"Bang, btw semalem lo ga ngapa ngapain gue kan?" tanya Aileen ketika dimobil menuju sekolah
"maksudnya?"
"semalem kan gue tidur dikamar lo"
Aileen mendapat hadiah sebuah jitakan halus akibat ucapannya, Aileen meringis pelan
"Kalo ngomong jangan sembarangan"
"Ya kan takutnya hilap gitu, hehe" Aileen terkekeh
"kalo mau hilap juga gue sama orang yang bener bener orang"
"jadi maksud lo gue orang ngga bener?!"
"lo yang ngomong gitu barusan" Ainan terkekeh sendiri
Aileen mendengus melipat kedua tangannya didepan dada sambil mengerucutkan bibirnya
"baper.." ujar Ainan ketika merasakan perubahan pada raut wajah Aileen
"jangan digituin bibirnya, jelek tau!" sambung Ainan
siapa yang tidak kesal dibilang seperti itu? kembaran lucknut.
***
Kantin Sma Yaspih Jakarta selalu ramai pada saat jam istirahat, jika telat sedikit sudah dipastikan nggak kebagian tempat duduk. Karena kebanyakan bangku diduduki oleh geng geng yang banyak anggotanya. Seperti dipojokan ada geng badboy yang jumlahnya sekitar lima belas orang. Geng cewek yang bergosip ria sambil cekikikan. Dan nggak lupa sama barisan orang yang sedang mengantri demi mendapat makanan, agar menghentikan aksi demo pada cacing diperutnya.
Aileen malas sekali rasanya untuk masuk kedalam kantin, begitupun Verin yang sedang mengoceh tak henti hentinya. Pasalnya mereka berdua sudah diambang pintu kantin, namun ketika melihat ramainya kantin Aileen dan Verin merasakan malas untuk masuk kedalam.
"Emang lagi manjah lagi pengen dimanjah pengen berduaan dengan dirimu Fifi.."
Suara Zain menusuk pendengaran Aileen sehingga membuatnya menoleh, ternyata ada Ainan dan gengnya sedang berjalan menuju kantin."Shh, Zen diem ngapa sih!" omel Dika karna Zain terus terusan bernyanyi membuat telinganya seakan ingin pecah
"E e e e bang Dika kenapa kau tak pulang pulang"
Pletak..
Alhasil, Dika menjitak kepala Zain membuat siempu meringis sambil mengusap usap kepalanya.
"Bang Dika mah kejam, nggak kaya bang Al yang kalem" Zain merangkul lengan Althaf yang berjalan disampingnya. Sontak Althaf melepas rangkulan tangannya dan berjalan lebih cepat menjauh dari Zain. Melihat kegilaan temannya itu Ainan, Rayhan, dan Dycal yang sedari tadi diam kini tertawa terbahak bahak
"Salah apa gue punya temen kaya lo" Sahut Ainan
"jangan salahkan beta, kalo nggak ada beta ini geng bakalan sepi"
"tapi ngga ada lo geng ini aman dan damai" ujar Rayhan
"Eh eneng eneng maneh gelis pisan.." ujar Zain didepan Aileen dan Verin
Karena melihat raut wajah Aileen yang tak enak, Ainan menghentikan langkahnya menuju kantin
Secara tak sengaja Aileen menangkap manik datar milik Dycal. Namun Aileen langsung mengalihkan pandangannya
"Kenapa?" tanya Ainan pada Aileen yang hanya memberi jawaban dengan gelengan kepala.
"ngga masuk?"
"rame, udah nggak ada bangku yang kosong" sahut Verin, membuat Ainan mengangguk anggukan kepalanya
"ayo ikut kita.." Ainan menarik pergelangan tangan kembarannya, sedangkan Aileen menarik pergelangan tangan Verin.
Jika bersama Ainan dan gengnya tidak susah untuk mendapatkan meja.
Buktinya sekarang, Aileen duduk disamping Ainan dan Verin yang didepannya ada Dycal, Althaf, Rayhan dan Dika, karena Zain memilih duduk disamping Verin.
"Zen pesen Zen. Kaya biasa" titah Ainan
"Asiyap bosQu" Zain melenggang pergi untuk memesan makan
Tak lama makanan yang dipesan Zain datang
"Neng Veve mau disuapin sama abang?" goda Zain lagi lagi
Verin kesal mendengarnya, namun rasa lapar lebih besar dari rasa kesalnya membuat ia mengurungkan niatnya untuk melempar botol kecap.
"Zen diem dulu, gue mau makan laper tau!" bentak Verin yang kesal
"iya sini mangkanya aku suapin"
Kemudian Verin menendang kaki Zain cukup keras membuat Zain meringis.
Aileen hanya geleng geleng kepala kemudian mengambil saos, dan tangan Aileen tersentuh dengan tangan Dycal yang juga ingin mengambil saos. Aileen menatap raut wajah Dycal yang datar. Kemudian melepaskan tangannya dari saos itu, memilih untuk mengalah dari Dycal. Namun setelah mengambil saos Dycal malah menuangkannya ke bakso milik Aileen. Aileen tersenyum hangat kemudian memakan baksonya. Walaupun yang ia lihat raut wajah Dycal masih datar.Setelah selesai makan Aileen langsung kembali kekelas. Dipojok tepatnya dibangku Verin, ia memasang earphone dengan sebuah novel ditangannya. Bukannya membaca ia malah memejamkan matanya menikmati lagu yang didengarnya lewat earphone.
***
Suara bising membuat Aileen terpaksa membuka matanya, ternyata ia ketiduran dikelas untungnya belum ada guru masuk
"Persetan!!" Aileen menoleh kesumber suara. Apa yang ia lihat? Aileen mengusap matanya untuk memastikan yang ia lihat kini hanya halusinasi. Namun tidak, yang ia lihat seorang gadis dengan wajah sangar sedang mencekik leher Dita teman sekelasnya. Dan yang Aileen lihat gadis sangar yang sedang mencekik Dita itu.. Dirinya? Tidak! ini tidak mungkin!.
Aileen memejamkan mata berusaha menenangkan jantungnya yang berpacu lebih cepat melihat kejadian itu, tangannya gemetar. Sebulir air mata menetes dipipinya.
"Gak guna kamu hidup!!" suaranya? yang ia dengar suaranya sendiri
Sebulir air mata kini berubah menjadi isakan kecil. Saat ia merasakan ada yang menyentuh dan mengusap pundaknya, ia memberanikan diri untuk mendongakan matanya.
Verin, dengan senyumnya yang khas. Verin yang mengelus pundaknya
"are you okay?" tanyanya, Aileen mengangguk ragu
"lo tidur, kenapa keluar air mata?"
~
Tekan ☆ sebelum next.
jangan lupa tinggalkan jejak:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Alter Ego
Teen FictionRank #1-Alterego Luka yang belasan tahun lamanya ditutupi, kini terbuka kembali karena suatu insiden. Gadis dengan kepribadian yang berbeda. Dissosiative Identity Disorder atau biasa disebut kepribadian ganda. Jiwanya sering diambil alih oleh altern...