AlterEgo-Chapter28

6.1K 363 9
                                    

Bel pulang sudah berbunyi setengah jam yang lalu, Aileen baru saja keluar dari ruang guru karna bu Fika meminta bantuannya untuk merekap nilai siswa kelas 11

Sekolah sudah terlihat sepi hanya siswa paskibraka yang sedang latihan dilapangan. Aileen berjalan menuju toilet namun sebelumnya ia berpapasan dengan Dycal yang berlari kearahnya

"dari mana? dari tadi gue cari lo" ujar Dycal

"habis bantu bu Fika ngerekap nilai"

"pulang sama gue"

"kalo buat ditinggal dijalan lagi gue nolak"

"Len.."

"apa?"

"gue nggak bermaksud buat---"

"iya gue tau"

Sebelah tangan Dycal merai lengan Aileen untuk digenggam. Sekejap Aileen dapat merasakan kehangatan dari tangan Dycal sampai menembus pada jantungnya. Aileen menghela nafas pelan.

"gue nggak pernah minta dianter pulang sama lo. Dan gue juga nggak pernah nyuruh lo buat anterin gue pulang. Itu semua lo yang mau, tapi kenapa dengan teganya lo ninggalin gue dijalan. Gue nggak ngerti sama lo" tanpa sengaja sebulir air mata menetes dipipi Aileen, dan Dycal menyadari itu

Dycal maju selangkah memeluk tubuh Aileen yang lebih kecil darinya, mengelus lembut rambut Aileen. Dalam pelukan Dycal, Aileen memejamkan matanya sesaat menikmati harum parfum yang melekat pada indra penciumannya

Seperkian detik Dycal melepas pelukannya dan menatap wajah Aileen yang sendu, matanya sedikit sembab

"Len, maaf.."

"gue, gue bener bener minta maaf dan gue janji buat ngga ngelakuin itu lagi"

"Len gue sayang sama lo"

"kenapa yang lo prioritasin orang lain?"

"maaf.."

"entah kenapa setelah apa yang udah lo lakuin ke gue, gue nggak bisa marah sama lo"
Tangan Dycal mengelus pipi Aileen membuat Aileen menerbitkan senyumnya.

"pulang sama gue ya"

Aileen mengangguk, dan berjalan beriringan dengan Dycal.

Aileen menghentikan langkahnya begitupun Dycal ketika mendengar suara orang berbincang dan menyebut nama Aileen

"Terus lo lakuin itu?" tanya seseorang didalam kelas, yang masih terdengar dengan Dycal dan Aileen yang berada diluarnya

"kenapa? salah?" tunggu! itu suara Gabriella Dycal jelas mengenalinya

"sumpah apa yang lo lakuin kejam banget! sampe Aileen masuk rumah sakit! gila lo!" ujar seseorang lagi, Aileen menatap Dycal yang juga sedang kebingungan

"elah segitu mah nggak ada apa apanya" Gabriella berucap dengan santai

"lo nyuruh orang buat nabrak Aileen pake truk, sampe masuk rumah sakit dan lo bilang itu semua ngga ada apa apanya? lo udah bener bener gila! gue nggak habis fikir sama lo!"

"ya biar aja, toh dia yang ngerasain"

Mendengar itu Aileen mengerjapkan matanya. Tak menyangka bahwa Gabriella yang membuatnya celaka, Dycalpun sudah merasa kesal akan fakta yang baru saja didengarnya

"lo ngelakuin itu semua cuma karna lo suka sama Dycal?"

"iya. Tapi ada satu alasan lagi yang lo nggak perlu tau"

Cukup. Fakta yang baru saja didengarnya membuat dada Aileen terasa sesak. Dengan cepat ia menarik lengan Dycal untuk menjauh dari sana dan sesegera mungkin untuk pulang. Awalnya Dycal sempat ingin protes dengan apa yang Aileen lakukan, namun ia tau betul dengan perasaan yang dirasakan Aileen ketika mendengar itu semua.

***

Malam ini cuaca sangat dingin, membuat Dycal seakan enggan untuk keluar dari rumah.

Tiba tiba ponselnya bergetar, Dycal meraihnya

Gabriella02: send a picture

Gabriella02: gue gak tau itu siapa, tapi yang gue liat mukanya mirip Aileen.

Dycal mengamati sebuah foto yang dikirim Gabriella, seseorang wanita yang sepertinya sedang mencekik seorang pria. Foto ini diambil dari belakang, sehingga tidak menunjukan wajahnya. Yang benar saja, tidak mungkin ini Aileen. Tapi jika dilihat lihat dari tinggi badannya mirip sekali dengan Aileen.

Dycal segera menghubungi Aileen

"Len"

"hm."

"lo dirumahkan Len?"

"hm."

"malam ini lo nggak keluar rumah kan?"

"hm."

"Len lo denger gue kan?"

"..."

"Len?"

"..."

"Alien!"

"Apasi Cal gue ngantuk tau!"

Telpon dimatikan sebelah pihak oleh Aileen. Benarkan? difoto itu bukan Aileen.

***

Hari minggu ini adalah hari malasnya Aileen. Buktinya walaupun sudah siang ia masih bergelut dengan selimutnya.

Jendela dan gorden ditutup rapat. Lampu sengaja dipadamkan, membuat suasana seperti masih malam

"Len bangun woyy!!" Sudah berkali kali Ainan menggedor pintu kamar Aileen, namun tak ada sahutan sama sekali

"Len bangun Papa pulanggg!!"

DEG!!

Sontak mata Aileen yang sebelumnya tertutup rapat kini terbuka lebar. Ia langsung bangkit dari kasurnya dan langsung membuka pintu mendapati Ainan yang sedang cengengesan

"mana Papa?"

"di.."

"dimana?"

"Di Spanyol" Ainan berlari menuju kamarnya dan menguncinya rapat

"Sialan!!" kini Aileen yang menggedor gedor pintu kamar Ainan

"buka gak!!"

"nggak. Ampun Can ampun"

"Can can lo kira gue macan!!"

"emang iya kan" Ainan tertawa terbahak bahak

~
Tekan ☆ sebelum next
thxyu:)

Alter EgoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang