Maaf kalau ada typo!
Happy reading!
•
•
•
•
•Kedua mata cantik itu mengerjap saat sinar matahari mengganggu tidurnya. Tubuhnya direnggangkan dan bibirnya membentuk huruf o saat ia mulai menguap. Lee Taeyong membuka kedua matanya dengan perlahan dan sedikit mendesis.
"Ah, kepalaku pusing." Gumannya saat merasakan pening merambat kepalanya membuat tangannya dengan cepat memijat-mijat pelan guna meredakan.
"Apa yang terjadi?" Pandangannya mulai terlihat jelas seiring dengan sadarnya yang mulai datang. Ia mengamati ruangan yang ia gunakan dan kemudian ia menoleh kearah bawahnya untuk melihat pakaiannya.
Keningnya mengernyit saat ia tersadar bahwa ia sudah berganti pakaian menjadi baju tidur. Lalu terbangun dengan cepat saat ia tahu bahwa itu bukan pakaian miliknya.
"Apa.. apa yang terjadi..?" Ia bertanya lagi dengan wajah panik. Ia bahkan melupakan bahwa kepalanya masih terasa pening saat ia kembali mencoba mengingat-ingat kejadian sebelumnya.
Ceklek
Pintu kamar terbuka, membuat Taeyong menoleh dan langsung mengernyit saat Doyoung masuk membawa nampan berisi roti berselai cokelat dan juga segelas susu hangat.
"Apa?" Tanya Doyoung saat melihat Taeyong hanya terdiam kebingungan sambil memandangnya.
"K-Kau.. mengapa bisa ada disini?" Tanya Taeyong.
Satu alis Doyoung terangkat tanda tak mengerti. "Aku? Tentu saja ini rumahku, jelas aku berada disini." Jawabnya sambil menaruh nampan di meja nakas, "sepertinya semalam kau minum terlalu banyak hingga lupa dengan kamar temanmu sendiri."
Taeyong menggaruk pelan pelipisnya. Ia benar-benar lupa hampir semuanya hanya karena dua botol minuman saja. Benar-benar definisi lemah akan alkohol!
"Apa yang ku lakukan semalam?" Gumannya yang sebenarnya untuk dirinya sendiri, namun Doyoung kini yang duduk disebelahnya langsung menjawab, "kau bersama lelaki bernama Rowoon."
Wajah Taeyong langsung menatap Doyoung meminta penjelasan lebih.
"Aku tidak terlalu tahu apa yang terjadi. Namun saat aku menghubungimu, bukan dirimu yang mengangkatnya melainkan lelaki bernama Rowoon. Lalu ia mengatakan bahwa kau pingsan dan aku langsung menjemputmu." Jelasnya membuat pikiran Taeyong seketika menjadi terbuka samar mengenai kejadian semalam.
Ah, ia ingat! Ia yang hampir saja berciuman dengan Rowoon sebelumㅡ
"Dan sepertinya kau muntah terlebih dahulu sebelum akhirnya pingsan. Karena ku lihat pakaian lelaki itu kotor dan bau oleh muntahan." Lanjut Doyoung membuat Taeyong seketika merutuki kelakuannya.
Memang Taeyong dan alkohol adalah definisi yang buruk!
"Ah, aku akan meminta maaf nanti padanya." Sesal Taeyong seraya menutup wajahnya dengan kedua tangannya. "Itu benar-benar memalukan!"
Doyoung tak menggubrisnya. Alih-alih justru kini ia menatap Taeyong dengan lakmat. "Jadi, bukankah lelaki itu adalah yang sering kau ceritakan? Lelaki yang kau sebut bodoh oleh cinta si nenek sihir?" Tanya Doyoung sambil menirukan gaya bicara Taeyong tiap kali berbicara mengenai Rowoon.
Taeyong hanya berdeheman, membuat Doyoung kembali membuka suara, "lalu mengapa kalian bisa bersama? Apa kalian berjanjian terlebih dahulu untuk merayakan hari patah hati kalian?" Ejek Doyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paman, Next Door [JAEYONG]
Fanfiction[ ✔ ] Taeyong tidak tahu, kalau di sebelah apartemennya ada seorang paman yang sangat tampan. "Aku akan membuat paman jatuh hati kepadaku." • It's JAEYONG • BxB • Mature • Don't like don't read! © ochictea Was: #1 Taeyong #1 ffnct #2 Chaeyeon