Twenty || "Zhang Lin."

644 74 10
                                    

"Pasukan mana nih. Lama bener." Ujar Yaxuan, yang hampir menunggu lama di gazebo parkiran sekolah bersama Junlin dan Yaowen.

Yaowen yang sedang duduk sambil memainkan ponsel nya pun bangkit menghampiri Yaxuan. "Sabar ya sayang."

"Untuk apa? Waktu ini sudah terbuang sia-sia~" Ujar Yaxuan lagi kali ini sok men-dramastis.

"Nah itu mereka." Tunjuk Junlin.

"Hai hai. Maap ya kalian jadi nunggu bentar."

"Lama cuk!" Pekik Yaxuan.

Yaowen menarik Yaxuan menuju mobil Zhenyuan. "Udah ayo ah masuk."

"Eh-eh kalian berdua bareng mobil Shengke ge."

"Ah ogah! Nanti malah nyampe nya ke sauna." Elak Yaxuan.

"Kaga ilah. Sana gih." Timpal Chengxin.

"Udahlah biarin pada mau naik subway kali." Shengke masuk ke dalam mobilnya.

"Kita ikutin aja udah yang."

"Ysj."

"Ayo sini masuk Yaowen, Yaxuan." Ucap Jingyuan lembut.

Di mobil Zhenyuan ada Junlin, Chengxin dan Jiaqi. Sedangkan di mobil Shengke ada Jingyuan, Yaxuan dan Yaowen.

"Mau kemana nih kita?" Tanya Zhenyuan di dalam mobil yang menuju suatu tempat.

"Ke sbux dulu lah kuy." Jawab Jiaqi.

Chengxin berdecak. "Jangan sbux ah gw lagi krisis ekonomi."

"Lu berdua gw yang bayarin selow." Zhenyuan melipatkan kedua tangannya di dada. Kebetulan di depannya sedang lampu merah. "Tapi lu bayarin punya gw ya." Lanjutnya.

"Lah?" Chengxin dan Jiaqi pun terdiam. Ko bisa ya punya temen kelewat bijak seperti ini menurutnya.

"Ngga elah canda."

"Alig alig! Zhenyuan lagi banyak duit nih Qi. Hari ini kita porotin dia enak nih kayaknya." Bisik Chengxin pada Jiaqi tapi masih bisa di dengar oleh Zhenyuan.

"Ah Chengxin kalo ngomong emang suka bener." Balas Jiaqi.

"Heh gw denger ya!"

.

.

.

Junlin, Zhenyuan, Chengxin dan Jiaqi yang sudah sampai terlebih dahulu. Sambil menunggu teman-temannya yang lain mereka mampir ke salah satu coffe shop di mall itu. Dan memilih meja di dekat jendela.

"Pada pengen pesan apa?"

Junlin menatap dua wafle nya yang tadi ia ambil sendiri di etalase. Ia hanya belum memesan minuman nya. "Junlin mau strawberry smoothies."

"Kita avocado sama mocha." Kata Chengxin yang duduk di depan Junlin, bersebelahan dengan Jia Qi.

"Oke gw americano aja. " Zhenyuan tersenyum kecil dan hendak memesan.

"Gege yakin?" Junlin melirik Zhenyuan heran. Tidak menyangka selera Zhenyuan seperti papa nya saja. "Pahit lho ge."

"Gk pahit kok. Kan minumnya sambil ngeliatin kamu." Zhenyuan cengar-cengir. Junlin tidak mengubris. Dia mengembalikan buku menu, yang ada di meja. kemudian mulai menyantap wafle nya.

Zhenyuan mengantri cukup panjang, tapi sekarang ia sudah kembali di mejanya.

"Zhang Lin."

Junlin mengurutkan dahi. "Zhang Lin?"

"Hehe, ambil gih." Zhenyuan terkekeh dan menyuruh Junlin untuk mengambil pesanannya.

"Hah? siapa Zhang Lin?" Chengxin bingung sedangkan Zhenyuan menahan tawa.

"Chengxin kiyowo uwu."

"Woy astaga Zhen! bagus bener namanya!" Chengxin berdiri, lalu berjalan dengan langkah panjang.

"Shawn Jiaqi Mendes."

"Itu punya gw?" Tanya Jiaqi, dan Zhenyuan mengangguk. "Good boy." Jiaqi pun menyusul Junlin dan Chengxin yang sudah mengambil pesanan lebih dulu.

"The real man Zhenyuan."

Chengxin yang sudah kembali ke meja, mendengar nama alay dari Zhenyuan. "Anjay amat Zhen. Ck."

"Y x g."

Jiaqi mendecih. "Cih. Kaya kaga ada nama lain aja."

"Ge, Sejak kapan margaku berubah?" Ucap Junlin pada Zhenyuan yang baru sampai mengambil pesanan.

"Eumm...Sejak kita ketemu."

"Maksudnya?"

"..."

Tidak ada jabawan dari Zhenyuan.

"Tuh dia baru pada sampe. Kemana aja kalian?" Kali Ini Jiaqi yang bertanya pada teman-teman nya yang baru sampai.

"Macet eyy." Shengke langsung menyambar bangku di sebelah Chengxin.

"Boong." Timpal Yaxuan.

"Dih apaansi emang bener kan ya yang?" Tanya Shengke dan dibalas dengan anggukan dari Jingyuan.

"Boleh pesen juga kaga nih?" Yaowen bertanya.

"Boleh udah pesen aja sana apa aja ada disini." Chengxin melirik Zhenyuan.


To Be Continued⚘

⚠Don't forget to Vote & Comment⚠

My Stepbrother {ZHENLIN}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang