20

18.7K 2.6K 518
                                    

"Mengapa kau selalu memanggilku paman?"

Seorang remaja yang beranjak dewasa itu kini sedang berkacak pinggang dihadapan seorang bocah laki-laki cantik yang kini sedang mengemut lollipopnya dengan terkikik.

"Kan memang paman!" Jawabnya tanpa memedulikan raut wajah seseorang dihadapannya itu.

"Tapi kita sekarang sudah adik dan kakak. Kau adalah adikku."

Benar, bocah dihadapannya ini sekarang sudah menjadi adik (angkat lebih tepatnya) setelah kedua orang tua dari bocah tersebut telah tiada.

Entah mengapa, sejak lelaki yang memiliki wajah cantik itu lahir, selalu saja menempel kepada Jaehyun. Jaehyun jadi merasa bahwa ialah yang merupakan kakak kandung bocah itu karena hampir setiap hari mereka selalu bersama.

"Panggil aku, hyung. Yoon oh hyung." Ajarnya namun bocah itu malah menggeleng cepat.

"Nda! Yoon oh paman!"

"Tidak, aku adalah hyung. Hyungmu."

"Nda! Paman!"

Jaehyun mencebikkan bibirnya. Ia tahu apa kelemahan dari bocah itu; pura-pura bersedih.

"Ahh, baiklah kalau begitu." Jawabnya dengan suara dibuat-buat, membuat bocah itu kini menghentikan kegiatannya.

"Paman, kenapa?" Ada nada khawatir disana, membuat pria yang lebih dewasa tersenyum dalam hati.

"Yongie nakal."

"Nda! Yongie nda nakal!" Elaknya dengan bibir yang kini mulai mengerucut.

"Iya, Yongie nakal, tidak menuruti hyung lagi."

"Yongie nda nakal." Anak kecil itu kini mulai mendekati lelaki yang masih memasang wajah pura-pura sedihnya. "Maafin Yongie, Paman.."

Namun lelaki itu memilih untuk diam, pura-pura mendiami si bocah cantik yang wajahnya semakin memerah menahan tangis.

"Maafin Yongie, Yoon oh hyung.." cicitnya.

Yoon oh melirik kearah Yongie dengan datar. "Hanya itu?"

Mata bulat itu mulai berkaca-kaca, namun kedua tangannya itu kini mulai memeluk tubuh lelaki yang selalu menemaninya sejak ia lahir.

"Maafin Yongie, Yoon oh hyung."

Cup

Kecupan singkat didaratkan si kecil pada bibir tebal milik Yoon oh, membuat pemiliknya tersenyum.

"Nah, ini baru Yongienya hyung."







Paman Next Door










Jaehyun langsung membuka kedua matanya saat mimpi itu kembali menghampirinya. Ya, mimpi yang menurutnya sangat aneh karena ia sama sekali tidak mengenali siapa bocah yang memanggil dirinya Yoon oh itu.

Pada awalnya Jaehyun tidak peduli pada mimpi itu. Namun semakin lama semakin aneh saat mimpi itu sering datang menghampirinya, seolah Jaehyun pernah merasakan hal tersebut.

Jaehyun menggeleng pelan kepalanya. Baginya mimpi hanyalah bunga tidur, tidak ada yang perlu dipikirkan.

Jaehyun langsung beranjak dari tidurnya. Tubuhnya yang polos pada bagian atas langsung terekspos oleh cahaya-cahaya yang mengintip lewat celah-celah jendela.

Jaehyun sedikit merenggangkan otot-otot ditubuhnya sebelum akhirnya menghilang dibalik pintu kamar mandi.

Tidak butuh waktu lama, Jaehyun sudah rapih dengan setelan jasnya. Secangkir kopi panas yang baru saja ia seduh menjadi teman paginya sebelum memulai aktivitas.





Paman, Next Door [JAEYONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang