Twenty Eight || "I will be one of them someday."

448 59 8
                                    

"Sup nya terlalu panas, Junlin ngga bisa makan sekarang. Kan masih panas~" Junlin menjauhkan sup jamurnya ke meja makan dan mulai mengambil satu potongan pizza.

Zhenyuan mencoba mencicipi juga sup jamurnya dan, "You're hot and i'd still eat you-"

"Tunggu, apa?" Tanya Junlin hampir tersedak.

"apa?" Tanya Zhenyuan balik.

"..."

"Jangan marah-marah ah, cepet tua nanti."

"Apa? Bilang apa barusan?"

"Hehe, engga kok."

"Tau ini ga?" Junlin menunjukkan kepalan lengan kanannya tepat di depan wajah Zhenyuan. Sedangkan Zhenyuan hanya memasang wajah tak berdosanya.

"Hehe, bercanda kok tadi. Maaf ya."

"Dasar."

"Jarinya masih sakit yang kena pisau?"

"Ngga."

"Serius? Coba sini gege liat."

"Udah ngga sakit ge, lebay deh."

"Jangan terluka lagi tanpa izin gege." Lirih Zhenyuan.

.

.

.

Malam ini terasa sangat indah.

Terdapat hamparan bintang yang berkelip.

Dan bulan yang cahayanya bukan hanya menerangi muka bumi ini saja tapi juga dapat menerangi hati siapapun yang sedang kelam.

Pandangan Junlin tertuju pada satu bintang.

Yang cahayanya sangat terang melebihi cahaya bintang lainnya.

Menurut apa yang Junlin ketahui dari Chanyeol, bintang itu bernama Sirius.

Bintang yang cahayanya tetap terang meski tertutup oleh awan kelam.

Junlin kagum dengan bintang itu.

Dia telah membuat Junlin tersenyum karna melihat keindahannya.

Malam-malam. Mereka berdua ada di balkon. Sedang bermanja-manjaan, Junlin yang ada di pelukan Zhenyuan. Tiba-tiba Junlin nyeletuk,

"I will be one of them someday."

Bingung, akhirnya Zhenyuan ngikutin arah pandangan Junlin. Gemes juga sih gimana cara Junlin gapai-gapai ke langit.

Itu sirius.

Yang ditunjuk Junlin itu namanya sirius. Bintang malam yang paling terang di langit. Letak nya di konstelasi Canis Major. Paling nyilauin kalo di amatin pakai teleskop.

Zhenyuan ketawa. Junlin cemberut sambil ngelipet tangan, "Kenapa ketawa?"

Iseng, Zhenyuan menggigit kecil hidung mancung milik Junlin. "Gausah macem-macem. Dapetin kamu di bumi aja susahnya minta ampun. Ini mau jadi bintang di langit. Jangan ngerepotin gege."

Abis itu Junlin memasang wajah datar. Kesel kali.

"Maksudnya apa?"

"Nanti juga tau sendiri, Tunggu disini sebentar ya."

"Hm."

Ditinggalnya Junlin sendiri di balkon, sedangkan Zhenyuan sedang mengambil sesuatu di kamarnya.

Belum ada lima menit, Zhenyuan sudah berada di tempat semula. Dengan membawa benda berukuran besar yang membuat Junlin tersenyum lagi.

"Ini teleskop, Baba yang membelikannya sebagai hadiah ulang tahun gege yang ke-7,"

"Coba kemari, dan perhatikan ini," Zhenyuan menarik Junlin yang ada di samping nya menuju teleskopnya.

"Junlin tau? Ini adalah bintang sirius. Ini bintang yang paling terang di antara bintang yang lainnya,"

"Dan kalau yang itu, namanya bintang Canopus." Tunjuk Zhenyuan.

"Salah! bintang Canopus adanya di tanggal dan bulan tertentu! Jadi yang itu namanya bintang Arcturus."

"Ah- iya, sorry gege remed soal nama-nama bintang, kecuali nama bintang yang ada disamping gege ini." Zhenyuan menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.

"Guanlin pernah bilang, 'Bintang itu hanya untuk di pandang. Bukan untuk di gapai.' Tapi saat itu juga langsung di bantah sama papa." Tutur Junlin.

"Pasti papa bilang kalau bintang emang bisa beneran di gapai ya?" Tebak Zhenyuan.

"Sok tau!"

"Lalu?"

"Entahlah."

"Eum, Junlin. Denger ya." Zhenyuan memegang kedua bahu Junlin. "Dirimu begitu indah, Bahkan beribu bintang tidak bisa menandingi keindahanmu."

To Be Continued⚘

(ᴗ˳ᴗ)

Double up?

My Stepbrother {ZHENLIN}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang