AlterEgo-Chapter25

6.1K 366 9
                                    

Vote sebelum bacaa:v
thxyuu..

***

tok tok tok..

Aileen mengetuk pintu kamar abangnya, Ainan.

"Masuk" terdengar sahutan dari dalam sana, Aileen membuka pintunya dan masuk kedalam, terlihat Ainan yang sedang berkutit dengan laptopnya

"Eh lo, ada apa?"

Aileen menggeleng kemudian membaringkan diri dikasur empuk milik Ainan. Dan memejamkan matanya

Melihat gelagat aneh Aileen, Ainan mematikan dan menutup laptopnya, kemudian memutar bangku menatap Aileen yang terpejam

"lo Kenapa?"

Aileen membuka matanya "kangen Papa" kemudian memejamkan matanya lagi. Ainan hanya diam

"tadi gue liat Mama melamun dibelakang, sambil liatin foto Papa" Ainan terkejut dengan ucapan Aileen

"Mama pasti kangen banget sama Papa" sambung Aileen

"gue udah beberapa kali telpon, tapi gak ada jawaban"

Ainan tertegun, pasalnya ia juga sangat merindukan sosok Papanya.

"gue coba telpon" Ainan mengambil ponselnya dan menghubungi Papanya

Dering ketiga belum ada jawaban juga

"Siapa?" ada jawaban, tapi kenapa suara wanita? Ainan menatap Aileen yang juga bingung

"Siapa ya?" tanya wanita itu, lagi.

Sontak Ainan mematikan telponnya

"Papa pasti lagi sibuk, sampe yang angkat sekretarisnya" ujar Ainan pada Aileen yang memasang wajah sedih

"tapi papa bilang, dia disana cuma sebentar"

"Len, yang namanya kerja itu nggak nentu. Suka ada kerjaan dadakan, atau rapat dadakan"

"tapi kenapa Papa nggak ngabarin kita sedikitpun! sesibuk apa Papa disana! sampe lupa sama istri sama anaknya"

"Len, Papa pasti pulang. Percaya sama gue"

"sayangnya gue ragu sama hal itu, mungkin aja Papa main wanita disana"

"Len!"

"apa? bener kan? buktinya yang angkat telponnya wanita"

"gue tau, itu mba Dewi sekretarisnya Papa"

"Terserah"

Aileen membalik badan membelakangi Ainan, dan menangis dalam diamnya.

***

"len ayo liat Papa kamu!"

"liat deh Len, wanita yang dirangkul Papa kamu cantik banget kan"

"Len, kamu jangan sedih"

"buat apa kamu hidup Len! gak guna! lebih baik kamu mati!"

"percuma Len, gak ada yang sayang sama kamu. Buktinya Papa kamu aja ninggalin kamu"

"kira kira setelah Papa kamu, yang bakal ninggalin kamu siapa lagi ya? Haha.. gak guna banget kamu hidup Len!"

Aileen mendengar suara suara itu, ia merasakan takut yang luar biasa. Keringat dingin bercucuran dipelipisnya, ia mencengkeram kuat selimut yang sekarang menjadi temannya.
Aileen sudah menutup telinganya dengan bantal, namun suara itu masih terdengar jelas.

"Aileen, yang kuat! lawan Len! aku yakin kamu bisa!"

"bocah bodoh! gak guna! sudah kubilang disini nggak ada yang sayang sama kamu!"

"Len, kumohon bertahanlah"

Aileen menekan bantal yang menutupi telinganya lebih kuat, ia memejamkan matanya, seketika ia teringat pada Papanya yang belum juga pulang, teringat wajah sendu Mamanya dihalaman belakang dan teringat saat seorang wanita yang menerima telponnya. Air mata Aileen menetes dengan perlahan tercampur keringat yang menjalar

"Papa.." lirih Aileen

"Len.."

Aileen merasa sangat familiar dengan suaranya, dengan keberanian yang tinggal sedikit ia membuka matanya dengan ragu dan terlihat wajah cerah Ainan yang sedang tersenyum

ternyata hanya mimpi, tapi kenapa terasa sangat nyata. Aileen langsung bangkit dari tempat tidur dan memeluk Ainan dengan kencang sambil menangis dipelukan kembarannya itu

Tangisnya semakin pecah saat Ainan mengusap lembut rambutnya dan membalas pelukannya

Setelah puas mengeluarkan banyak air mata, Aileen mengendorkan pelukannya dan menatap Ainan

"Mimpi buruk?" tanya Ainan

Aileen mengangguk, dan mengusap air matanya yang terus meluncur

tangan Ainan dan mengusap keringat dipelipis Aileen dan mengusap air mata Aileen

"jam setengah tujuh, mending sekarang mandi biar gak telat. Lupain semua apa yang ada dimimpi lo. Anggap aja lo nggak pernah mimpiin hal itu"

Aileen mengangguk dan melenggang pergi dari kamar Ainan menuju kamarnya. Semalam ia ketiduran dikamar Ainan.

***

Setelah tak lama berkemas Aileen langsung menuju meja makan menghampiri Mamanya yang sedang menyiapkan bekal

"telat bangun kan? ini Mama udah siapin bekalnya" ujar Nita

Aileen memasukan bekal itu kedalam tas

"Makasih, Mama" Aileen menyalimi tangan Nita

"sama sama sayang" Nita mengecup pelan rambut Aileen

"ekhm.."

"Inan berangkat ya Ma" ujar Ainan yang baru saja datang

"iya, hati hati bang bawa mobilnya"

Ainan mengangguk dan menyalimi tangan Mamanya. Hari ini Aileen berangkat bareng dengan Ainan.

~

tekan ☆ sebelum next.
Dan jangan lupa tinggalkan jejak:)

Alter EgoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang