Taeyong memagutkan kembali dirinya didepan cermin. Menelisik kembali pakaiannya sebelum akhirnya keluar dari kamarnya setelah dirasa sudah pas.
Hari ini ia akan bertemu dengan Doyoung, seorang editor yang memiliki umur beberapa tahun diatas Taeyong. Dulu ia mengenal Doyoung pada saat Doyoung masih tinggal di depan apartemennya. Bahkan Doyoung jugalah yang menawarkan Taeyong untuk menjadi penulisnya saat tak sengaja membaca khayalan-khayalan Taeyong yang dituangkannya di dalam laptop. Itulah mengapa, diumurnya yang masih terbilang muda, Taeyong sudah bisa menjadi penulis. Itu semua karena bantuan 'kak' Doyoung.
Ya, Jika sedang sendirian, Taeyong bebas memanggilnya tanpa embel-embel 'kak'. Namun jika didepannya, Taeyong harus memanggilnya 'kak' karena Doyoung sangat menganut paham senior-junior.
Merasa superior, itulah yang ada difikiran Taeyong.
Namun Taeyong tak menampik, bahwa Doyoung sangatlah keren. Meski disisi lain ia sangatlah galak, namun ia suka membantu Taeyong bahkan selalu memberi makan Taeyong.
"Kau kurus sekali seperti orang susah, makanya aku selalu memberikanmu makan." - itulah kata-kata Doyoung setiap kali memberikannya makan. Ck, meski terlihat ketus, nyatanya ia sangat peduli kepada Taeyong.
Taeyong mengambil tas selempang yang tergeletak di meja nakasnya. Mengeceknya sekali lagi barang-barang yang berada di dalamnya agar tidak ada yang tertinggal sebelum akhirnya berangkat.
Taeyong keluar dari apartemennya. Sedikit melirik kearah samping kanannya dan tersenyum saat mengingat kejadian tadi malam.
"Ugh, pagi paman tampan." Gumannya seraya memberikan flying kiss pada pintu yang tertutup.
Gila memang, namun itulah Lee Taeyong.
Taeyong mulai berjalan ke lift. Menunggu lift itu turun seraya memainkan game di ponselnya.
"Sialan, aku sudah menanamnya seharian dan kalian dengan mudahnya mencuri tanamanku?! Aish!" Gerutunya saat memainkan sawah hago diponselnya.
Iya, Taeyong sedang bermain sawah hago sekarang. Apakah ada yang ingin bermain dengannya? Kirim id-nya sekarang.
Taeyong terus berfokus pada tanamannya hingga saat seseorang tiba-tiba saja menabrak bahunya dengan kencang, emosi Taeyong langsung meluap.
"Aish, kalau jalan pakai mata!" Hardiknya pada seseorang yang kini juga menatap tajam kearahnya.
Taeyong mengerutkan keningnya sejenak, sepertinya ia pernah melihat orang didepannya ini.
"Kau yang seharusnya sadar diri! Menghalangi jalanku saja!" Hardiknya membuat Taeyong berkacak pinggang.
"Hey, jangan mentang-mentang kau adalah seorang wanita kau bisa dengan seenaknya menabrakku! Kau pikir aku akan meminta maaf dan memujamu, eoh? Hah, tidak akan!"
Ah, Taeyong baru ingat sekarang. Wanita dihadapannya ini adalah orang yang semalam ia lihat berciuman dengan paman Jaehyunnya. Ck, membuat emosinya menjadi berkali-kali lipat.
Wanita itu berdecih. "Dimana sopan santunmu, huh? Ku peringatkan kauㅡ"
Ting
Taeyong langsung masuk ke dalam lift dan menutupnya dengan cepat meninggalkan wanita itu yang masih terbengong-bengong.
Taeyong terkekeh mengejek saat pintu lift perlahan mulai menutup. "Bye, nenek sihir~"
Tuk
Dan pintu lift pun tertutup sempurna meninggalkan Chaeyeon yang masih terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paman, Next Door [JAEYONG]
Fanfiction[ ✔ ] Taeyong tidak tahu, kalau di sebelah apartemennya ada seorang paman yang sangat tampan. "Aku akan membuat paman jatuh hati kepadaku." • It's JAEYONG • BxB • Mature • Don't like don't read! © ochictea Was: #1 Taeyong #1 ffnct #2 Chaeyeon