12.

21.2K 3.2K 948
                                    

Tubuh yang telah segar itu kini sudah rapih dengan balutan kaos biasa yang sering ia pakai saat di rumah. Mengusak surai basahnya menggunakan handuk sambil beranjak menuju ruang tamu untuk sekedar menonton televisi.

Sesaat setelah ia mendudukkan bokongnya di sofa, ia mulai menyalakan televisi yang menyiarkan berita membosankan. Kedua netra tajam itu menatap ke layar, namun tidak dengan pikirannya.

Pikirannya kembali teringat saat sahabatnya yang mengatakan ingin menculik tetangga sebelahnya itu.

"Apa Johnny benar-benar ingin menjadikan Lee Taeyong sebagai baby boy-nya?"

Itulah pikiran Jaehyun tadi. Namun ia menggeleng pelan, ia tahu bahwa Johnny sangat menyayangi Ten, baby-boynya dan tak akan mengkhianati pria Thailand itu.

Namun.. bagaimana jika benar...

"Aish, apa peduliku." Gumannya sendiri dan memilih untuk fokus pada tayangan di televisinya.






"Ah, apakah seperti ini paman??"

Kening Jaehyun kembali mengernyit. Ia begitu kesal karena dua makhluk yang ia kenal itu sangat berisik.

"Mengapa mereka berbicara sangat kencang? Apa mereka berdua memiliki gangguan telinga sekarang?" Gumannya dan mulai menaikkan volume televisinya. Ia sedikit tersenyum karena akhirnya suara dari mereka tidak terdengar dan ia bisa fokus untuk menonton berita yang membosankan itu.

"Ahhh pamannhh.."

Kedua mata Jaehyun membulat. Meski kedua matanya masih menatap televisi, namun nyatanya kini ia mulai menajamkan indera pendengarannya.

"Ahhh aku tidak kuaathh."

Entah mengapa, namun kini degupan Jaehyun terdengar seirama dengan suara-suara aneh yang dihasilkan oleh Lee Taeyong. Ia ingin menghiraukannya, namun perkataan Taeyong waktu itu kembali diingatnya.



"ia telah berjanji akan mengajarkanku bercinta di balkon kamar sambil melihat pemandangan kota Seoul."




"Apakah mereka sungguh-sungguh melakukannya?" Ujarnya sambil memandang tak percaya kearah luar.

"Jika benar, kau memang sangat brengsek bung." Gumannya. Namun ia tak melakukan apa-apa.

Jaehyun hanya terdiam ditempatnya. Mencoba untuk tak memedulikan dua orang itu dan memijat pangkal keningnya.

"Aghhh pamann sakittthh.."

"Brengsek kau John." Jaehyun sudah tidak tahan lagi. Baginya Johnny sudah bermain kasar pada bocah bar-bar itu terbukti dengan teriakan Taeyong yang memekakkan telinga.

Dengan segera ia melangkah keluar seraya membanting pintu balkonnya.

"JOHN, KAU SUNGGUH BAJINGㅡ" Jaehyun menghentikan kata-katanya setelah melihat pemandangan didepannya.

Johnny, yang masih duduk ditempat semula sedang memandang Taeyong yang kini sedang mengangkatㅡbarbel?

Johnny melirik bingung kearah Jaehyun yang masih memandang tak percaya kearahnya. Berbeda dengan Taeyong yang kini langsung membaringkan tubuhnya asal dengan piluh yang membanjiri wajahnya.

"Hah, aku tidak ingin berolahraga lagi, paman." Gerutunya tanpa menyadari bahwa Jaehyun sedang melihatnya.

Sementara Johnny tak menanggapi perkataan Lee Taeyong. Ia justru beranjak dari kursinya dan berjalan mendekat kearah Jaehyun yang masih menatapnya datar.

Paman, Next Door [JAEYONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang