AlterEgo-Chapter19

6.7K 406 11
                                    

Tak lama Nita datang dengan Ainan, air mata sudah membanjiri wajah Nita. Sam? ah pria itu belum pulang juga dari spanyol, padahal Ainan sudah mengabari jika Aileen kecelakaan dan Sam tak merespon sama sekali. "mungkin papamu lagi sibuk" begitu yang dikatakan Nita

Pintu ruang Icu masih tertutup rapat, Nita masih menangis sesenggukan, Ainan menutupi wajahnya dengan kedua tangan, Dycal masih setia berdiri didepan pintu mengharapkan kedatangan kabar baik. Sedangkan kedua pria yang membawa Aileen kerumah sakit sedang berada dikantor polisi untuk dijadikan saksi

"Cal!!" panggil Rayhan yang baru saja datang bersama yang lainnya. Dycal menoleh, ada Rayhan, Verin, Dika, Zain, dan Althaf.

Verin langsung berlari menuju Nita dan memeluknya erat, tangis Nita semakin riuh begitupun Verin

"Gimana?" tanya Rayhan lagi

Dycal menggeleng lemah

Althaf mendekati Ainan yang sepertinya belum menyadari kehadiran teman temannya. Althaf menepuk pelan bahu Ainan, Ainan mengangkat kepalanya menatap kawan kawannya yang memasang raut wajah khawatir

"Gue gagal Al" ujarnya lemah. Althaf masih diam

"Gue gagal jagain adek gue sendiri" lagi lagi Ainan menutup wajah dengan kedua tangannya

"Gue.. gue terlalu sibuk sama urusan gue sendiri, sampe sampe gue lupa kalo gue punya peri kecil yang seharusnya gue jagain"

"Gue merasa gak berguna jadi abang"

"Nan, lo gak bisa salahin diri lo sendiri"

"Gimana Al? ini emang udah salah gue"

"ini bukan salah lo, ada satu hal di dunia ini yang nggak bisa kita rubah" Althaf menjeda ucapannya

"Takdir. takdir Nan, ini emang udah takdir dan lo gak bisa nyalahin diri lo sendiri"

Ainan diam.

Suara decitan pintu terbuka, semua mata fokus menatap seorang dokter yang baru saja keluar dari ruangan Icu

"Dengan keluarga pasien?"

Ainan mengalihkan pandangannya kearah Mamanya yang masih menangis dipelukan Verin. Ainan berdiri

"Saya kakaknya. dok"

"Bisa ikut saya sebentar?" Ainan mengangguk. Kemudian mengikuti langkah dokter itu pergi

***

"Gimana Nan?" tanya Nita antusias, Ainan menatap Mama dan teman temannya dengam tatapan sendu

"Nan" Air mata Nita meluncur kembali

"Aileen .." Ainan menggantunh ucapannya cukup lama, sedangkan yang lainnya sudah menatap dengan tatapan penasaran

"Nungguin ya.." Ainan menyengir kuda

pletakk

"Serius bego!" Zain menjitak kepala Ainan, siempu hanya meringis

"Haha, selow dong selow"

"Kata dokter, Aileen baik baik aja untungnya cepat dibawa kesini. Mungkin dua atau tiga hari Aileen baru sadar, sebentar lagi Aileen bakal dipindahin ke ruang inap. Mama tenang aja ya"

"Alhamdulilah" ujar Mamanya dan yang lainnya juga

"Gimana keadaannya" datang dua orang pria yang membawa Aileen kerumah sakit

"Alhamdulilah pak, dokter bilang keadaannya baik karena cepat dibawa kesini. Saya ngucapin banyak banyak terima kasih" Ujar Dycal pada kedua pria itu

"Tante, mereka yang bawa Aileen kerumah sakit"

"Saya mengucapkan banyak terima kasih pak" ujar Nita

"Sama sama ibu"

"Oh ya.. saya baru saja dari kantor polisi, polisi sudah memeriksa, dan benar truk itu memang oleng karena sang sopir sedang dalam keadaan mabuk" jelas pria itu

"Untuk kelanjutannya polisi akan memprediksi lagi. Saya dan teman saya pamit ibu, mohon maaf kalo saya lancang membawa Aileen kesini tanpa memberitahu keluarganya dulu. Semoga keadaan Aileen semakin membaik, dan selalu baik"

"sekali lagi terima kasih pak" Ujar Nita

Kemudian pria itu pergi meninggalkan rumah sakit, orang itu benar benar baik.

***

Aileen sudah dipindahkan keruang inap, ada beberapa alat medis yang terpasang. Sedangakan Dycal masih setia duduk disamping brankar. menatap wajah Aileen berharap suatu kejadian terjadi. Nita pulang untuk mengambil beberapa pakaian dirumah, Ainan sedang membeli makanan, sedangkan teman temannya sudah kembali pulang kerumah masing masing.

"Alien" panggil Dycal menatap wajah Aileen yang terlelap dengan tenang

"Biasanya kalo gue panggil Alien, lo marah marah. Haha" Dycal tertawa kecut

"Len, ayo dong marah marah" Dycal menggoyangkan pelan tangan Aileen

"Lo kalo marah beda, gak bikin takut tapi bikin pengen nyubit"

"Len, lo denger gue kan? ayo marah"

"Cih, kaya orang gila gue ngomong sendiri"

"gue hitung sampe lima, kalo lo ga bangun juga, gue pulang"

"Satu" Aileen masih diam

"Dua" masih diam juga

"tiga" masih diam

"empat" diam juga

"lima" diam.

"gue pulang ah" masih diam juga

"tapi engga jadi deng. Haha"

"tenang aja gue gak jadi pulang ko" Dycal mengusap pipi Aileen dengan lembut

"Ahh kayanya gue jadi gila beneran deh"

"Gila karena cintamu. Ahaha"

"Canda Len, tapi kalo lo maunya beneran gue gak keberatan ko. Haha"

Knop pintu terbuka, melihatkan sosok Ainan yang sedang tersenyum geli. Dycal menautkan kedua alisnya

"Nih makan" Ainan menyodorkan sebungkus nasi kepada Dycal

"Uwaw, Len lo gak dibeliin liat. Abang laknat emang"

~

Tinggalkan jejak plis plis :")

Alter EgoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang