Chapt 2

52 10 0
                                    

Selamat membacaaa gais. Jangan lupa vote dan komennya yah. IlIlupyu

Gelak tawa terdengar di meja makan malam ini.

"Lagian sih kamu ngapain sih dek pake nongkrong d toilet segala. Gaelit banget Hahahhaa" ucap kak Febri sambil terbahak memegang perutnya. sedangkan Aisya dia menunduk karena kesal dan diinjaklah kaki Febri hingga diapun meringgis kesakitan.

Kak Febri dia kakak ku yang memang beda dari ayahku yang kalem bahkan akupun ga percaya kalo dia kakakku. Ha rasain. Dia sedang menggeluti dunia pendidikannya yang sebentar lagi akan selesai. Masaskripsi sedang dijalaninya.

"Udah udah kak ngapain sih ganggu adeknya" Ayah melerai perengkaran kecil kita hingga tinggal terdengarlah dentungan sendok dan garpu melanjutkan kegiatan makan malam kami yang tertunda.
.
.
.

"Yah, ma. aku duluan ke kamar ya ada tugas buat besok yang harus dikumpulin nih" setelah berkata itu akhirnya diangguki oleh semuanya dan Aisya pun melenggang pergi menuju ke kamarnya. Kak febriku itu aku cuekin.

Memang rumah Aisya itu adalah rumah yang sederhana, bukan rumah bertingkat dua apalagi rumah sebagus vila. Rumah Aisya adalah rumah biasa yang memang berada di belakang sebuah perumahan.

"Huftt" Aisya membuang nafas gusar
"Alhmdulillah besok hari terakhir MOPD dan semoga besok aku ga ketemu lagi sama senior itu" ucap Aisya bergidig ngeri membayangkan dia dihukum habis-habisan.

Malam ini Aisya bersiap untuk menyiapkan alat-alat yang harus dia bawa ke sekolah esok hari.
"Pulpen, buku, alat sholat, roti kacang, name tag, topi, yang lainnya 1234" Aisya mengabsen semuanya satu persatu alat yang harus ia bawa esok hari. Memang sekolahnya tidak banyak menuntut untuk membawa ini itu jadi ia tidak kesusahan dalam mencari berbagai hal.

Selesai melaksanakan kegiatannya. Adzan isya berkumandang menandakan semua umat muslim untuk melaksanakan kewajibannya.

Allohu akbar, Allohu akbar

Keluarga Aisya semua berkumpul di mushola kecil tempat mereka melaksanakan sholat berjamaah.

.
.

Aisya pov
"Dek kamu betahkan sekolah disana?" Tanya kakaknya
"Maksud kakak apa?" Tanya Aisya sinis
"Yaa gak maksud apa-apa sih, kakak cuma nanya biasa aja kali" jeda beberapa detik "lagiankan kamu sekolah disana secara gak langsung itu paksaan dek" ujar kak Febri
"Iya kak aku tau tapi gapapa aku seneng ko sekolah disana yaa meskipun gitu" ucap sendu Aisya
"Udah punya temen juga disana jadi kakaj gausah khawatir yah" raut sendu berubah menjadi gembira

"Yaudah kakak doain semoga betah ya dek" ucap kak Febri melenggang pergi keluar kamar

Pletak. Suara benda jatuh tepat ke atas kepakeku

"Sorry dek sengaja" tawa kak Febri berhambur mengejek
"Arrrgh dasar kakak laknat" teriak Aisya memenuhi ruangan kamarnya.

Febri memang sosok yang jail kalo berhadapan langsung sama adeknya tapi sejail-jailnya dia. Dia sangat menyayangi adik satu-satunya itu.

Terimakasih telah membaca cerita absurd saya💙
Vote dan juga bantu komen ya, ini cerita pertama saya yang insyaalloh bakalan updte kalo moodnya baik jadi tolong bantu mood baikyaa😆

Perjalanan Takdir✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang