Chapt 17

18 6 0
                                    

Selamat membaca :)

***

Hari ini senin pagi, semua kembali kepada aktifitasnya masing-masing.

Aku sudah siap dengan seragam abu-abuku.

Aku menemui mama yang sedang menyiapkan sarapan pagi untuk kami semua.

"Selamat pagi ma" ucapku seraya memeluk mamaku dan mencium pipinya sekilas

"Pagi sayang"

"Papa mana mah?" tanyaku setelah mencari sosok yang kucari tak terlihat

"Itu di depan lagi baca koran"

Aku menjawabnya dengan ber-oh ria.

"Terus kak Febri dimana?" tanyaku lagi

"Kakakmu tadi habis subuhan langsung tidur lagi dek, katanya abis ngerjain tugas skripsinya semalem jadi ngantuknya sekarang. Yaudah deh mama gamau ganggu kasian juga kakakmu gadang semaleman" jelas mama

"Perjuangan banget ya mah skripsi itu" ucapku santai

"Iya dek. Gapapa biar pahit diawal nanti buahnya juga manis. Kakakmu sendiri yang nuai kan. Toh itu buat masa depan kalian juga"

Aku menjawabnya dengan anggukan.
Kemudian aku menyantap makanan yang sudah tertata rapi di meja.

Setelah makanku selesai kemudian aku beranjak untuk membersihkan bekas makanku.

***

"Ma aku pamit yah. Assalamualaikum ma" ucapku berpamitan padanya dan mencium punggung tangannya

Aku berlalu. Sesampainya di pintu utama aku melihat papa sedang berbicara dengan seseorang. Dan ketika aku melihat ke arah luar sepertinya aku mengenali mobil yang terparkir itu.

Berjalan mendekat ke arah papa. Aku tertegun melihat seorang laki-laki sudah siap dengan seragam sekolahnya.

"Pa" ujarku

"Eh tuh Aisya udah siap. Ini nak Alif udah nunggu dari tadi sayang" ucap papa ku yang membuat aku cengo mendengarnya

"Kak Alif nunggu dari tadi. Maksudnya?" batinku

"Iya Sya, tadi kebetulan aku lewat jalan sini. Yaudah sekalian aja biar kita bisa bareng berangkatnya. Gapapakan aku jemput?" ucap kak Alif menjelaskan

"Gapapa ka. Makasih, maaf ngerepotin" ucapku dengan nada tak enak.

"Gaenak apanya sih Sya santai aja. Lagiankan ini kemauan aku juga"

Oiyaya dasar aku hehe.

Akupun mengiyakan ucapan kak Alif kemudian pamit kepada papa dan diikuti kak Alif dibelakangku.

"Aku sama kak alif berangkat dulu pah. Assalamualaikum pa" ucapku mencium punggung tangan papa diikuti kak Alif setelahku.

"Waalaikumsalam warohmatulloh. Titip Aisya ya nak Alif"

Ucapan papa pun diiyakan oleh kak Alif kemudian kami berangkat bersama.

***
Diperjalanan hanya keheningan yang terjadi kami dihanyut oleh fikiran kita masing-masing.

Aku berfikir kenapa papa sepertinya merespon sekali pada kak Alif biasanya papa cuek saja kalau aku bersama dengan laki-laki.

Ah aku sampai bingung memikirkan ini. Biar nanti saja aku tanyakan pada papa daripada aku kaya gini.

Tapi aku kepo. Aku mau tau. tanya jangan tanya jangan" batinku nerkecambuk.

"tanya deh" ucapku final

"Hm kak, Aisya mau tanya?"

"tanya aja Sya"

"Itu"

"Itu? Itu apa maksudnya Sya"

"Ah itu. tadi keliatannya kakak deket banget sama papa. Kakak udah kenal papa sejak kapan?" tanyaku akhirnya

"Ah itu toh yang ditanyain kirain apa. Hehe. Aku kenal papa kamu itu karenaa

Beberapa detik kemudian

nanti kapan-kapan aku kasih tau kamu. tapi engga sekarang" ucap kak alif dengan senyum jahil.

Aku merajuk. Diam.
"Jawaban apa kaya gitu"

***
Sesampainya di sekolah aku turun dari mobil kak Alif. Kemudian disusul olehnya.

"Assalamualikum Aisyaaaaa" itu suara Naya disusul suara Fatimah disampingnya

"Waalaikumsalam kalian" jawabku diiringi senyum agak sedikit malas.

Aku menengok ke arah kak Alif dan dia memberikan senyumnya kepadaku. Biar ku jelaskan. Senyumnya mengembang menampakan lesung pipit disebelah kirinya, gigi gingsulnya itu tampak menawan dan menambahkan kesan manis pada dia. Begitu manis. Gula satu kilo saja kalah manisnya. Hahhaa apaan sih wkwk. Astagfirulloh

"Ayok" Ajak Naya padaku

"Kak Alif makasih yah udah bareng sama Aisya. Tapi sekarang Aisyanya kita bawa dulu buat diintrogasi" ucap Naya dengan seringai meminta jawaban

"He, iya silahkan" jawabnya dengan menggaruk kepala bagian belakang yang tak gatal.

Naya menarikku dengan paksa begitupun Fatimah. Sebelum aku benar-benar pergi aku mengucapkan terimakasih tanpa mengeluarkan suara dan tersenyum pada kak Alif. Dan ia menjawabnya dengan anggukan.

"Kamu hutang cerita lagi sama kita" bisik Fatimah.

Yah aku pasrah dengan mereka yang menarik tanganku secara paksa hingga kita sampai di kelas.

"Assalamualaikum warohmatulloh semua" ucap kami bertiga kemudian dijawab oleh mereka.

Mereka semua yang ada didalam kelas melihat kita dengan tatapan penasaran. Naya dan Fatimah menarikku yang posisinya ada ditengah-tengah mereka sehingga mungkin itu membuat mereka geleng kepala dengan tingkah kita.

Semua tatapan berbeda mengarah pada kami. Begitupun dengan laki-laki yang duduk di sebelah pojok kanan dan perempauan yang duduk diatas meja dengan sinisnya.



Nah loh siapa
Jangan lupa vote, terimakasih💙

Perjalanan Takdir✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang