[5]

2.2K 158 2
                                    

Happy reading
___________________________________

Rosse berjalan lesu memasuki caffe tempat ia bekerja, dan kejadian itu tidak luput dari pandangan Jihyo. Rosse pun menghampiri Jihyo yang sedang bekerja.

"Huft, Jihyo, kenapa kau datang lebih awal dariku?"tanya Rosse.
"Entahlah, kenapa dengan mu? Pagi pagi sudah menekuk muka?"tanya Jihyo.
"Aku sangat tidak suka, semenjak kehadiran dosen dingin dan sialan itu yang suka mengatur kehidupan ku, aku jadi sangat terganggu dengan kehadiran nya. Apalagi ibu ku berniat menjodohkan ku dengan dosen dingin itu,"ucap Rosse. Jihyo yang mendengar kata dijodohkan pun lantas tertawa terbahak bahak.

"Rosse, Rosse, di zaman yang sudah maju ini masih ada saja kata perjodohan, jika aku jadi kau, aku akan kabur daripada harus menerima orang yang akan dijodohkan denganku."ucap Jihyo.

"Kenapa kau berbicara seperti itu?"tanya Rosse heran, "Kau tidak tau? Jika ada perjodohan dan mereka saling tidak kenal, ujung ujung nya adalah bertengkar dan perempuan yang akan jadi korban nya, dipukuli, ditarik rambut nya, dikasari, dan yang paling parah adalah dikurung berhari hari dan tidak diberi makan."ucap Jihyo menakut nakuti Rosse.

Rosse yang mendengar ucapan Jihyo pun meneguk saliva nya kasar dan membayangkan jika saja dirinya yang dikurung berhari hari dan tidak diberi makan? hah! Dia tidak bisa menbayangkan jika dirinya pucat dan akan menjadi kurus.

"Jangan menakut nakuti ku Jihyo!"ucap Rosse, "Jika kau tidak percaya juga tidak apa apa."ucap Jihyo santai.

"Terserah apa katamu, aku akan melayani dan kau menangani bagian lain nya, oke!"ucap Rosse. Jihyo pun hanya mengangguk dan melanjut kan mencuci piring.

Rosse melayani para pengunjung dengan ramah, ketika berada tepat di meja nomor 09 ia ditarik dan dipaksa untuk duduk oleh seseorang. "Kyaaa!!apa yang kau lakukan?"tanya Rosse pada lelaki yang menggunakan masker dan menutupi sebagian muka nya. Ia mulai membuka dan tersenyum jahil pada Rosse.

"Hai, masih ingat kah kau padaku?"tanya nya. "Kau!kau adalah Kris Wu, ya aku mengingat nya, kenapa kau datang kesini dan menarik ku,kau pikir itu tidak sakit?"ucap Rosse kesal. Sedangkan Kris hanya menyengir dan mulai mengambil daftar menu nya.
"Aku pesan spaghetti dan lemon tea," ucap Kris sambil menutup daftar menu makanan dan minuman.

"Baiklah,"ucap Rosse. Sambil beranjak untuk berdiri, tapi Kris lebih dulu mencegah nya. "Hei! Kau jangan berdiri!biarkan mereka yang membuatkan pesanan ku!"ucap Kris sambil menahan lengan Rosse.
"Kau ini apa - apaan! Aku bekerja disini sebagai pelayan, kerja ku adalah melayani mu," ucap Rosse memutar bola mata nya malas.Dan Kris hanya menyengir seperti orang bodoh.

"Maksudku kau akan menemaniku makan biarkan pelayan lain nya yang mengantar mengantar makanan nya."ucap Kris dan memanggil pelayan.

"Hei kau kemarilah!"
"Ya, anda ingin memesan apa tuan?"tanya pelayan itu genit, Kris hanya terkekeh pelan. "Aku pesan spaghetti 2 dan lemon tea 2," ucap Kris.pelayan itu mengangguk dan mengerlingkan matanya sebelum ia pergi, lagi lagi Kris hanya terkekeh, ia sudah terbiasa dengan sikap oara gadis yang genit dengan nya. Ketika Rosse ingin berdiri, Kris menahan nya dan mengisyaratkan nya untuk duduk.

"Aku ada pekerjaan Kris, jika aku malas malasan bekerja gajiku akan dipotong,"ucap Rosse mendesah pelan. Dan seketika itu Rosse menegang karena melihat manejer nya yang sedang berjalan kearah nya.

"Hai tuan,sudah lama kau tidak kesini."ucap manajer Rosse. Dan Kris hanya terkekeh. "Yah, harus bagaimana lagi, pekerjaan ku semakin hari semakin banyak,"ucap Kris sambil melirik Rose yang ketakutan. "Rosse,bukankah ini jam kerja mu?cepat kembali bekerja!"ucap managernya. Rosse yang hendak melangkah pun ditahan oleh Kris.

"Bisakah aku meminjam dia di jam bekerja nya?"tanya Kris, Rosse membelalakkan mata nya. Dia sama saja dengan dosen itu, berbicara sesuka nya,dia pikir aku barang?dasar!.

Manager Rosse pun hanya mengiyakan ucapan Kris, setelah berbincang bincang dengan Kris ia pun pergi. Kris mendorong Rosse untuk duduk. "Aku bisa sendiri"ucap Rosse ketus.

"Apa yang harus aku lakukan disini? Menemanimu makan? Ck!lebih baik aku bekerja,"lanjut Rosse. Kris pun hanya tertawa kecil dan menatap Rosse detail. "Aku punya penawaran untuk mu,"ucap Kris.

"Penawaran apa?"tanya Rosse ingin tau.
"Kau cantik, tubuh mu bagus, kulit mu pun, —"belum sempat Kris melanjutkan ucapan nya, Rosse terlebih dahulu memotong pembicaraannya.
"

Kau berniat membeliku?atau kau ingin menjualku?"tanya Rosse dengan nada tinggi.

"Hei, tenanglah dulu!"ucap Kris.
"Aku ingin kau menjadi model dan bekerja sama denganku, aku pastikan kau akan mendapat gaji yang lebih banyak daripada bekerja disini."ucap Kris. Rosse menatap Kris serius. "Benarkah?"tanya Rosse. Kris pun mengangguk, mereka pun terdiam. Rosse yang masih memikirkan penawaran Kris. Dan Kris yang sibuk dengan laptop nya.

Tidak lama kemudian makanan nya datang. "Selamat makan tampan,"ucap pelayan itu genit. Rosse hanya memutar bola mata nya malas. "Makan lah!, aku tau kau belum makan daritadi pagi."ucap Kris.
Rosse menatap sinis Kris yang sedang menikmati makanan nya.

"Bagaimana kau bisa tau jika aku belum makan daritadi pagi? Kau mengikuti kan?"tanya Rosse, Kris yang mendengar itu pun langsung tersedak. Ia menunjuk nunjuk lemon tea yang berada di dekat Rosse, dan parah nya Rosse tidak peka dengan apa yang Kris tunjukkan.

"Apa?"tanya Rosse, Kris yang masih tersedak pun berdiri mengambil lemon tea nya. "Dasar gadis bodoh! Kau sangat tidak peka, aku tersedak dan minta minuman, sudah lah. Dan sekarang makan lah makananmu!"ucap Kris. Rosse pun hanya mengangguk anggukkan kepala nya.
"Kau yang membayar nya,"ucap Rosse, setelah itu ia memakan spaghetti nya.
"Hm,"

Setelah mereka menghabis kan makanan nya, Kris membuka pembicaraan.
"Bagaimana tentang tawaranku?"tanya Kris.

"Apakah aku harus setiap hari pemotretan?"tanya Rosse. Kris hanya menggeleng. "Eum...baiklah aku menerima tawaran mu," lanjut Rosse. Kris pun tersenyum lebar, kemudian Kris berpamitan pada Rosse.

"Aku pulang dulu, dan terima kasih karena kau menerima tawaranku,"ucap Kris, Rosse pun mengangguk dan melambaikan tangan nya ketika Kris mulai berjalan menjauhi nya. Rosse kembali bekerja hingga larut malam.

Hari sudah semakin malam, Rosse pun berbegas pulang dan berjalan keluar caffe nya. "Jika saja ayah tidak meninggalkan ku, aku tidak perlu bekerja dan menjadi bahan ejekan anak anak di kampus,"ucap Rosse dengan menghapus air mata nya yang turun.

°°°°°

Pe, hai men 😍. Pa iya ga kangen mah aku? 👿, vote + komen + share, jan lupa ikutin akun ini buat info selengkap nya.

My Cold Dosen [ChanRose]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang