AlterEgo-Chapter23

6.4K 345 1
                                    

"gimana?" tanya Dycal menatap wajah Aileen

Aileen menoleh "apanya?"

"pemandangannya"

"bagus. Cal liat senjanya" Aileen menunjuk matahari yang hampir terbenam serta awan awan yang berwarna orange

"cantik, kaya lo" Dycal melihat pipi Aileen yang bersemu merah menahan malu.

"rumah pohon dan senja itu jadi saksi bahwa kita pernah bersama" ujar Dycal

"bersama tanpa status" Aileen bergumam kecil, namun masih bisa terdengar jelas ditelinga Dycal

"gak harus punya status buat kita selalu bareng"

Aileen diam, berkecamuk dengan fikirannya sendiri sampai senja benar benar tenggelam. Meninggalkan langit gelap serta ribuan bintang yang berkelip

Dycal melihat kearah Aileen yang masih diam dengan tatapan kosong, Dycal mengambil lengan Aileen lalu menggenggamnya erat. Aileen terkejut dengan tindakan yang diambil Dycal

"mau turun?"

"bentar ya"

"liat deh, bintang yang ini sama yang itu" Dycal menunjuk dua bintang yang berdekatan

"dari sini mereka keliatan dekat, sampe menunjukan kesan romantis tapi kalo dilihat dari dekat mereka sangat jauh"

"tapi, kita gak perlu saling jadi bintang buat keliatan dekat" sambung Dycal

"terus?"

"gue jadi malam, lo bintangnya"

Aileen mengernyitkan dahi

"karena malam bakal selalu ada buat nemenin bintang"

Aileen terkekeh kecil

Selang beberapa menit, mereka berdua turun dan pergi menuju rumah bu Emy.

Aileen menyeruput teh manis yang dibuatkan bu Emy. Sedangkan Dycal pergi ke toilet

"kamu itu cewek pertama yang diajak Dycal buat dateng ke rumah pohon itu" ujar bu Emy, yang membuat Aileen hampir tersedak teh manis yang masih panas itu

"emang rumah pohon itu punya siapa bu?"

"itu punya Dycal, hadiah ulang tahun dari bundanya waktu umur 7 tahun"

"ibu kenal sama keluarganya Dycal?"

Bu Emy tersenyum dan mengangguk "dulu ibu pernah jadi pembantu dirumah bundanya Dycal, ibu yang jaga Dycal selama orang tuanya sering pergi ke Spanyol. Dan semenjek Dycal ikut pergi ke Spanyol ibu berhenti kerja"

Aileen mendengarkan sambil mengangguk anggukan kepalanya

"waktu kecil dulu, Dycal bilang kalo sudah besar nanti Dycal mau ajak pacarnya buat kerumah pohon itu. Dan kamu orangnya"

Aileen hanya tersenyum malu mendengar ucapan bu Emy

"sebelum Dycal pergi ke Spanyol, dia sempet kesini pesen sama ibu dan bapak, buat selalu jaga dan bersihin rumah pohonnya. Karena suatu saat Dycal bakal kembali lagi kesini bareng pacarnya. Dan hari ini, hari pertama Dycal kembali lagi kesini setelah lamanya tinggal di Spanyol"

"Kamu beruntung bisa pacaran sama Dycal"

"ibu, aku sama Dycal--"

"ngomongin apaan? serius bener"

Ucapan Aileen terpotong karena Dycal yang baru saja kembali dari toilet langsung menyahut. Aileen dan Bu Emy menggeleng sambil tersenyum

setelah tak lama berbincang bincang, Dycal dan Aileen pamit untuk pulang pada ibu dan bapak. Selama diperjalanan pulang lagi lagi, Aileen tertidur pulas dibelakang Dycal sambil menyender dipunggungnya.

Bahkan sudah sapai dirumahnya pun, Aileen masih tertidur. Ingin membangunkan namun tak enak, Aileen pasti sangat lelah. Karena bingung harus apa, Dycal mengambil ponselnya disaku dan menelpon Ainan

"Bang, gue didepan bisa keluar gak?"

"bentar, gw otw" kata Ainan diseberang telpon

"kenapa?" tanya Ainan ketika sudah didepan rumah. Mata Ainan menatap kembarannya yang sedang tertidur pulas, karena paham Ainan menggeleng gelengkan kepalanya sambil terkekeh

"bangunin aja?" tanya Dycal bingung

"silahkan, kalo bisa"

"Len!" hening

"Aileen" tak ada sahutan

"alien"

Dycal mendekatkan mulutnya pada telinga Aileen

"Sayang" bisiknya tepat ditelinga Aileen

Kepala Aileen bergerak sedikit, dan bergumam

"Gendong"

Dycal menatap Ainan yang sedang tertawa, kemudian Ainan mengangguk. Dan akhirnya Dycal harus menggendong Aileen sampai ke kamarnya dilantai atas, Aileen.. berat juga.

setelah membaringkan tubuh Aileen dikasur, Dycal pergi keluar kamar dan tak lupa untuk mematikan kampu. Diluar kamar ada Ainan yang terkekeh

"kebo!" dengus Dycal

"Haha.. biasa itu mah"

"untung sayang"

Ainan menepuk pelan pundak Dycal

"gue percaya sama lo"

"thanks"

"oke lah gue pulang"

"sipp hati hati"

***

"Dua putaran lagi!!" teriak pak Tejo dipinggir lapangan. Dycal telat bangun dan berakhir disini, lari dilapangan yang panas dan pastinya tak bisa lepas dari pandangan pak Tejo yang memperhatikan dipinggir lapangan dengan tangan yang memegang senjatanya, penggaris besi.

Dycal melanjutkan larinya yang tinggal dua putaran lagi, namun matanya menangkap sosok dua manusia yang terlihat begitu akrab, Aileen dan Darfa. Sesekali Darfa mengelus rambut Aileen, dan Aileen terkekeh. Hati Dycal memanas lebih panas dari sinar matahari yang menyorot tubuhnya

"Dycal lanjutinn!!" sontak Dycal melanjutkan hukumannya.

~

Next?
klik ☆ sebelum lanjut.
segera biasakan diri untuk meninggalkan jejak, setelah membaca:)

Alter EgoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang