Seventeen || "Eh? Bermain apa?"

759 76 16
                                    

Chow mein ala chef Zhenyuan ft chef Junlin dengan bahan seadanya pun sudah jadi.

Mereka berdua menikmatinya dengan enjoy. Walaupun sedikit lebih asin- tapi tetap enak menurut Junlin. Ia menghargai Zhenyuan yang sudah susah payah memasak untuknya.

Yg mo nikah siapa yg masak keasinan siapa. Herman...

Bel rumah Wendy berbunyi. Pertanda ada orang yang datang kerumahnya.

"Eoh? Mama sudah pulang? Ini masih sore." Zhenyuan bangun dan menghampiri pintu utama.

Saat Zhenyuan ingin membuka pintu, ternyata pintunya sudah terbuka dari luar. Itu adalah asisten rumah tangga Wendy. Zhenyuan mengelus dada karena terkejut.

"Hey, kau sudah pulang rupanya. Jie jie baru saja belanja bulanan. Zhen sudah makan?" Ucap wanita yang lebih tua sambil menutup pintu lagi.

"Pantas saja semua bahan habis. Sudah." Zhen membantu wanita tersebut membawakan beberapa barang belanjaan.

Wanita itu menuju dapur yang otomatis di ruang makan ada Junlin. "Wahh Zhen...siapa lagi perempuan yang kau bawa hari ini?" Asisten itu menaruh barang di meja dan langsung menghampiri Junlin yang masih melanjutkan makan nya.

"Dia-" Ucapan Zhenyuan terpotong.

Wanita itu mencubit gemas pipi Junlin. Sedangkan yang punya hanya terdiam sambil meringis sedikit. "Mengapa sangat cantik dan oh- lihat walaupun kau sedikit tomboy...

...tetapi lihatlah paha ku saja kalah mulus dengan mu."

"JOY HENTIKAN! DIA JUNLIN!" Zhenyuan berlari ia menghentikan aktifitas Joy yang terlewat batas menurutnya. Serta seruan kemarahan. Ia menghempas tangan Joy kasar. Cemburu?

Iya, asisten Wendy bernama Joy. Ia adalah adik dari teman Wendy di masa JHS. Zhenyuan dan Joy hanya berbeda 3 tahun. Joy lebih tua darinya. Jadi tidak salah jika Zhen terkadang hanya memanggil nama tanpa embel-embel.

"Hah? Oh yatuhan...Kau Junlin rupanya? Eyy tapi Zhen bilang Junlin itu namja. Apa aku selama ini salah dengar ya?" Joy menggaruk tengkuknya.

"Perkenal-" Kali ini ucapan Junlin yang terpotong.

"Junlin tidak usah di balas dia memang gila. Lanjutkan saja makan mu." Zhenyuan kembali pada kursinya.

"Baik ge."

"Ey dasar. Oh ya maafkan jie jie karena mengira kau yang tidak-tidak ya." Joy mengulurkan tangan kanan nya pada Junlin.

"Tidak apa-apa jie." Junlin membalas uluran tangan Joy.

"Xiexie...oh ya aku sudah tahu banyak tentang mu. Tetapi ini pertamakali aku bertemu denganmu. Ternyata memang benar apa yang dikatan Zhenyuan."

"Junlin! sudah gege bilang untuk tidak mengubris nya lagi." Zhenyuan yang berada di kursi hadapannya mulai jengah.

"Oke baiklah lanjutkan makan mu. Aku ingin memasak. Bye maniss." Joy melambaikan tangan serta mengedipkan sebelah matanya pada Junlin. Lalu kembali pada pekerjaan nya.

"Gatel mah garuk jie bukan nyolek punya orang." Zhenyuan memutar bola matanya malas.

"Gk denger jie jie pake rambut. Wlee."

"Aishh...itu human! Sini jie kalo mau di garukin."

"JOYIE BISA GARUK SENDIRI YA!" Pekik Joy.

"Ge? Bukannya gege mempunyai tugas sekolah?"

"Ah- iya sudah aku kerjakan tadi di jam istirahat. Jadi selesai makan nanti kita bermain saja di kamar gege."

"Eh? Bermain apa?" Junlin bingung pasalnya tadi siang Zhenyuan minta di temani untuk mengerjakan tugas sekolah. Lalu mengapa sekarang bisa berubah?

"Eumm...Junlin ingin main apa kira-kira?"

.

.

.

Sebelum masuk ke dalam kamar Zhenyuan, Junlin mengintip terlebih dahulu di daun pintu kamar gege nya itu. Ia melihat laptop Zhenyuan masih berada di atas ranjang dengan posisi yang sama pada saat ia keluar tadi. Hanya saja sekarang laptop itu sudah di matikan oleh Zhenyuan.

"Ayo masuklah, tenang deh gk bakalan ada hantu." Zhenyuan menarik lengan Junlin.




To Be Continued⚘

⚠Don't forget to Vote & Comment⚠

My Stepbrother {ZHENLIN}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang