Sorry for any typos!
Happy reading!
●
●
●
●
●Taeyong cukup terkejut saat menemukan Rowoon berada didepan kamar hotelnya dengan duduk tertunduk. Bahkan satu tangannya masih memegang permen kapas milik Taeyong dan juga dua buah minuman yang ia taruh disamping tubuhnya.
Taeyong pikir Rowoon telah kembali ke kamarnya mengingat jam telah menunjukkan pukul dua pagi. Namun melihat posisi lelaki itu membuatnya tahu bahwa Rowoon sudah menunggunya terlalu lama.
"Paman Rowoon.."
Cicitan kecil itu berhasil membuat kepala Rowoon mendongak. Kedua matanya terlihat memerah menahan kantuk, dan sedikit menyipit saat menyadari bahwa Taeyong tidaklah sendirian.
"Paman.. maafkan aku, akuㅡ"
"Tidak apa, aku mengerti." Potongnya sambil tersenyum kecil. "Aku cukup panik tadi karena kau tidak kembali. Tapi syukurlah ternyata kau bersama orang yang dikenal." Lanjutnya sambil melirik kearah Jaehyun yang berada di samping Taeyong.
Taeyong yang tahu arah pandang Rowoon hanya bisa meringis. Ia mendadak seperti orang yang tertangkap basah sedang bermain dibelakang musuh; dalam artian seperti Taeyong telah berkhianat ke sesama teman yang meratapi nasib bersama beberapa menit yang lalu.
"Maafkan aku.." cicitnya lagi dan Rowoon hanya tersenyum simpul.
"Baiklah, kalau begitu, aku pergiㅡ"
"Bisakah kita berbicara?" Potong Jaehyun membuat Rowoon dan juga Taeyong menatapnya terkejut.
"Hanya kita berdua." Lanjutnya dan Taeyong tahu bahwa ia tidak diperlukan kali ini saat Jaehyun hanya menatap Rowoon.
"Baiklah kalau begitu, aku yang akan masuk." Ucap Taeyong akhirnya dan mencari kartu didalam saku jaketnya sebelum akhirnya membuka pintu dan memberikannya pada Jaehyun setelahnya. "Ini kunci jika paman ingin kembali." Lanjutnya membuat Jaehyun menerimanya dan mengangguk.
"Ya. Tidurlah, dan jangan tunggu aku."
Taeyong hanya mengangguk patuh dan berpamitan sebelum akhirnya masuk dan menutup pintu. Taeyong tak berfikiran apa-apa tentang Jaehyun yang akan berbicara dengan Rowoon penuh privat. Ia cukup mengerti, mungkin Jaehyun akan menjelaskan semuanya dan mencoba untuk mengakhiri. Dibanding menunggu, ia lebih memilih untuk membersihkan diri sebelum akhirnya naik ke tempat tidur dan memejamkan kedua mata setelahnya.
《 Paman, next door! 》
Tidak begitu lama, namun cukup mengusik saat ia menyadari bahwa Jaehyun kembali pada pukul tiga dini hari.
"Apakah semua baik-baik saja?" Tanya Taeyong dengan suara khas orang bangun tidur saat Jaehyun baru saja keluar dari kamar mandi.
Jaehyun telah menanggalkan jaketnya dan kini ia hanya dibalut oleh kemeja yang terlihat tidak nyaman untuk dibuat tidur. Ugh, rasanya Taeyong ingin menanggalkan semua yang ada ditubuh Jaehyun jika saja ia tak mengingat bahwa mereka baru saja berdamai.
"Ya. Aku memberitahu semuanya tentang apa yang terjadi disana." Jawab Jaehyun sebelum menunjuk tempat disamping Taeyong. "Bolehkah?"
Taeyong terkekeh, lalu menggeser tubuhnya seraya menepuk pelan tempat tidurnya. "Tentu saja. Justru akan sangat aneh jika aku menolak paman." Jaehyun ikut tersenyum dan berakhir dengan ia yang berbaring disamping Taeyong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paman, Next Door [JAEYONG]
Fanfiction[ ✔ ] Taeyong tidak tahu, kalau di sebelah apartemennya ada seorang paman yang sangat tampan. "Aku akan membuat paman jatuh hati kepadaku." • It's JAEYONG • BxB • Mature • Don't like don't read! © ochictea Was: #1 Taeyong #1 ffnct #2 Chaeyeon