Jaehyun baru saja keluar dari kamar mandinya hanya dengan memakai celana selututnya saja tanpa atasan. Satu tangannya yang memegang handuk kini telah bekerja untuk mengusak-usak rambutnya yang basah.
Hari sudah malam, dan ia baru saja pulang dari pekerjaannya yang luar biasa banyak. Menjadi seorang penerus sebuah perusahaan memang tak mudah, terkadang justru menyita waktu hingga Jaehyun sendiri tak tahu sudah berapa lama ia tak keluar rumah (jalan-jalan) sejak ayahnya memutuskan dirinya untuk menjadi penerusnya.
Meski kini ia telah memiliki tunangan, nyatanya ia bahkan belum sama sekali mengajak Chaeyeon berkencan. Selain karena tidak ada waktu, ia pun terlalu malas untuk berjalan-jalan keluar dan memilih untuk mengistirahatkan tubuhnya.
Seperti sekarang, Jaehyun hanya bisa menghela nafas saat melihat isi pesan kekecewaan dari Chaeyeon kepada dirinya yang untuk kesekian kalinya menolak ajakan kencan dari tunangannya itu.
Bukan apa-apa, namun karena pekerjaannya yang banyak membuatnya memilih untuk beristirahat dirumah daripada berjalan-jalan yang akan menghabiskan waktu.
Tubuhnya ia dudukkan di ujung tempat tidur. Satu tangannya kini sudah tidak bekerja dirambutnya, melainkan di ponselnya yang menampilkan grafik saham yang kian naik. Senyuman bangga jelas terukir dibibir tebalnya sebelum sebuah suara aneh membuatnya mengernyit.
"Ahhhh mmhh..."
"Ouhhh, pamaaanhh... Shh."
Jaehyun mengernyit saat suara itu makin besar, membuatnya langsung beranjak dari duduknya dan mendekati balkon rumah yang memang sengaja tak ia tutup, angin malam sangat segar menurutnya.
Ia tentu bukanlah orang bodoh yang tak tahu mengenai suara apa itu bahkan siapa pemiliknya. Tapi, sekencang itu? Apakah mereka mainnya terlalu kasar?
Jaehyun sedikit mengintip dibalik balkonnya, sebelum kemudian matanya membulat saat melihat pemandangan yang membuatnya harus meneguk ludahnya kasar. Seorang lelaki kecil yang kini sedang duduk dengan kedua kaki yang terbuka lebar.
Taeyong sedang bermain solo.
Sementara itu Taeyong tak menyadari kehadiran orang yang sedari tadi ia jadikan subjek fantasinya. Tangannya terus bekerja pada adik kecilnya sementara kedua matanya terpejam menikmati sensasi gila yang ia buat.
Taeyong belumlah telanjang bulat. Bahkan baju kebesarannya masih menempel di tubuhnya yang kurus, membuat sebagian bajunya merosot memperlihatkan bahu indahnya. Hanya bagian bawahnya saja kini yang sudah tanggal, memperlihatkan kaki mulus nan kecil khas seorang wanita, padahal ia seorang laki-laki.
"Ouch, ahhh..."
Taeyong mendongak saat puncaknya akan segera tiba, membuatnya langsung mengerang keras sebelum matanya terbuka dan terkejut saat melihat orang lain kini sedang memandangnya aneh.
"Ahh, pamann Jaehyunhh...?"
Bohong jika Jaehyun tak merinding mendengarnya. Nyatanya, kini bulu kuduknya meremang saat mendengar suara desahan Taeyong yang memanggil namanya. Oh, dan jangan lupakan juga kedua mata sayu itu yang terus menatapnya hingga pelampiasan terakhir.
Jaehyun bahkan bisa melihat milik Taeyong yang mungil kini sedang bergetar saat mengeluarkan air kenikmatannya. Benar-benar pemandangan yang luar biasa.
Sementara itu Taeyong kini sedang mengatur pernafasannya. Dadanya naik turun mengambil dan mengeluarkan nafasnya dengan tersenggal. Bahkan kini ia tak repot-repot menutupi kemaluannya padahal sudah jelas bahwa Jaehyun sedang melihatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Paman, Next Door [JAEYONG]
Fanfic[ ✔ ] Taeyong tidak tahu, kalau di sebelah apartemennya ada seorang paman yang sangat tampan. "Aku akan membuat paman jatuh hati kepadaku." • It's JAEYONG • BxB • Mature • Don't like don't read! © ochictea Was: #1 Taeyong #1 ffnct #2 Chaeyeon