Chapt 11

24 7 0
                                    

Lanjut

***
Sesuai dengan kesepakatan tadi kak Alif benar-benar menepati perkataannya untuk menemaniku sampai kak Febri datang menjemputku.

Sekarang kami berada di halte yang berada tak jauh dari sekolah. Setelah tadi aku dan kak Alif berjalan beriringan menuju halte dengan kak Alif mendorong motornya sampai halte.

Setelah setengah jam menunggu kak Febri tak kunjung datang menjemput tapi tadi dia bilang sudah jalab menuju sekolah nyatanya sampai sekarang belum sampai juga. Sebenarnya aku tak enak hati dengan kak Alif karena dia rela menunggu kakakku yang tak kunjung datang padahal ini sudah setengah jam lamanya. Aku malu.

Disini tinggal kami berdua karena kebanyakan orang telah menaiki bis, tadinya aku ingin pulang menaiki bis namun kakak ku kekeuh ingin datang untuk menjemput.

Tau gini mending aku pulang sendiri aja naik bis gerutuku dalam hati.

Aku bingung harus berbicara apa pada kak Alif setengah jam keheningan melanda kami tak ada yang memulai berbicara. Dan kini aku memberanikan diri untuk berterimakasih juga meminta maaf.

"Ekhem" dehemanku untuk memulai pembicaraan

"Kak maaf ya jadi merepotkan tapi kalo kakak mau pulang duluan gapapa ko aku bisa sendiri disini" ucapku karena memang tak enak hati pada kak Alif

"Gausah minta maaf Sya gapapa ko, santai aja lagiankan baru setengah jam" jawabnya dengan senyum diujung kalimatnya

"Baru setengah jam, subhanallohh baik banget sih kak. Kakak bilang baru ini udah lama loh aku aja udah muak sama kakak ku tapi aku seneng bisa bicara sama kakak setelah sekian lama" Gerutu Aisya

"Kenapa Sya kamu ngomong sesuatu?" tanya kak Alif bingung

"Eh engga kak. Tapi beneran loh kak kalo kakak mau duluan gapapa"

"Udah Sya kakak juga gapapa ko. Mau setengah jam ataupun sampe magrib nunggu kakak kamu aku masih sanggup ko" jawabnya enteng

Jantung Aisya berdetak tak normal mendengar ucapan dengan nada lembut dan teduh dari kakak kelasnya itu. Sepertinya Aisya suka dengan situasi ini

"Yaudah kalo kakak maksa"

"Iyaa hhe" kekeuhan kecil terdengar
Ingin sekali Alif mengacak rambut yang tertutup oleh jilbab itu namun ia tau itu tak seharusnya dilakukan

"Kamu itu menggemaskan Sya" batin Alif
.
.
.
Selang beberapa menit kemudian motor merah berhenti tepat di depan halte dan menghentikan pembicaraan mereka

"Itu kayaknya kakak kamu bukan Sya?" tanya Alif

"Iya kak"

Lelaki jangkung manis itu mendekat menyambut sang adik dan berbicara

"Assalamualaikum, Maaf ya dek kakak telat tapi mendadak motor kakak mogok jadi dibawa dulu ke bengkel" ucapnya

Aisya menyalimi kakak satu-satunya itu

"Waalaikumsalam kak iya gapapa" ucap Aisya

"Eum inii siapa?" Tanyanya kebingungan karena tidak biasanya Aisya berdua dengan lelaki

"Saya Alif kak, kakak kelasnya Aisya" ucapnya dengan menyalimi tangan Febri

Kakak satu-satunya tampak berfikir tidak biasanya dan Aisya mengerti apa yang difikirkan kakaknya itu

"Dia yang nemenin aku kak sampe kakak dateng kan disini gaada orang lagi lagian kakak lama banget datangnya jadi kak Alif nemenin aku. Maaf ya kak" ucap Aisya panjang

"Oh makasih ya Lif udah nungguin adik ane" ucap Febri dengan menepuk pundak Alif

"Iya kak sama-sama. Karena kakak udah dateng aku duluan ya kak" ucap Alif mengundurkan diri

"Oh iya Lif sekali lagi makasih ya"

"Iya kak sama-sama" jeda 3 detik "kalo gitu duluan ya kak Sya. Assalamualaikum" lanjutnya dengan menyalimi Febri dan menangkupkan tangan pada Aisya

"Iya waalaikumsalam" jawab Febri dan Aisya serempak

Sebelum Alif benar-benar pergi Aisya memanggilnya dan berucap
"Makasih ya kak" dengan senyum yang tulus

"Iya Sya, assalamualaikum" dibalas senyuman tulus juga

"Waalaikumsalam" jawabnya lagi

Alif pergi membelah jalanan dengan motornya

"Khem dek udah ah gausah diliatin gitu zina mata" ucap Febri mengingatkan diikiti senyum mengejek

"Ih apaan sih kak. Udah ah yuk salah siapa juga lama datengnya" gerutu Aisya

"Lah ko jadi nyalahin kakak, gabaik ngegertu sama kakak sendiri"

"Tau ah ayo cepetan ade laper nih" jawab Aisya mengalihkan perhatian kakaknya yang mendelik

Setelah kepergian Alif disusul mereka berdua berjalan membelah jalanan untuk sampai kerumahnya.

Terimakasih
Tandia jika ada yang salah dengan kata atau apapun itu. masih awam dimaklum ya hhe❤

Perjalanan Takdir✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang