti ini juga? Lidah Lia kelu, ia sangat lelah dengan semua.

Karena tidak mau berhubungan lagi dengan si penomor, Lia lebih memilih memblokir nomer tersebut. Sudah cukup! Mamanya sudah tenang disana, ia tidak suka dipermainkan. Mungkin itu hanya orang asing yang ingin bermain-main dengan kehidupannya, ya, Lia tahu itu. Karena dirinya sudah sangat sering dipermainkan.

***

"Huaaa hari ini terakhir ujian, legah banget ya, Ya?"

Yeji tersenyum bahagia menatap Lia, ia mengangkat tangannya tinggi-tinggi karena terlalu senang.

"Biasa aja," jawab Lia seadanya.

"Ih sok cuek deh, Lia," Yeji mencubit-cubiti pipi Lia gemas.

Yeji tertawa, Lia ikut tertawa. "Sakit, Yeji."

"Makanya jangan sok cuek."

"Iya."

"Oh iya lo masih inget kan bakalan ngetraktir gue makan? Pokoknya hari ini kita harus hepi! Jangan ada sedih-sedih dan galau-galau lagi, harus bahagia."

"Inget kok."

"Ya udah, yok!"

Lia dan Yeji berjalan beriringan di koridor, mereka terus membahas segala hal, apapun itu yang penting mereka bahagia. Apalagi Yeji yang terlihat begitu antusias.

I'M OK | Choi Soobin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang