Sekejap Aileen sadar, bahwa kejadian tadi hanya mimpi. Ia menyapu pandangannya mencari Dita, ternyata Dita sedang tertawa ria dengan teman sebangkunya. Aileen menghela nafas pelan kemudian mengusap air mata dipipinya.
Menatap Verin yang masih menunggu nunggu jawaban Aileen, Aileen hanya menggeleng
"mimpi" ujarnya lemah dan tanpa sadar setetes air mata mengalir dipipinya
Verin mengusap air mata dipipi Aileen dan memeluknya. Dalam pelukan, Verin bisa merasakan bahu Aileen yang terguncang. Verin mengelus rambut Aileen. Walaupun Verin tidak mengetahui apa yang ada di mimpi Aileen, namun Verin tau mimpi itu sangat menyakitkan.
***
Bel pulang sekolah sudah berbunyi lima menit yang lalu Aileen berjalan menuju parkiran, karena Ainan sudah menunggu disana. Namun langkahnya terhenti pada saat pergelangan tangannya ditarik dari belakang.
"lo tadi kenapa?" tanya Dycal yang membuat Aileen menautkan kedua alisnya
"kenapa apanya?"
"lo tadi nangis"
"gue, hm.. gapapa"
"pulang sama gue" Tangan Dycal hendak menarik lengan Aileen, namun Aileen menahannya
"nggak, gue sama Ainan"
"gue udah ijin sama abang lo"
"tapi---"
"Len, plis"
"hm. yaudah"
Sepanjang koridor Tangan Aileen dan Dycal saling menggenggam. Aileen berusaha menulikan pendengarannya karena suara bisik bisik tak mengenakan menyeruak ditelinganya
"jujur sama gue lo tadi kenapa?" tanya Dycal ketika diperjalanan menuju rumah Aileen
"gue gapapa"
"gue tau lo bohong"
"kalo lo tau gue bohong, kenapa lo nanya?"
"gue pengen tau alasannya"
"lo tuh cuma sekedar pengen tau, bukan bener bener peduli"
"perasaan gue peduli sama lo"
"perasaan? tau apa lo soal perasaan?"
Dycal kicep.
Tak lama kemudian ponsel Dycal berbunyi, namun Dycal mengabaikannya.
"angkat aja dulu" ujar Aileen membuat Dycal menepikan motornya
"hm?" sahut Dycal sambil mengangkat ponsel ketelinganya
"...."
"gue otw!" raut wajah Dycal berubah menjadi panik
"kenapa?"
"hm.. lo turun sini ya" ujar Dycal membuat Aileen membulatkan bola matanya
"Gabriell. Dia butuh gue sekarang"
"t..tapi---"
"Len plis, hari ini aja"
"hm oke" Kemudian Aileen turun dari motor Dycal
"lo hati hati ya, minta jemput abang lo aja" Aileen mengangguk. Dycal mengelus rambut Aileen kemudian menepuknya pelan.
"Gue duluan" Setelah Dycal benar benar pergi, Aileen menghela nafasnya. Ternyata Dycal lebih mementingkan Gabriella dari pada dirinya.
Setelah sepuluh menit menunggu, tak ada angkutan umum yang lewat. Aileen sengaja ingin naik angkot dari pada meminta Ainan untuk menjemputnya.
Aileen melangkahkan kakinya, memilih untuk berjalan dari pada menunggu angkutan umun yang tidak pasti kedatangannya.
Setelah cukup lama berjalan, kaki Aileen mulai terasa lemas. Tak sengaja matanya menangkap sebuah kafe, istirahat sambil beli minum juga tidak ada salahnya.
Aileen berjalan memasuki kafe, dan memesan minumannya.
"hay.." sapa seseorang wanita muda yang tiba tiba datang dan langsung duduk didepan Aileen. Aileen mengernyitkan dahi
"apa kabar?"
"siapa ya?"
"Mila. Orang tua kamu"
Aileen terpelonjat kaget, dengan ucapan wanita muda didepannya ini.
"ma.. maksudnya?"
"ah ngga perlu kaget. Saya Mila"
"Penerbangannya tinggal setengah jam lagi non" seorang pria tiba tiba datang
"ah iya, tunggu saya dimobil"
"siap non"
"lain kali kita ketemu lagi, see you sayang.."
***
Sebenarnya Aileen masih memikirkan ucapan wanita muda dikafe tadi, fikiran fikiran negatif mulai menyeruak diotaknya. Aileen selalu melafalkan kalimat 'wanita tadi salah orang' dibenaknya dan berusaha untuk menyingkirkan fikiran negatif
Waktu sudah menunjukan pukul sepuluh malam, Aileen sedang duduk disofa dengan keripik kentang ditangannya. Sebenarnya ia sedang menunggu Ainan yang juga belum pulang. Sepertinya Mamanya sudah tertidur pulas.
Lagi lagi Aileen menguap menahan kantuk, sampai tiba pada waktu setengah dua belas malam Aileen terbangun karena suara knop pintu terbuka. Terlihat raut wajah Ainan yang sangat lesu, masih mengenakan seragam sekolah yang sudah sangat kotor dan tas yang ia jinjing dengan lemas.
Aileen menghampiri kembarannya, dan mengambil tas yang dibawa Ainan untuk ia bawakan
"lo belom tidur?" tanya Ainan
"Nunggu lo"
"kenapa?"
"gapapa, dari mana lo?"
"main"
"sampe jam segini?"
"ketiduran tadi dirumah Zain"
"ketiduran ko baju pada kotor gitu? tiduran dilumpur?"
"diselokan" Ainan menaiki tangga meninggalkan Aileen
"kalo jawab yang bener!"
"bener"
"Nan!" Aileen mulai kesal ia melempar tas Ainan sampai meluncur tepat dipunggung Ainan
"Shh.. yang lahir duluan gue apa lo si?"
"sebenernya gue yang lahir duluan, cuma gue ngalah aja waktu diperut Mama"
"ngelucu?"
"gak lucu bambang!"
"Bambang noh bapaknya si Zain"
"Nan ko lo lama lama ngeselin sih!" Aileen sudah mengangkat sebelah sandal tidurnya bersiap untuk melakukan aksi pelemparan sandal
Namun Ainan sudah lari terdahulu memasuki kamarnya san menguncinya rapat rapat.
"Barongsai kalo ngamuk seremm!" teriak Ainan dari dalam kamarnya yang masih terdengar ditelinga Aileen
"Laknat!"
~
tekan ☆ sebelum next
thxyu:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Alter Ego
Teen FictionRank #1-Alterego Luka yang belasan tahun lamanya ditutupi, kini terbuka kembali karena suatu insiden. Gadis dengan kepribadian yang berbeda. Dissosiative Identity Disorder atau biasa disebut kepribadian ganda. Jiwanya sering diambil alih oleh altern...