Amar

278 14 2
                                    

Terima kasih atas dukungannya karena telah membuat cerita iseng ini dibaca oleh 100 orang lebih. Gi sangat bersyukur untuk itu.

Terima kasih juga atas ide lamanya dari kak @gitafajriatiaj dan beberapa orang yang membantu untuk membuat cerita ini layak dibaca.

Terima kasih juga atas ide lamanya dari kak @gitafajriatiaj dan beberapa orang yang membantu untuk membuat cerita ini layak dibaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gi bawakan Amar untuk kalian😁
🍁

Begitu sampai di Bandara, Amar langsung bergegas menuju ke ruangan kerjanya. Sebagai seorang pilot, Amar memiliki ruangan kerja khusus.

Biasanya, Amar akan berada di sana untuk bersantai sejenak sebelum harus memulai penerbangan. Ia juga perlu mengecek jadwal penerbangan yang kemungkinan bisa berubah karena penundaan atau gangguan lainnya.

Detik demi detik yang telah berlalu, Amar terus memerhatikannya dengan teliti. Karena baginya, waktu itu adalah sesuatu yang berharga yang akan sulit untuk dikembalikan. Ia sangat mengingat jelas kata-kata itu, karena pernah di ucapkan oleh Ayu, orang yang ia cintai sekaligus berharga.

Tapi kini, Amar merasa. Cintanya pada Ayu telah mengalami perubahan. Meskipun Ayu masih menjadi kepunyaannya yang paling berharga di seluruh kehidupannya, tapi seseorang yang baru datang mengisi hatinya akhir-akhir ini adalah tujuan cintanya berlabuh.

Begitu Amar sibuk melamun, seseorang datang menginterupsinya. Membuat dia membalikkan pandangan ke samping, seseorang yang bertugas di bawah perintahnya datang untuk memberitahukan kepada Amar mengenai jam penerbangan mereka yang di percepat.

Amar mengganguk patuh, segera ia berdiri. Dan berjalan menyusuli seorang Co pilot yang sempat mendatanginya di ruangan tadi. Mereka berjalan masuk ke dalam kabin pesawat Air asia, beberapa pramugari yang bertugas ikut menyapanya.

"Selamat pagi, kapten," ucap seorang pramugari bernama Risa Lalita yang tertulis di name tag-nya

Napas Amar tertahan "Iya, selamat pagi." dan ia membalas dengan senyuman pada pramugari yang juga ikut berjejer di samping Risa.

Seorang pramugara bernama Gio Isaac menjelaskan pada Amar mengenai penerbangan yang akan mereka tuju. "Kami, yang akan bertugas menemani penerbangan ini. Sampai ke Singapure, kapten."

Amar hanya membalas dengan anggukan kecil, sebagai seorang pilot yang telah terkenal karena sikap dingin tapi tetap berwibawa, respon yang telah ia berikan merupakan sesuatu yang wajar.

Semua orang harus terbiasa, dikarenakan Amar hanya akan bersikap formal seperti ini saat bekerja. Itu karena penerapannya dilakukan, agar ia tidak terlalu mudah untuk memasukkan pikiran yang tidak begitu penting saat ia harus fokus bekerja.

Mereka semua mendiskusikan berbagai hal mengenai penerbangan yang akan berlangsung di ruang brefing, hingga akhirnya selesai berdiskusi. Amar bersama Co pilot yang bernama Marc Henry menuju ke ruangan kokpit.

My Perfect PilotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang