AlterEgo-Chapter40

6.2K 336 21
                                    

Selama enam bulan sudah Aileen menjalani terapi untuk menyembuhkan gangguan DID nya. Selama enam bulan itu juga Dycal tak bosan untuk menengok Aileen, kini kondisinya sudah sedikit berbeda. Perlahan Aileen bisa mengendalikan dirinya jika alternya mulai menguasai tubuhnya, namun untuk mengendalikan marxo Aileen masih sulit, karena sifat psikopatnya itu yang membuat Aileen takut. Karena jika Marxo sudah menguasai tubuh Aileen, Marxo tak segan untuk menyakiti dirinya. Walaupun Darma sang psikiater sudah menjauhkan Aileen dari barang² membahayakan namun Marxo selalu punya caranya sendiri untuk memuaskan sifat psikopatnya itu, entah menusuk lengannya dengan kuku atau menggigit jarinya sampai berdarah.

Sebenarnya mudah untuk mengendalikan Marxo jika Aileen tidak merasa takut, Aileen berusaha menyakinkan dirinya jika Marxo tidak nyata, Marxo hanya bayangannya saja untuk berusaha mengendalikan emosinya.

Aileen tidak menghentikan sekolahnya, selama enam bulan sudah dirumah sakit Aileen selalu menyempatkan dirinya untuk belajar, Dycal yang akan menjelaskan materinya kepada Aileen. Jika ada ujian Dycal meminta soal kepada gurunya untuk diberikan kepada Aileen, dan Aileen mengerjakannya dirumah sakit dengan janji Dycal tidak boleh menconteki atau memberi tahu jawabannya . Untungnya hampir semua guru mengerti dengan keadaan Aileen. Bahkan teman sekelasnya sering menjenguknya.

"Pelan pelan Cal," ujar Aileen saat Dycal menggantikan perban pada luka gigitan di ibu jarinya yang sudah mulai mengering.

"Oh ya kemarin kamu janjiin aku bawa eskrim mana?" Kata Aileen

"Astaga gue lupa Len," Dycal malah cengengesan sedangkan Aileen sudah memasang wajah sebalnya

"Beliin sana, ga mau tau!" Aileen menarik jarinya yang sedang dipegang Dycal

"Iya iya Sayang." Dycal merapihkan kotak p3k nya

Aileen memukul lengan Dycal, Dycal hanya tertawa. Kemudian melenggang pergi untuk membelikan eskrim yang sudah dijanjikannya kemarin.

Aileen menatap nanar ibu jarinya yang sudah dibaluti perban, kemudian mengalihkan pandangannya pada luka sayatan bekas kuku dilengannya.

"Len," panggil seseorang, Aileen mendongak

Gabriella.

Aileen bangkit dari kursi untuk pergi menjauhi Gabriel, namun Gabriel menahan lengannya

"Gue mau bicara," ujar Gabriella

Aileen diam sejenak

"Plis Len," Gabriella memohon

Akhirnya Aileen kembali duduk dibangkunya, kemudian menatap arah lain. Merasa malas jika harus menatap wajah seseorang yang pernah dengan sengaja melukainya.

"Len gue minta maaf." Gabriella menyentuh lengan Aileen, Aileen hanya diam. Karena baru kali ini selama enam bulan Aileen bertemu dengan Gabriella lagi.

"Gue, gue tau gue salah. Gue tau lo marah besar sama gue. Atas apa yang pernah gue lakuin ke lo. Maaf gue berusaha buat rebut Dycal dari lo. Sampe akhirnya gue sadar sekuat apapun gue berusaha gue nggak bakalan berhasil. Karena apa? Karena Dycal menaruh hati buat lo sepenuhnya. Buat lo Len. Gue cinta banget Len sama Dycal, tapi gue sadar cinta nggak bisa buat dipaksa. Maaf gue baru berani temuin lo hari ini. Maaf Len" tanpa sadar air mata Gabriella menetes. Aileen menatap wajah Gabriel yang sudah dipenuhi air mata.

Aileen masih diam.

"Ada satu hal yang mungkin lo belom tau, dulu gue benci banget sama lo bukan cuma karena Dycal. Tapi ayah lo..." Gabriella tak melanjutkan ucapannya, air matanya semakin deras.

Aileen memeluknya membiarkan bajunya basah dengan air mata Gabriella. Tanpa sadar Aileen meneteskan air matanya juga karena merasakan tangis Gabriella yang begitu pilu.

Setelah tangis Gabriella sudah reda, ia melepaskan pelukannya dan mengusap air matanya dengan tangan. Wajahnya memerah, matanya sembab, rambutnya sedikit acak-acakan.

"Satu hal yang lo nggak tau, ayah lo selama ini nikah sama nyokap gue Len" air matanya kembali banjir. Begitupun Aileen, ia menangis karena ingatan tentang ayahnya yang menghilang kembali muncul.

"Itu alasan kenapa gue benci banget sama lo, terutama ayah lo. Nyokap cerai sama bokap karena nyokap selingkuh sama ayah lo. Gue udah ngelakuin berbagai cara buat batalin acara nikah mereka tapi gue gagal, gue gagal Len. Kegagalan itu yang bikin gue makin murka sama lo, gue tau lo nggak ada sangkut pautnya sama pernikahan mereka apalagi ayah lo ninggalin Lo dengan alibi bisnis. Tapi setiap kali liat Lo disekolah gue selalu keinget nyokap. Gue minta maaf Len,"

Aileen mengusap air mata Gabriella, dan memeluknya lagi. Karena mau bagaimanapun juga setelah mendengar kabar itu Gabriella berarti sudah menjadi bagian dari keluarganya.

"Gabriel, gue maafin lo ko," Aileen tersenyum

"Lo mau ketemu bokap lo?" Tanya Gabriella

"Lo tau dimana ayah?" Gabriella mengangguk

"Aileen.." panggil Dycal dengan nafas terpenggal karena berlari dengan tangan kanannya membawa eskrim vanila yang sedikit mencair. Dycal menatap Aileen dan Gabriella dengan bingung

"Gue janji bakal temuin lo sama bokap lo," ujar Gabriella setelah itu ia melenggang pergi meninggalkan Aileen dan Dycal.

***

Next?

Alter EgoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang