[28]

995 83 6
                                    

Happy reading guice !

───────────────── · · · ·

Rosse sedang sibuk menatap laptop nya, kali ini dia tidak sendirian. Ada ketiga temannya yang tidak ada henti-hentinya mengomeli perkara merenggang nya hubungan mereka. Rosse hanya diam dan memilih untuk tidak menanggapi ucapan mereka.

"kalian tau? Besok adalah hari lahir ku," kali ini Rosse mulai menanggapi ucapan Jisoo. Dia menyimak ucapan Jisoo sambil menaruh dagu nya. "bagaimana jika menginap di rumah mu seharian? Tidak masalah bukan?" tawar Lisa,dengan mendapat anggukan dari mereka berdua, hanya Rosse yang masih berpikir.

"bagaimana dengan mu? Ayolah hanya sehari saja." ah, Rosse seperti nya tidak memiliki alasan untuk menolak. Dia juga akan meminta izin terlebih dahulu. "aku akan meminta izin terlebih dahulu," mereka kemudian mengangguk.

"bagaimana kuliah kalian? Apakah ada masalah?" mereka mengangguk secara bersamaan. Lalu mulai menceritakan kejadian di mana mereka pernah mendapat kan hal sial. "aku mempunyai senior yang sering membuat ku kesal. Bahkan sampai menangis." Jisoo tertawa pelan ketika teringat tentang dirinya.

"aku sangat kesal jika berurusan dengan dosen yang menyebalkan," kali ini Rosse, Jisoo bahkan Lisa menyetujui ucapan Jennie. Bagi mahasiswa seperti mereka, tugas adalah makanan pokok yang harus terpenuhi, kuis adalah minuman nya, sedangkan deadline adalah pendamping mereka. "sebuah keajaiban jika mendapatkan dosen yang baik hati dan tidak pelit." mereka hanya mengendikkan bahu, itu memang sebuah keajaiban.

"ah, aku harus segera pulang. Maaf tidak bisa menemani kalian lebih lama," Rosse mengemasi laptop serta mulai menghabiskan minuman nya. Lalu memeluk mereka satu persatu. "aku akan mengubungi kalian nanti." mereka bertiga tersenyum lalu melambaikan tangan.

Rosse berjalan mencari angkutan umum. Dirinya sibuk dengan laptop juga beberapa peralatan, sehingga tidak sadar jika ada mobil yang berhenti di depannya. Lelaki itu, dia membantu Rosse yang sedang kesusahan. Dia hanya menggeleng ketika melihat kecerobohan Rosse yang hendak menjatuhkan alat tulis nya. Wanita itu hanya menyengir, lalu ikut membantu Chanyeol memasukkan barang nya ke dalam mobil.

"hanya itu?" Rosse mengangguk. Dia kemudian masuk ke dalam mobil.

Kemudian hening, mereka hanya sibuk dengan dunia nya masing-masing. Hingga Rosse membuka suara dan mengalihkan perhatian Chanyeol. "bolehkah aku menginap di rumah teman ku? Hanya sehari, tidak lebih," Chanyeol menghentikan mobil nya karena lampu merah. Dia kemudian menatap Rosse. "tidak," Rosse meneguk air ludah nya kasar. Dia tidak mau mengecewakan ketiga teman nya.

Rosse berdehem pelan lalu mengangkat dahunya arogan. "aku sudah berjanji pada mereka," Chanyeol hanya menatap Rosse datar lalu menjalankan mobilnya saat lampu sudah berubah warna. "tidak," Rosse menggeram pelan, dia mengacuhkan Chanyeol dan lebih memilih untuk menatap gedung yang tinggi.

Mereka berdua kini memasuki kawasan rumah Chanyeol, Rosse lebih dulu berjalan dan meninggalkan Chanyeol di belakang nya. Sedangkan Chanyeol hanya menghela napas dan mulai menyusul langkah Rosse di depan nya sana.

Rosse hanya diam saat Chanyeol mendekati nya, dia merasakan tubuh nya terangkat, Chanyeol mendudukkan Rosse di atas paha nya. Chanyeol mengusap lembut rambut Rosse yang bewarna merah itu, kemudian mengecup lembut kening Rosse. "pergilah, jangan lupa untuk hadir di kelas ku esok," Rosse langsung tersenyum cerah. Dia memeluk leher Chanyeol erat. "terima kasih, aku tidak akan membolos saat kelas mu nanti," ujar Rosse sambil mengecup pelan pipi Chanyeol.

"hanya sehari, tidak lebih. Jaga kesehatanmu di sana," Rosse mengangguk dan kembali memeluk Chanyeol. "ayolah aku hanya sehari disana," Chanyeol terkekeh pelan. Lalu dia membalas pelukan Rosse. Ah,  wanita itu mempunyai banyak cara untuk membuatnya terpikat.

My Cold Dosen [ChanRose]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang