AlterEgo-Chapter34

6.7K 363 14
                                    

Walaupun Nita bukan Mama kandungnya bisa Ainan rasakan rasa sayang yang Nita beri pada Ainan maupun Aileen. Tapi tetap saja ada perasaan mengganjal yang Ainan rasakan ketika baru mengetahui bahwa Mama kandungnya bukanlah Nita melainkan Sarah.

Ainan sungguh sangat tudak ingat apapun tentang masa kecilnya. Ainan menghampiri Aileen yang sedang tidur dikamarnya, satu jam yang lalu Nirma--alter ketiganya--- keluar, lagi lagi ia mengamuk menyayat lengannya dengan pecahan kaca. Untungnya tante Zahra bisa mengendalikan Aileen dan memaksa memasukan obat yang diberi dokter, Aileen langsung tak sadarkan diri dan digendong Ainan menuju kamarnya. Teman-teman Ainan sudah pulang kerumah masing masing

Ainan menatap wajah Aileen yang sendu, ada luka dipelipisnya. Aileen terlihat tidak nyenyak tidurnya sesekali bergerak kecil seperti terkejut. Ainan duduk tepat disamping Aileen. Kemudian menyentuh luka pada lengan Aileen, mau sampai kapan Aileen seperti ini melukai dirinya sendiri. Ainan mengusap rambut Aileen yang acak acakan. Sebulir air mata menetes jatuh tepat pada dahi Aileen. Ainan menyelimuti tubuh kembarannya kemudian melenggang pergi meninggalkan kamar Aileen.

***

Suara decitan pintu membuat Aileen terpaksa membuka kedua matanya dan meninggalkan tidur nyenyaknya, sebuah siluet seseorang membuat mata Aileen menyipit

"Masih mau tidur?" Aileen berpindah posisi menjadi duduk.

Hal pertama yang ia lihat adalah Tante Zahra, dengan senyumannya. Aileen membalasnya namun senyuman itu pudar ketika matanya menangkap sebuah jam dinding pukul delapan pagi

"Jam delapan!" Aileen panik sendiri

"Sekolah sekolah!!" Aileen beranjak dari kasurnya namun Tante Zahra menahan pergelangan tangannya membuat Aileen kembal duduk pada posisi semula

"Gak usah sekolah dulu hari ini ya?"

Aileen menggeleng. Tante Zahra duduk disamping Aileen kemudian memeluk Aileen serta mengelus rambut Aileen

"Istirahat dulu, Tante mohon" Aileen menghela nafas pelan kemudian mengangguk. Dan mengendurkan pelukannya

"Apa tanganmu masih sakit?" ujar Tante Zahra membuat Aileen langsung mengecek tangannya. Ia terkejut kala melihat kedua tangannya terdapat banyak sayatan

"Ini..." sebulir air mata Aileen menetes, Tante Zahra langsung mengusapnya. Dan menceritakan semua kejadian yang terjadi pada Aileen terutama perihal kepribadiannya, orang tuanya serta luka luka yang ada pada tubuhnya.

Awalnya Aileen tak terima dan menganggap semua ya g diceritakan Tante Zahra hanya lelucon. Namun Tante Zahra terus meyakini Aileen agar percaya karena ini semua demi kesembuhannya

"Lihat kamar kamu, kosong. Cuma ada kasur dan jam dinding, benar?" Aileen mengarahkan pandangannya pada ruangan ini, benar semuanya kosong dan Aileen baru menyadarinya

"Itu semua ulah alter yang ada ditubuh kamu. Tante sengaja keluarin semua fasilitas kamu dikamar ini, biar kamu lebih aman. Nggak ada barang yang buat kamu ngelukain diri kamu sendiri"

Aileen menangis

"Kamu harus melawan alter kamu saat mereka ingin mengendalikan tubuh kamu, Tante tau ini semua nggak gampang tapi tante percaya kamu bisa. Kamu kuat"

"Kamu harus bisa lawan mereka, banyak yang sayang kamu disini" seketika bayangan wajah orang-orang terdekatnya melintas

Wajah Nita dan Sam saat mereka makan malam bersama

Wajah Ainan yang tertawa saat berhasil menjahili kembarannya

Wajah Verin saat memarahi Darfa

Wajah Dycal saat tersenyum

Wajah Althaf dengan datar namun menenangkan

Wajah Zain saat tertawa

Wajah Rayhan ketika menggoda Verin

Wajah Dika saat kesal akan sikap Zain

Wajah Darfa saat menggodanya

Serta suasana ketika sedang riuh dikelasnya.

Seperti mendapat energi positif, ia tersenyum kemudian menghapus air mata dipipinya. Ia pasti bisa melawan alter-alter yang ada ditubuhnya, harus.

***

Disekolah Ainan tak menghiraukan guru didepannya yang sedang menjelaskan, ia tidak bisa fokus. Fikirannya terus tertuju pada kembarannya dirumah. Bahkan terhitung sudah lebih dari tujuh kali ia bulak balik izin ke wc dengan alasan sedang diare

Ketika jam istirahatpun ia tak makan sama sekali, padahal ia belum makan apa apa dari pagi. Tatapannya selalu kosong sesekali menghela nafas berat. Teman temannya merasa paham akan keadaan Ainan, yang biasanya berisik dan berbuat ulah Zain hanya diam. Membuat keadaan meja kantin saat ini menjadi sedikit canggung

Dycal berdehem membuat yang lainnya menoleh

"Hm, bang gimana Aileen? Dokter bilang apa?" tanya Dycal

"DID" Jawab Ainan singkat

"Hah? DBD?" timpal Zain

"DID bego! Jauh banget ke DBD!" ujar Dika sewot

"DID?" Zain mengetuk dagu dengan jari telunjuknya seraya berfikir

"Disossiative Identity Disorder" ujar Althaf

"Apa tuh?" tanya Zain lagi

"Kepribadian ganda. Dimana tubuh seseorang terbagi menjadi beberapa alter" ujar Althaf menjelaskan

"Woww? Gue kira kaya gitu cuma ada di film film" sahut Zain

"Ada tiga alter, yang pertama Aileen sendiri kedua, namanya Marxo 29 tahun punya jiwa psikopat ketiga namanya Mirna 20 tahun Mirna yang sering ngelukain diri suka nyayat apapun bahkan dia berencana mau bunuh Aileen" ujar Ainan membuat yang lainnya terkejut

"Sadis" Zain bergidik ngeri

"Kalo ada apa apa jangan segan segan buat minta bantuan apalagi soal Aileen, kita siap dua puluh lima jam" ujar Rayhan yang diangguki lainnya

***

Sekarang Aileen sedang duduk berdua dengan Dycal di balkon kamarnya, jam sudah menunjukan pukul lima sore. Aileen menyenderkan kepalanya pada pundak Dycal, tempat ternyaman menurutnya ditambah Wangi parfum khas Dycal yang menenangkan

"Cal" panggil Aileen

"Hmm?"

kemudian Aileen mendekatkan bibrnya pada telinga Dycal dan membisikan sesuatu

"I love you " Dycal tersenyum mendengarnya kemudian mengusap pucuk kepala Aileen

"I love you to"

"Ditubuh gue bukan cuma ada gue, Cal" nada bicara Aileen menurun

"Siapapun dan berapapaun orang yang ada ditubuh kamu, kalo aku cintanya sama kamu mereka bisa apa?" Aileen tertawa mendengar itu.  Kemudian Dycal memeluknya erat.

~

Vote ★
Komen 💬

Tbc♥

Alter EgoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang