3

7.2K 866 98
                                    

Hari ini guru musik sedang ambil cuti, kesempatan yang paling pas bagi seluruh murid untuk membolos.

Hal tersebut juga dimanfaatkan oleh Soobin dan teman-temannya. Soobin ingat kalau sekarang Lia ada kelas renang, maka dari itu ia berencana untuk melihat.

Pada saat memasuki pintu, banyak orang yang langsung menatap mereka, Soobin mengeluarkan senyum mautnya diikuti Yeonjun dan yang lainnya.

Mereka memilih duduk di sebelah Pak Kim, karena Pak Kim sudah mengenal sifat dan ciri mereka yang memang suka membolos, maka ia tidak marah, ia sudah memakluminya.

Saat Pak Kim menyebut nama Lia, Soobin langsung memfokuskan tatapannya.

"Si Lia gencar amat dah ekspresinya gue liat," Yeonjun tertawa melihat betapa tegangnya wajah Lia.

"Biasa aja menurut gue," balas Soobin.

Soobin dapat melihat Lia mengambil posisi yang salah saat melompat, Lia juga terlihat kesusahan menggerakkan kedua kaki dan tangannya.

"Dia gak bisa berenang atau gimana, gak jalan-jalan soalnya," celetuk Taehyun.

"Gaya batu mungkin," balas Yeonjun asal, mereka berdua pun tertawa serentak.

Soobin memicingkan matanya. "Bisa diem lo berdua? Gue cemplungin ke kolam baru tau rasa."

Yeonjun dan Taehyun sama-sama mengatupkan bibirnya.

Soobin kembali fokus melihat Lia, disana teman-teman Lia mulai berbisik-bisik. Apa yang dibisikkan pun Soobin sama sekali tidak tahu.

Kali ini Lia malah mengangkat kedua tangannya berusaha meminta tolong, bahkan ia berusaha memunculnya kepalanya ke permukaan air untuk mengambil nafas.

Yeonjun ingin kembali tertawa melihatnya tetapi ia tahan. "Lo tolongin lah itu, kehabisan napas nanti dia."

Soobin mengabaikan Yeonjun, ia mulai berdiri, sebenarnya ada rasa ragu tetapi ia tetap melompat ke kolam.

Soobin mengangkat tubuh Lia dan meletakkannya di tepi.

"Kalau lo nggak bisa berenang ngapain ikut kelas renang, bego."

***

Lia menghempaskan baju renangnya di kursi, ia tidak rela bila Soobin telah memeluknya tadi.

"Lia!"

"Kenapa?"

"Lo baik-baik aja kan?" tanya Yeji cemas.

"Lebih baik dari yang kamu kira."

"Maafin gue ya."

"Iya, aku maafin."

Lia mengabaikan Yeji dan kembali menulis.

"Lo marah ya?"

"Enggak," jawab Lia singkat.

Yeji menggarut kepalanya bingung. "Gue tadi pengin nyelamatin lo tapi nggak dikasih Pak Kim."

"Iya, aku ngerti kok," jawab Lia yang terlihat ketus.

"Oh oke," Yeji akhirnya keluar meninggalkan Lia sendiri.

Sebenarnya Lia sedikit marah terhadap Yeji, mengapa ia memilih untuk tidak menyelamatkan dirinya disaat Soobin malah bisa langsung lompat di depan mata Pak Kim.

Bibir Lia maju beberapa senti, ia paling tidak suka ada yang menyentuh tubuhnya, apalagi memeluknya.

Setengah jam menulis, Lia masih tetap bertahan di dalam kelas, teman-temannya sudah pergi ke kantin untuk mengisi perut. Lia sangat malas untuk bertemu dengan Soobin, maka ia lebih memilih untuk tetap berada di dalam kelas.

"Lia!" panggil Chaeryeong tiba-tiba dari arah pintu kelas.

Lia menoleh. "Ada apa?"

"Si Soobin nyariin lo tuh."

Ekspresi Lia berubah menjadi datar. "Ngapain nyari aku?"

"Nggak tau, tapi dia maksa gue buat ngajak lo ke kantin. Malesin banget coba, kalau gue nggak bawa lo kesini gue bakal dibuat malu sama si Yeonjun, kan gila."

Lia cemberut. "Nggak mau aku ah jumpa dia. Dia selalu ngatur-ngatur aku, padahal kan dia bukan siapa-siapanya aku."

Chaeryeong mengatur napasnya. "Bantuin gue, Ya. Nanti kalau si Yeonjun bikin malu gue gimana? Setidaknya lo cuman disuruh duduk di sebelah Soobin aja nanti."

Lia tetap menggeleng. "Iya kalau cuman diuruh duduk, kalau yang macem-mecem gimana. Aku nggak mau nyari masalah, Chaeryeong."

Chaeryeong berjalan mendekati Lia. "Plisss, tolongin gue."

Lia merenggut tidak suka. "Si Soobin jahat, aku nggak suka liatnya," rengek Lia.

"Dia jahat kenapa sih, Ya?"

"Jahat pokoknya, aku nggak suka."

Chaeryeong menggigit bibir bawahnya. "Jadi lo nggak mau ke kantin?"

"Enggak."

Chaeryeong ikut cemberut. "Yaudah deh, gue juga nggak bakal balek ke kantin kalau gitu," Chaeryeong duduk di sebelah kursi Lia.

"LIAAAA SI SOOBIN NGEBONGKAR LOKER LO DI KORIDOR!!!" teriak Yuna kuat, bahkan semua murid dapat mendengar teriakan menggelegar dari Yuna.

"Apaansih lo," Yeji mendorong kepala Yuna karena berteriak tepat di samping telinganya.

"IHH LO YANG APAAN, ORANG GUE MAU NGASIH TAU SI LIA KALAU LOKERNYA LAGI DIBONGKAR-BONGKAR SAMA SI SOOBIN."

"Tapi lo nggak usah teriak-teriak juga."

"SUKA-SUKA GUE DONG, YANG PUNYA HIDUP KAN GUE, BUKAN LO!"

"Tapi lo bisa ngerusak telinga gue dengan suara lo yang cempreng itu. Bisa diem nggak sih?"

"NGGAK BISA!"

"Ihhh diem duluuuuu!" pinta Lia. Tetapi tidak ada yang menggubrisnya.

Lia pusing sekarang, entah itu benar atau tidak, Yeji dan Yuna malah adu mulut. Ingin memotong pun tidak digubris, volume suara mereka begitu kuat sekarang.

Lia menggarut pipinya bingung, ia menatap Chaeryeong yang berusaha memisahkan, tidak ada yang mau menjawabnya.

Teman-teman mereka yang lain pun malah asik sendiri, Lia bertambah bingung sekarang. Haruskah ia percaya dengan perkataan Yuna tadi?

Lia memutuskan untuk kembali duduk, kalau dipikir-pikir capek juga mempunyai teman seperti Yuna.

"IHHH AWAS! JANGAN NGATUR-NGATUR GUE YA!"

Lia meringis mendengar teriakan Yuna barusan.

"Lia!" panggil Ryujin yang baru saja datang.

Awalnya Lia melongo karena tidak terlalu mendengar panggilan Ryujin.

Tanpa aba-aba Ryujin langsung menarik lengan Lia keluar dari kelas. "Jangan disitu Lia, suara si Yuna emang nggak bisa dikondisikan, pendengaran lo bakal rusak nantinya."

Lia terdiam. Ia tidak terlalu dekat dengan Ryujin, ia tidak tahu harus membalas apa.

Hening.

"Lo nggak mau ngambil barang-barang lo yang diambil si Soobin?"

"Jadi dia emang bongkar loker aku?"

"Iya, si Yeji aja udah debat sama dia di koridor, tapi si Soobin bilang lo yang ngasih ijin kalau dia boleh ngebongkar loker lo."

"Ihhhh sejak kapan sih aku ngasih ijinin dia," dengan langkah cepat Lia melewati koridor demi koridor untuk menjumpai Soobin. Ia tidak akan terima jika Soobin merusak barang-barangnya.

***

Okee Lia mulai marahhh😇

Jangan lupa vote yawloh😥

I'M OK | Choi Soobin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang