Two || "Apakah itu artinya aku akan memiliki gege juga?"

1.6K 121 59
                                    

Di taman belakang

Junlin menduduki salah satu ayunan di taman belakang mansionnya. Sambil memahami apa yang barusan terjadi.

Junlin takut, sangat takut. Ia membayangi jika calon ibu tirinya akan meperlakukan yang tidak baik padanya.

Sang papa juga ikut menaiki ayunan di sebelah kiri Junlin. "Kau tidak melarang papa untuk menikah dengan nya bukan?" Tanya papanya dengan lembut.

"Aku tidak pernah melarang, tetapi Secepat itukah?" Jawab Junlin dengan wajahnya yang ia tundukan kebawah guna menyembunyikan mata sembab yang mungkin sedikit lagi akan mengeluarkan krystal bening.

"M-maafkan papa kalau baru memberitahu mu sekarang. Ini semua kesalahan papa." Papa Junlin merasa bersalah pada anaknya itu. "Papa hanya ingin menunggu waktu yang tepat, mungkin sekarang adalah waktu yang tepat." Lanjutnya.

"Papa yakin ingin menikah dengan wanita itu?"

"Memangnya papa sudah kenal lama dengannya?"

"Kalau wanita itu jahat padaku bagaimana? Atau bahkan hanya memanfaatkan papa."

"Aku takut bila memiliki ibu tiri. Hiks..."

Sang papa bungkam setelah mendengar penuturan dari anaknya yang di berikan secara runtut.

"Junlin, jangan khawatir papa tidak mungkin salah pilih." Papanya cuma tersenyum sambil mengusak lembut surai kehitaman Junlin.

"Nyonya Wendy itu baik, dan sangat ramah. tidak mungkin akan memperlakukan Junlin seperti itu."

Junlin masih terdiam, menunggu apa yang selanjutnya papanya ucapkan.

"Nyonya Wendy juga mempunyai seorang erzi yang umurnya lebih tua satu tahun dari Junlin."

"Apakah itu artinya aku akan memiliki gege juga?" Tanya nya dengan tidak percaya.

"Iya, jika Junlin mengizinkan papa menikah dengan nyonya Wendy, Junlin akan mempunyai gege."

"Ah, tidak-tidak. Cukup dengan ibu tiri." Bantah Junlin.

"Junlin, tolong dengarla-" Ucap sang papa terpotong.

"Tugas sekolah ku banyak, Aku ingin kembali ke kamar." Ia langsung beranjak dan meninggalkan sang papa yang masih terduduk di ayunan.

"Hey! Tunggu!" Jawab papa nya kesal.

'Cih...apa-apaan ini. mengapa papa berbubah menjadi seorang pemaksa? Ah mungkin ini karena wanita itu.' Monolog Junlin.

Junlin berlari menuju kamarnya di lantai atas dan langsung membanting pintu kamarnya keras.

Nyonya Wendy yang mendengarnya pun langsung terkejut dengan reaksi yang di berikan calon anaknya itu.

Papa Junlin berjalan menuju ruang keluarga menghampiri calon istrinya.

"Aku tahu jika ini akan terjadi." Ujar Wendy sedih.

"Sekali lagi maafkanlah atas apa yang Junlin lakuka-"

"Aku yang seharusnya meminta maaf Chan."

"Tidak-tidak, ini semua memang salahku yang belum memberitahu jika aku akan menikah lagi."

"Sebaiknya aku pulang sekarang, anakku sendiri di rumah. Aku berjanji padanya jika akan pulang cepat."

"Baiklah, besok siang temuilah aku di restorant dekat kantor. Kita makan bersama, ajaklah anakmu juga. Okay?"

"A-anaku?"

"Iya, aku akan mengajak Junlin. Bukankah kemarin kau setuju jika secepatnya kau akan tinggal di rumah ini juga?"

"Ah, iya aku lupa. Okay."

"Maaf tidak bisa mengantarmu pulang Wendy."

"Jangan khawatir Chanyeol, aku kan membawa mobil sendiri. Jadi tidak usah kau antar."

"Be careful, Honey." Di kecupnya kening calon istrinya.

Wanita itu mengangguk dan mereka keluar bersama menuju tempat dimana ia memparkirkan mobilnya.

Tin...Tin...Tin

"Sampaikan salamku pada Zhenyuan." Ujar Chanyeol sedikit berteriak pada Wendy sambil melambaikan tangan kanannya.

"Kkk...nanti akan aku sampaikan padanya. Salam ku untuk Junlin juga yaa!"

Chanyeol tersenyum. Ia kembali kedalam rumahnya, ingin berbicara dengan Junlin. Tetapi mungkin nanti saja di saat Junlin sudah kembali pada mood-nya.




To Be Continued

Don't forget to Vote & Comment⚠

My Stepbrother {ZHENLIN}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang