33

16.2K 2.5K 420
                                    

Maaf kalo ada typo!

Happy reading!
























Johnny tersenyum puas saat melihat bagaimana tangan Jaehyun mengepal meski wajahnya hanya menatap foto tersebut datar.

Bukan karena ia senang membuat Jaehyun marah, melainkan ia senang karena akhirnya pria kaku yang sialnya adalah sahabatnya itu akhirnya mengakui kalau ia menyukai Lee Taeyong, bocah tetanggannya sekaligus secara kebetulan adalah adik tirinya.

Oh, Johnny tidak bodoh dengan tatapan yang selama ini Jaehyun layangkan pada Taeyong. Johnny juga tidak bodoh saat melihat bagaimana perlakuan Jaehyun pada Taeyong sama sekali berbeda dengan perlakuan Jaehyun pada Chaeyeon yang notabennya adalah tunangannya.

Jung Jaehyun mungkin adalah seseorang yang pintar dalam segala bidang, namun tidak saat sudah menyangkut hatinya yang keras.

Ia adalah pria yang naif. Selalu memikirkan dampak terburuk dibanding dampak terbaik. Menutup kebenaran walaupun didalam hati kecilnya ia meyakini bahwa itu benar.

Ia adalah pria yang keras, sedikit susah untuk dibantah. Namun kini Johnny sedikit bisa melihat saat ada rasa penyesalan dari raut wajah Jaehyun yang telah menjauhkan ponsel Johnny dari pandangannya.

"Jadi.. apa pendapatmu?" Pancing Johnny saat melihat Jaehyun yang tak membuka suara.

Jaehyun mengangkat bahunya. "Tidak ada." Jawabnya membuat Johnny menghela nafas kesal.

"Oh, ayolah! Kau terlihat kesal dan juga merasa bersalah tadi, lalu mengapa kau tidak memiliki pendapat?" Gerutunya.

Lagi, Jaehyun hanya menaikkan kedua bahunya seraya menatap laptop dihadapannya. "Lalu kau ingin aku mengatakan apa? Mengatakan bahwa aku marah dan tak menyukai kedekatan mereka berdua? Tidak, aku bukanlah pria seperti itu. Biarlah mereka bahagiaㅡ"

"Tapi kau yang tidak, dude!" Potong Johnny cepat. "Oh, ayolah, dimana Jung Jaehyun yang ambisius? Kau terlihat lemah sekarang." Ejeknya.

Jaehyun memutar kedua matanya seraya beranjak dari tempat duduknya. Mendekatkan diri pada mesin kopi yang terletak di ujung ruangan dan memencet tombol on untuk menghangatkan kopi.

"Kau ingin kopi?" Tawarnya pada Johnny yang kini terkekeh.

"Aku tahu kau memikirkannya, bung." Ujar Johnny sambil mendekat kearah Jaehyun. "Perlu bantuan? Tenang saja, aku akan membantumu meskipun kau bilang tidak." Sambungnya seraya mengambil gelas khusus kopi.

"Aku tahu. Bahkan tanpa ku katakan sekalipun kau dan kekasihmu itu sudah bertindak." Jawab Jaehyun membuat Johnny tersedak.

"Hey, bagaimana kau tahu jika aku telah menyuruh Ten untuk ke apartemen Taeyong?" Tanya Johnny begitu terkejut.

Sedangkan Jaehyun hanya menatapnya sekilas sebelum akhirnya pergi dengan satu tangan membawa gelas kopi, meninggalkan Johnny yang terheran-heran.


《Paman, next door!》



Sudah ke sepuluh kali rasanya Ten mengetuk pintu apartemen Taeyong. Dari ketukan yang pelan, sedikit kencang, hingga kencang sekali hingga membuat tetangga Taeyong didepannya memaki Ten pun sudah ia lakukan. Namun tidak ada tanda-tanda bahwa pintu bercat putih itu terbuka.

"Apakah ia sedang pergi?" Gumannya sambil memiringkan sedikit kepalanya.

Ya, Ten pergi untuk berkunjung ke apartemen Taeyong sekarang. Ia hanya ingin menemui Taeyong sekaligus menanyakan perihal hal yang ia lihat semalam.

Paman, Next Door [JAEYONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang