15

20.1K 2.8K 223
                                        

Hari ini adalah akhir pekan. Kebanyakan orangㅡterutama yang sibuk di hari biasaㅡmemilih untuk memejamkan matanya lebih lama seperti biasanya, seperti Jaehyun saat ini.

Pria berdimple dengan selimut yang menutupi dadanya kini masih tertidur pulas padahal cahaya matahari sudah menyinari wajahnya.

Terlihat sangat lelah, bahkan hingga tak menyadari bahwa kini ponselnya berdering secara terus menerus.








"Mungkin paman Jaehyun masih tertidur." Ungkap seseorang yang kini menyenderkan tubuhnya di luar pintu apartemen milik tetangganya itu.

Seorang berambut cokelat dengan piama bintang berwarna biru gelap kini menguap, menatap kedua orang didepannya yang berbeda tinggi dengan wajah mengantuknya. "Lagi pula mengapa kalian datang pagi-pagi sekali, sih?" Gerutunya.

Johnnyㅡorang yang sedari tadi menghubungi Jaehyunㅡdan juga Ten kini saling berpandangan.

"Pagi? Ini sudah jam 11 Taeyong, sudah siang!" Ujar Ten dan menggeleng saat melihat Taeyong yang kembali menguap.

"Ya, Ten. Tapi ini adalah akhir pekan, semua jam akan dianggap pagi jika sedang akhir pekan." Elaknya membuat Ten memutar kedua matanya.

"Kalian sungguh pemalas." Cibir Ten membuat Taeyong menaikkan satu alisnya.

"Ah, sebenarnya Ten memang ingin berkunjung ke apartemenmu dan aku yang akan ke apartemen milik Jaehyun. Namun sepertinya kami mengganggu kalian jadiㅡ"

"Tapi aku membawa makanan." Ucap Ten sambil menaikkan kantung plastik berwarna putih yang berada ditangannya. "Kau tidak mungkin menolak sekotak ayam goreng hangat dengan saus pedas dan juga mayonaise, ditambah keju yang meleleh diatasnya sebagai menu sarapanmu, bukan?" Tawarnya sambil menaikkan alisnya, menggoda Taeyong.

Taeyong mengerjapkan kedua matanya, sebelum akhirnya berjalan menuju apartemennya dan membuka pintunya. "Kau tahu, aku rasa kau cocok jika bekerja sebagai sales." Ucap Taeyong.

Ten terkekeh, kemudian menarik tangan Johnny untuk mendekat kearah Taeyong. "Aku ingin, tetapi sepertinya kekasih tampanku tak akan mengijinkanku untuk bekerja diluar ruangan seperti itu."

"Ralat, penggoda. Aku tidak suka kau bekerja sebagai penggoda seperti itu." Potong Johnny membuat Taeyong berseru.

"Oh, possesif!" Taeyong sedikit bergeser memberikan ruang. "Silahkan masuk."

Johnny dan Ten terkekeh sebelum akhirnya masuk ke dalam apartemen milik Taeyong.

"Woah, rapih sekali apartemenmu." Puji Ten saat sudah memasuki ruang tamu.

Ten dan Johnny duduk di sofa sementara Taeyong berjalan kearah dapur untuk mengambil minum dan kembali setelahnya dengan membawa dua gelas air jeruk segar.

"Terima kasih." Ucap Ten saat menerima minuman itu dan mulai meminumnya. Namun keningnya mengernyit saat mendengar suara dengkuran halus yang sepertinya berasal dari kamar tidur.

"Umh, apakah kau tidak tinggal sendiri?" Tanya Ten.

Taeyong yang mengerti maksud Ten segera menggelengkan kepalanya. "Tidak, aku memang tinggal sendiri." Taeyong duduk dihadapan mereka. "Dan itu suara Doyoung, ia menginap semalam." Jelasnya.

Ten dan Johnny saling berpandangan sekilas sebelum kembali memandang kearah Taeyong.

"Doyoung? Lelaki yang kemarin menarikmu?" Kali ini Johnny yang bertanya, sedikit penasaran dengan lelaki yang menurutnya cukup tinggi kemarin. Sedangkan Taeyong kini hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Apakah dia adalah kekasihmu?" Sekarang Ten yang bertanya. Dia sama ingin tahunya seperti Johnny.

Taeyong mengerjap, kemudian menggeleng cepat. "Tidak, ia hanya sahabatku."

Paman, Next Door [JAEYONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang