Apakah ini cinta?

146 4 0
                                    

SENGAJA UPDATE SEKARANG!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SENGAJA UPDATE SEKARANG!!!

.
.
.
.
.
.
.
.

Biar gak kena semprot sama readers

Song recommendation :
Jason derulo ft. Nicki minaj - Swalla

Saat aku dan Amar mulai berjalan untuk pulang setelah melihatnya melontarkan kalimat candaan bersama Dokter Bayu, mulai saat itu aku terus memperhatikan ekspresi wajah Amar yang terus-menerus terlihat tersenyum bahagia.

"Apa ada yang lucu?" tanyaku penasaran

"Tidak ada, Sayang." jelas Amar yang kemudian mulai mengubah ekspresi wajahnya lagi, tetapi saat itu, aku masih merasakan ada keanehan yang tersirat dibalik senyumannya tadi.

Ditambah lagi, baru saja aku mendengar Amar memanggilku dengan panggilan yang biasanya tidak pernah diucapkan untukku. Bagi sebagian orang, mereka akan senang mendengar pasangannya memanggilnya seperti itu, tetapi bagiku Amar menjadi begitu berbeda ketika dia mulai memanggilku dengan panggilan itu.

Apakah akan ada sesuatu yang terjadi lagi di antara aku dan Amar?

Namun, kini rasanya suasana menjadi begitu canggung antara aku dengan Amar. Aku juga merasa perasaanku menjadi begitu berbeda, sampai rasanya aku ingin menutup wajahku dengan menggunakan seluruh tanganku, perasaan ini pun sepertinya spontan terjadi karena pikiranku dan hatiku bagaikan tidak sejalan.

Lalu kemudian aku juga mulai kepikiran dengan ucapan Dokter Bayu, mungkin saja Amar juga sedang memikirkan hal yang sama denganku.

Pada akhirnya, kami telah sampai di depan parkiran mobil kami. Aku melihat Amar tersenyum jahil kepadaku, tampak seperti sedang menggodaku.

"Sayang," Aku mendengar Amar memanggilku dengan sangat lantang.

"Ya?"

"Ah, sepertinya tidak jadi." Amar tidak jadi mengucapkan kalimat yang dia ucapkan, tetapi ia jadi terus menatap mataku.

Benar apa yang telah kuduga, nampaknya Amar mulai menggodaku kali ini, dan entah mengapa aku jadi merasa pipiku bersemu merah hanya karena dipanggil dan ditatap seperti sekarang.

Refleks aku berusaha menutup mataku yang kemudian disambut tawa oleh Amar. Sungguh, saat ini aku tidak tahu harus berbicara apa padanya, yang kuinginkan adalah secepatnya masuk ke dalam mobil agar tidak di goda lagi oleh Amar.

"Biar aku saja yang membuka pintunya, Sa-yang" Kudengar sahutan Amar yang terpotong, karena nyatanya sebelum Amar selesai berbicara, nyatanya aku sudah lebih dahulu membuka pintu mobil dan telah mulai masuk kedalam mobil tanpa memperdulikan dirinya. "Baiklah kalau kamu mau mengabaikanku, Sayang."

My Perfect PilotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang